Rumah Sakit Kewalahan, Petugas Pemakaman Kelelahan
Tenda darurat penampung pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi langsung penuh dalam semalam. Lonjakan kematian akibat korona di kota itu pun terus terjadi.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Tenda darurat untuk menampung pasien di halaman Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmajid, Kota Bekasi, Jawa Barat, kembali penuh dengan pasien. Ruang instalasi gawat darurat rumah sakit itu kini dijadikan sebagai ruang rawat inap pasien Covid-19.
Direktur RSUD Chasbullah Abdulmajid, Kusnanto Saidi, mengatakan, tenda darurat dengan kapasitas 30 tempat tidur yang didirikan di halaman rumah sakit sudah terisi semua. Tenda itu berfungsi sebagai ruang tunggu atau tempat seleksi pasien, mulai dari skrining dan menunggu hasil tes usap untuk menentukan pasien bersangkutan positif Covid-19 atau tidak.
”Begitu pasang tenda malam, paginya sudah penuh dengan 30 tempat tidur. Fungsi tenda itu untuk mengurai pasien terinfeksi Covid-19 atau tidak,” kata Kusnanto, Kamis (24/6/2021), di Bekasi.
Kami mendapat tambahan tenaga sukarelawan dan sekarang jumlah tenaga sukarelawan kami 150 orang. Mereka membantu tenaga kesehatan RSUD yang tentu sudah mulai mencapai titik jenuh, kelelahan dalam penanganan Covid-19.
Ia menambahkan, jumlah pasien Covid-19 di RSUD Kota Bekasi masih terus meningkat. Pihaknya terpaksa mengubah ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Bekasi sebagai ruang rawat inap pasien Covid-19. Dengan adanya penambahan dari IGD, RSUD Kota Bekasi saat ini memiliki 365 tempat tidur perawatan dari sebelumnya 265 tempat tidur.
”Dan sekarang sudah terisi penuh. Ada 368 pasien Covid-19,” kata Kusnanto.
Pihak rumah sakit, kata Kusnanto, terus bekoordinasi dengan dinas kesehatan untuk mengurai penumpukan pasien Covid-19. Salah satunya, dengan cara merujuk pasien-pasien tersebut ke rumah sakit lain yang masih memiliki tempat perawatan pasien Covid-19.
”Tenaga kesehatan kami kewalahan. Kami mendapat dukungan luar biasa dari Wali Kota Bekasi. Kami mendapat tambahan tenaga sukarelawan dan sekarang jumlah tenaga sukarelawan kami 150 orang. Mereka membantu tenaga kesehatan RSUD yang tentu sudah mulai mencapai titik jenuh, kelelahan dalam penanganan Covid-19,” katanya.
Meski rumah sakit kian penuh, kasus Covid-19 di Kota Bekasi masih terus meningkat. Berdasarkan data laman corona.bekasikota.go.id, pada Kamis ada penambahan 671 kasus baru positif Covid-19 dan 11 kematian akibat Covid-19.
Secara umum, akumulasi kasus Covid-19 di kota itu mencapai 50.248 kasus. Rinciannya, 3.652 kasus masih dirawat, 45.954 kasus sembuh, dan 642 kasus meninggal dunia.
Kelelahan
Tingginya lonjakan kasus Covid-19 juga menyebakan petugas pemakaman di Tempat Pemakaman Umum, Padurenan, Kecamatan Mustikajaya, mulai kelelahan. Petugas kini memanfaatkan alat berat (beko) untuk melakukan penggalian makam.
Kepala Bidang Pemakaman, Dinas Pertamanan, Kawasan Permukiman, dan Pemakaman Kota Bekasi Yayan Sopian mengatakan, mulai Kamis ini pihaknya menggunakan beko untuk memakamkan setiap jenazah. Petugas tak lagi mampu menggali makam dengan tenaga manusia lantaran jumlah jenazah yang dibawa ke tempat pemakanan tiap hari cukup banyak.
”Hari ini sudah 18 jenazah yang diantar dari pihak rumah sakit, baik RSUD maupun rumah sakit swasta. Untuk memaksimalkan pemakaman, harus diadakan beko,” kata Yayan.
Adapun jumlah petugas pemakaman di TPU Padurenan sebanyak 30 orang. Tugas mereka beragam, mulai dari memakamkan jenazah, mengangkut atau menurunkan peti, dan menggotong peti jenazah.
Meningkatnya jumlah pemakaman di TPU Padurenan tidak terlepas dari tingginya kasus kematian pasien di rumah sakit. Di RSUD Kota Bekasi, bahkan, sempat terjadi penumpukan jenazah di kamar jenazah.
Kepala Kamar Jenazah RSUD Kota Bekasi Lukman mengatakan, menumpuknya jenazah Covid-19 terjadi lantaran pasien yang meninggal setiap hari mencapai 20 pasien. Penumpukan jenazah di rumah sakit itu sejauh ini sudah bisa terurai.
”Alhamdulilah sudah mulai terurai. Sudah dikirim ke TPU semua dan dimakamkan,” ujarnya.