Sebanyak 10.396 Anak di Kota Bekasi Terpapar Covid-19
Anak-anak banyak terpapar dari kluster keluarga. Mereka dirawat dengan pendampingan.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Akumulasi kasus Covid-19 kalangan anak usia 0-19 tahun di Kota Bekasi, Jawa Barat, mencapai 10.396 kasus. Jumlah itu mencapai seperlima dari total akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi.
”Sejak pandemi sampai hari ini cukup banyak. Ini sudah mencapai 20 persen dari kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bekasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati, Rabu (30/6/2021), di Bekasi.
Adapun akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi hingga Rabu sore mencapai 53.768 kasus. Rinciannya, 2.765 kasus dalam perawatan, 690 kasus meninggal dunia, dan 50.313 kasus sembuh.
Tanti mengatakan, kasus Covid-19 yang menginfeksi anak-anak sebagian besar berasal dari kluster keluarga. Artinya, anak-anak itu terpapar dari orang-orang terdekat di lingkungan tempat tinggal mereka.
”Anak-anak yang terkonfirmasi Covid-19 tidak bisa isolasi sendiri. Kalau dalam masa isolasi ada perburukan, rumah sakit sudah menyiapkan ruangan PICU (pediatric intensive care unit/ruang perawatan intensif untuk bayi),” kata Tanti.
Tanti menambahkan, di Kota Bekasi, hingga Rabu (30/6/2021), RSUD Chasbullah Abdulmajid sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 sudah penuh dengan pasien Covid-19. Rumah sakit itu memiliki kapasitas 400 tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19.
Selain di ruang rawat inap, tenda darurat yang didirikan di halaman RSUD Kota Bekasi bahkan digunakan untuk merawat sebagian pasien yang telah dinyatakan positif Covid-19. Pasien yang positif itu dirawat secara bersamaan dengan pasien lain yang masih menunggu hasil tes usap PCR.
”Bagi yang disatukan ini (di tenda darurat) memang dalam pengawasan kami agar jangan sampai terjadi penularan. Kami tidak bisa langsung pisahkan karena harus antre masuk ke instalasi gawat darurat (IGD). Kami harus tetap menolong semua warga yang sudah datang,” ucapnya.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Tanti, masih terus berupaya menambah ruang perawatan untuk mengurai penumpukan pasien di tenda darurat yang ada di halaman RSUD Kota Bekasi. Saat ini, semua rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, di Kota Bekasi juga telah dijadikan sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi sudah menyiapkan tempat perawatan khusus bagi anak-anak di Kota Bekasi yang terpapar Covid-19. Keluarga atau orangtua tetap mengawasi anaknya saat menjalani isolasi dengan menggunakan alat pelindung diri.
”Di rumah sakit swasta, ruang isolasi masing-masing sudah di atas 60 persen atau telah melebih kapasitas yang dianjurkan Kementerian Kesehatan. Tetapi, masih ada penumpukan karena kasusnya luar biasa,” katanya.
Keterisian pasien yang kian tinggi itu mengakibatkan bed occupancy rate (BOR) semua rumah sakit di Kota Bekasi hingga Rabu telah menyentuh angka 86 persen. Jumlah itu belum termasuk pasien yang saat ini dirawat di tenda darurat RSUD Kota Bekasi.
Sementara itu, di RSUD Kabupaten Bekasi, saat ini dilaporkan lebih dari 60 tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Mereka terpapar Covid-19 sejak terjadi lonjakan kasus pascalibur Lebaran 2021.
”Perawat yang isolasi mandiri itu sudah 60-an lebih. (Terdiri dari) Dokter, tenaga pendamping orang sakit, admin, hampir semua jenis profesi. Cuma karena memang mereka sudah vaksin dua kali, rata-rata tidak sakit sampai harus dirawat,” kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi Sumarti.
Sumarti mengatakan, jumlah sumber daya manusia di rumah sakit pemerintah yang terletak di Cibitung itu pun kian berkurang. Pihaknya kini sudah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan itu dengan merekrut tenaga kesehatan baru.
”Ada 20 perawat yang melamar dalam perekrutan yang kami buka. Dari jumlah itu, sudah ada 16 pelamar yang lolos dan telah kami tempatkan di posisi masing-masing,” ucap Sumantri.
RSUD Kabupaten Bekasi juga saat ini sudah menghentikan pelayanan IGD kepada pasien non-Covid-19. Hal itu dilakukan menyusul melonjaknya jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut.