Pasien Covid-19 Usia Anak-anak di DKI Kian Banyak
Sebanyak 7.505 kasus positif Covid-19 pada Kamis menjadi tambahan kasus terbesar harian di DKI selama pandemi ini. Ketepatan penanggulangan pandemi dibutuhkan.
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah kasus positif harian DKI Jakarta per Kamis (24/6/2021) mencapai 7.505 kasus atau angka harian tertinggi selama pandemi Covid-19 ini. Sekitar 15 persennya atau 1.112 kasus menimpa anak usia 0-18 tahun.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia, melalui keterangan tertulis, Kamis (24/6/2021), menjelaskan, semua kasus positif terkonfirmasi merata ada di seluruh DKI Jakarta.
Dwi memerinci, 830 kasus dari 1.112 kasus pada anak terjadi terhadap anak usia 6-18 tahun dan 282 kasus adalah anak balita usia 0-5 tahun. Sebagai perbandingan, pada Kamis (17/6/2021), atau saat kasus di Ibu Kota mulai melonjak tinggi, ada 4.144 kasus positif. Dari kasus itu, 661 kasus atau 16 persen adalah anak usia 0-18 tahun. Sebanyak 144 kasus di antaranya anak balita.
”Penting sekali orangtua menjaga anaknya lebih ketat dan hindari keluar rumah membawa anak-anak,” kata Lies, panggilan akrab Dwi.
Tempat tidur isolasi ataupun ICU di RS rujukan Covid-19 di Jakarta hampir penuh.
Kepada seluruh warga DKI, ia meminta agar meningkatkan kewaspadaan dan makin taat protokol kesehatan karena penularan Covid-19 kian cepat.
Lies melanjutkan, jumlah kasus aktif di Jakarta naik 5.195 kasus sehingga sampai kemarin ada 40.900 orang yang masih dirawat/isolasi. Jumlah kasus konfirmasi total di Jakarta ada 494.462 kasus. Dari jumlah itu, 445.450 orang sembuh dan 8.112 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,7 persen, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7 persen.
Kasus yang tinggi membuat angka keterisian tempat tidur isolasi tinggal 10 persen. Adapun tempat tidur di ruang perawatan intensif (ICU) tinggal 14 persen.
”Tempat tidur isolasi ataupun ICU di RS rujukan Covid-19 di Jakarta hampir penuh,” kata Lies.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, hingga 23 Juni, dari 9.852 tempat tidur isolasi yang tersedia di 140 RS rujukan Covid-19 sudah terisi 90 persennya. Kemudian, dari 1.218 tempat tidur ICU terisi 86 persen.
Baca Juga: DKI Ajak Warga Berkolaborasi Sumbang Perabotan untuk Rusun Nagrak
Di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta Pusat dan RSDC Wisma Atlet Pademangan di Jakarta Utara, sampai kemarin sudah 88 persen terisi. Koordinator Humas dan Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Letnan Kolonel Laut M Arifin menyatakan, per Kamis, 8.414 pasien mengisi menara 4, 5, 6, dan 7 di RSDC Kemayoran dan di menara 8 RSDC Pademangan.
Laju penambahan pasien di lokasi isolasi terkendali Rumah Susun (Rusun) Nagrak Cilincing juga terjadi. Menurut Arifin, sejak dibuka pada Senin (21/6) hingga kemarin, sudah 251 pasien dirawat di sana. Semuanya dirawat di menara 3 yang dibuka lebih dulu dan tersisa 500-an tempat tidur.
”Wisma Atlet Kemayoran dibatasi untuk pasien dengan komorbid bergejala dan yang perlu perawatan. Di sini (Rusun Nagrak) untuk yang tanpa gejala atau gejala ringan tanpa komorbid,” kata Arifin.
Melihat tren kenaikan jumlah kasus positif Covid-19, menurut Arifin, Rusun Nagrak akan terisi dalam hitungan bulan saja.
