Lonjakan jumlah pasien Covid-19 terus terjadi di Jabodetabek. Di RSUD Kota Bekasi, pasien membeludak hingga di luar tenda darurat.
Oleh
Stefanus Ato/Aguido Adri/Ambrosius Harto
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kondisi antrean pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat, kian memprihatinkan. Tenda darurat yang dibangun di halaman rumah sakit tak lagi mampu menampung pasien dan menyebabkan sebagian pasien sempat mengantre hingga berbaring di luar tenda.
Direktur RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kusnanto Saidi, mengatakan, tenda darurat yang digunakan sebagai tempat skrining dan ruang tunggu sebelum pasien mendapatkan hasil tes usap PCR itu memiliki kapasitas tampung 30 tempat tidur. Namun, sebagian pasien terpaksa diatur petugas mengantre di luar tenda karena jumlah pasien yang datang lebih dari kapasitas tampung tenda darurat.
”Tadi pagi antrean sudah melebihi kapasitas. Jadi, kami membuka lorong yang ada di pintu masuk Gedung A untuk ditetapkan sebagai triase dengan kapasitas 15 tempat tidur,” kata Kusnanto, Jumat (25/6/2021), di Bekasi.
Kebetulan memang velbed kami kemarin ditetapkan hanya 30. Ternyata, pasien yang datang melebihi itu.
Pihak rumah sakit, menurut Kusnanto, kembali menambah ruang perawatan pasien di lantai satu, tepatnya Gedung E, dengan 45 tempat tidur. Dengan adanya penambahan itu, saat ini ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi sebanyak 400 tempat tidur.
Pihak rumah sakit, kata Kusnanto, akan terus berupaya mengurai kepadatan pasien di depan halaman rumah sakit. Kepadatan itu sempat terjadi karena banyak pasien masih harus menunggu hasil skirining untuk menentukan pasien yang datang positif atau negatif Covid-19.
”Jadi, begitu pasien datang, mereka menunggu dulu. Sambil menunggu, ada pasien yang tidak mau duduk di kursi roda, maunya tiduran. Kebetulan memang velbed kami kemarin ditetapkan hanya 30. Ternyata, pasien yang datang melebihi itu,” katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengakui ada peningkatan jumlah pasien dua kali lipat dari kapasitas tampung rumah sakit. Namun, ia mengklaim RSUD masih mampu menampung pasien. ”Tetapi, pasien yang masuk itu 37-40 persen dari luar Kota Bekasi. Kami pelayanan cukup cepat, komunikasi mudah, sehingga warga memilih RSUD,” ucapnya.
Di Kota Bekasi, akumulasi kasus Covid-19 hingga Jumat mencapai 50.247 kasus. Rinciannya, 2.800 kasus dalam perawatan, 642 kasus meninggal, dan 46.608 kasus sembuh. ”Angka kematian kami 1,2 persen dari kasus konfirmasi. Itu artinya masih kecil. Sementara angka kesembuhan mencapai 93 persen,” katanya.
Kepala Pusat Data dan Informasi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Ivan Murchayo mengatakan, pada Jumat pukul 12.00, jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan sebanyak 120 jenazah. Angka ini tidak sebanyak jumlah jenazah yang dimakamkan pada Kamis (24/6/2021), yakni 182 jenazah.
”Di TPU (Tempat Pemakaman Umum) Rorotan di Jakarta Utara, sampai kemarin sudah 1.047 jenazah dimakamkan,” kata Ivan saat dihubungi, kemarin.
TPU Rorotan, menurut Ivan, memiliki kapasitas tampung 7.200 petak makam. Sejauh ini hingga Kamis, sudah terpakai 1.047 petak sehingga tersisa 6.153 petak makam.
Di Jakarta, sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 hingga 24 Juni 2021 mencapai 20.283 jenazah. Jika ditambah dengan yang dimakamkan hingga Jumat siang, total jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan di Jakarta mencapai 20.403 jenazah.
”Kami sekarang buka dan tutup makam pakai mini excavator. Ini lumayan efektif mengurangi tenaga petugas pemakaman. Mereka tinggal mengangkat peti langsung ke petak makam dan ditutup bersamaan dengan ekskavator sehingga frekuensi yang tinggi tidak memakan waktu banyak saat pemakaman,” katanya.
Kemarin, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, ada tambahan 4.294 kasus aktif baru sehingga total ada 44.931 kasus. Akumulasi sejak awal pandemi sebanyak 501.396 kasus dengan 448.288 orang sembuh dan 8.177 kasus meninggal.
Meninggal saat isolasi
Dari Kota Bogor, Jawa Barat, B (65), warga Ciluar, Bogor Utara, yang terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal saat isolasi mandiri di rumah.
”B terkonfirmasi positif setelah tes usap antigen. Puskesmas menyarankan pasien menjalani perawatan lanjutan. Namun, keluarga meminta isolasi di rumah. Kondisi semakin menurun karena ada penyakit penyerta,” kata Camat Bogor Utara Marse Hendra Saputra.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, kondisi kesehatan warga yang terkonfirmasi positif memburuk saat isolasi mandiri. Beberapa dari mereka terpaksa isolasi mandiri karena ruangan isolasi dan perawatan di rumah sakit rujukan semakin penuh dan memiliki daftar tunggu.
Wali Kota Bogor Bima Arya meminta puskesmas memastikan stok dan suplai obat serta vitamin tercukupi untuk keluarga atau pasien yang sedang menjalani isolasi.
Kabar buruk juga didapatkan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. Dari keterangan tertulis, Arief mengatakan meningkatnya angka kasus positif Covid-19 berdampak pada status zona penularan. Menurut data Pemprov Banten, Kota Tangerang kini berstatus zona merah penyebaran Covid-19.
”Di lingkungan zona merah juga diberlakukan micro lockdown. Satgas Covid-19 RT/RW menjadi kunci penanganan pandemi,” katanya.
Situasi pandemi di Jawa Timur pun memburuk. Gubernur Khofifah Indar Parawansa kembali terpapar Covid-19. Menurut laman resmi infocovid19.jatimprov.go.id, Jumat, warga yang terjangkit bertambah 975 orang sehingga total 167.806 orang. Sebanyak 62 orang meninggal dan total kematian 12.414 orang.