Tingginya kasus positif di Bogor Raya menyebabkan keterisian ruang perawatan dan tempat tidur semakin kritis dan mengkhawatirkan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Kota Bogor, Jawa Barat, kembali mencatat lonjakan kasus positif harian hingga mencapai 310 kasus. Begitu pula kasus positif di Kabupaten Bogor yang meningkat 75,8 persen dalam sebulan. Bahkan, Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong harus mendirikan tenda darurat karena ruangan yang ada tak mampu lagi menampung lonjakan jumlah pasien Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, dari pembaruan data pada Rabu (23/6/2021), terjadi penambahan konfirmasi positif Covid-19 harian mencapai 310 kasus sehingga total menjadi 18.472 kasus. Adapun pasien sembuh atau selesai isolasi mencapai 16.141 kasus, masih sakit 2.056 kasus, dan meninggal 275 kasus.
Dari data yang sama, ada enam kecamatan yang memiliki kasus tertinggi. yakni Kecamatan Bogor Barat sebanyak 412 kasus, Tanahsareal Utara 408 kasus, Bogor Utara 363 kasus, Bogor Timur 194 kasus, Bogor Selatan 190 kasus, dan Bogor Tengah 184 kasus.
Penambahan konfirmasi kasus pada Rabu sebanyak 310 kasus itu juga membuat tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di 21 rumah sakit rujukan sudah mencapai 82,7 persen atau terisi 713 tempat tidur dari total 862 tempat tidur.
Adapun BOR di ruang ICU sebesar 74,5 persen dan BOR di pusat isolasi Pusdiklat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi mencapai 76 persen.
”Keterisian tempat tidur semakin penuh, sudah mencapai 82,7 persen. Penyumbang kasus tertinggi dari kluster keluarga, lalu kluster luar kota. Kami sedang mempersiapkan ruang isolasi tambahan dan menambah tempat tidur di rumah sakit rujukan sebanyak 30 persen atau total 1.100 tempat tidur,” kata Retno di Bogor, Kamis (24/6/2021).
Retno melanjutkan, kondisi kesehatan warga yang terkonfirmasi positif memburuk saat isolasi mandiri. Mereka terpaksa isolasi mandiri karena ruang isolasi dan perawatan rumah sakit semakin penuh dan memiliki daftar tunggu.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, tingginya angka BOR di rumah sakit membuat warga sulit mencari ruang perawatan intensif. Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor akan segera menambah fasilitas kesehatan seperti tempat tidur.
”Ini menjadi atensi kita semua dan langkah darurat akan dilakukan dalam kondisi dan situasi tidak biasa ini. Selain Pusdiklat BPKP Ciawi, gedung BNN Lido bisa kembali menjadi tempat isolasi,” kata Bima.
Meski gedung BNN Lido sudah bisa digunakan, Bima mengakui itu belum cukup sehingga perlu menambah tempat isolasi lagi di sejumlah wilayah agar warga yang positif tanpa gejala atau gejala ringan bisa diperhatikan. Sementara rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang dan berat.
Tenda darurat
Peningkatan kasus tinggi juga terjadi di Kabupaten Bogor. Bupati Bogor Ade Yasin dalam keterangan pers daring, Kamis (24/6/2021) sore, mengatakan, kasus di Kabupaten Bogor meningkat 75,8 persen terhitung setelah Idul Fitri hingga 23 Juni 2021. Akibatnya, keterisian di rumah sakit rujukan ikut meningkat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor pada Rabu lalu, ada kenaikan signifikan pada keterisian tempat tidur atau BOR di 29 rumah sakit rujukan, yaitu menyentuh 93,75 persen dari sebelumnya 88,24 persen pada Senin (21/6/2021). Data yang sama juga menunjukkan, kasus aktif sebanyak 779 kasus sehingga total konfirmasi positif mencapai 19.081 kasus, sembuh 18.906 kasus, dan meninggal 110 kasus.
”Kasus positif didominasi anak usia muda, 20-49 tahun, atau 55 persen. Selain itu, ada 90 tenaga kesehatan dari empat RSUD dan puskesmas terkonfirmasi positif,” kata Ade.
Dari tingginya kasus yang berdampak pada keterisian tempat tidur di rumah sakit, kata Ade, pihaknya akan segera menambah ruang perawatan kamar minimal 30 persen, mengoptimalkan pusat isolasi dan membentuk pusat isolasi tingkat desa untuk pasien tidak bergejala, serta menambah tenaga kesehatan dengan merekrut sukarelawan untuk ditempatkan di pusat isolasi dan rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Mike Kaltarina melanjutkan, untuk antisipasi lonjakan semakin tinggi, pihaknya sudah menambah tempat tidur dan akan terus menambah tempat tidur 30-40 persen di 29 rumah sakit rujukan. Saat ini sudah ada penambahan 209 tempat tidur di 29 rumah sakit sehingga jumlah tempat tidur menjadi 1.121 unit.
”Pasien positif Covid-19 di rumah sakit khusus pasien bergejala agar mendapat perawatan intensif. Pasien tanpa gejala kami arahkan ke pusat isolasi BKPP Kemang. Saat ini, BKPP Kemang terisi 43 dari 84 tempat tidur,” kata Mike.
Imbas tingginya lonjakan kasus di Kabupaten Bogor membuat RSUD Cibinong harus mendirikan dua tenda di depan ruang instalasi gawat darurat (IGD).
Direktur Utama RSUD Cibinong Wahyu Eko Widiharso menuturkan, tenda itu berfungsi sebagai ruang transit calon pasien untuk menunggu ketersediaan tempat tidur kosong. Selain itu, pendirian tenda juga karena ada lonjakan pengunjung pasien Covid-19 sehingga ruang IGD menjadi penuh.
”Kami harus memperhatikan alur masuk pasien, tidak menumpuk. Pelayanan tetap harus berjalan dan pendirian tenda untuk menghindari potensi penularan,” kata Wahyu.
Saat ini kapasitas ruang perawatan pasien Covid-19 di RSUD Cibinong mencapai sekitar 70 persen.
Wahyu melanjutkan, tenda pertama bisa menampung 12 pasien dan tenda kedua menampung 4 pasien. Di tenda itu tim medis atau tenaga kesehatan akan melakukan pemeriksaan awal pasien sembari menunggu ruangan di IGD atau ruang perawatan lainnya kosong.
”Pasien datang tidak mungkin dibiarkan begitu saja. Mereka perlu diperiksa dan diperhatikan,” katanya.
Berdasarkan pantauan Kompas hingga pukul 20.00, sejumlah warga silih berganti masuk ke tenda darurat di depan IGD. Sejumlah perawat memberikan bantuan penanganan sementara, seperti memberikan makan, memasang oksigen, serta pengecekan suhu tubuh dan tekanan darah. Sampai berita ini diturunkan, ada empat orang, termasuk anak-anak, yang mendapat perawatan di tenda.