Warga diminta membantu
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membuka menara lain di kompleks Rusun Nagrak untuk menambah kapasitas ruang isolasi. Sedikitnya akan disiapkan 5.000 tempat tidur di 2.500 unit di sana. Namun, selama ini, Rusun Nagrak adalah rusun sewa tanpa perabot dan penyewa harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Ketika dijadikan ruang isolasi untuk pasien Covid-19 tanpa gejala, tiap unit rusun perlu dilengkapi.
Pemprov DKI melalui sosial media Instagram pada Rabu (23/6/2021) malam mengunggah ajakan kepada masyarakat untuk berkolaborasi mengisi lokasi isolasi terkendali Rusun Nagrak. Kebutuhannya ialah 5.000 unit masing-masing untuk kasur atau tempat tidur lipat (velbed), jemuran, dan kipas angin. Selain itu dibutuhkan pula 500 unit dispenser air dan 520 tempat sampah.
Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengapresiasi ajakan kolaborasi pemprov. Namun, ia menyatakan, sekarang saatnya DKI melakukan refocusing atau pergeseran anggaran. Itu karena dari anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang dianggarkan dalam APBD DKI Jakarta 2021 untuk penanganan Covid-19 pada 2021 ini tersisa Rp 84 miliar dari alokasi awal Rp 2,133 triliun.
Pemprov DKI Jakarta bisa mengajukan permohonan persetujuan pergeseran anggaran kepada Kementerian Dalam Negeri. Hal ini agar ketersediaan anggaran untuk penanggulangan pandemi terjamin karena belum dapat dipastikan kapan pagebluk ini berakhir.
Bekasi kewalahan
Direktur RSUD Chasbullah Abdulmajid di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kusnanto Saidi mengatakan, tenda darurat dengan kapasitas 30 tempat tidur yang didirikan di halaman RS sudah terisi penuh. Tenda itu sebagai ruang tunggu atau tempat seleksi pasien, mulai dari penapisan dan menunggu hasil tes usap untuk menentukan pasien bersangkutan positif Covid-19 atau tidak.
”Begitu pasang tenda malam, paginya sudah penuh dengan 30 tempat tidur. Fungsi tenda itu untuk mengurai pasien terinfeksi Covid-19 atau tidak,” kata Kusnanto, Kamis.
Ia menambahkan, jumlah pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi masih terus meningkat. Pihaknya terpaksa mengubah ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD sebagai ruang rawat inap pasien Covid-19.
Pihak rumah sakit, kata Kusnanto, terus bekoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengurai penumpukan pasien Covid-19. Salah satunya, dengan cara merujuk pasien-pasien tersebut ke rumah sakit lain yang masih memiliki tempat perawatan pasien Covid-19.
”Tenaga kesehatan kami kewalahan. Kami mendapat dukungan luar biasa dari Wali Kota Bekasi. Kami mendapat tambahan tenaga sukarelawan dan sekarang jumlah tenaga sukarelawan kami 150 orang. Mereka membantu tenaga kesehatan RSUD yang tentu sudah mulai mencapai titik jenuh, kelelahan dalam penanganan Covid-19,” tuturnya.
Baca Juga: 103 Warga Perumahan Bekasi Cikarang Makmur Positif Covid-19
Kepala Bidang Pemakaman, Dinas Pertamanan, Kawasan Permukiman, dan Pemakaman Kota Bekasi Yayan Sopian mengatakan, mulai Kamis ini pihaknya menggunakan beko untuk memakamkan setiap jenazah. Petugas tak lagi mampu menggali makam dengan tenaga manusia lantaran jumlah jenazah yang dibawa ke tempat pemakanan tiap hari cukup banyak. Adapun jumlah petugas pemakaman di TPU Padurenan sebanyak 30 orang.
Kepala Kamar Jenazah RSUD Kota Bekasi Lukman mengatakan, menumpuknya jenazah Covid-19 terjadi lantaran pasien yang meninggal tiap hari mencapai 20 pasien.