Rumah Sakit Penuh, Tenda Darurat Didirikan di Depan RSUD Kota Bekasi
Wali Kota Rahmat Effendi menyatakan anggaran Covid-19 sudah tidak ada. Ia bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri agar menata ulang dan reposisi belanja yang tidak menyentuh ekonomi dan kesehatan.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Tenda darurat berdiri di depan Rumah Sakit Umum Daerah Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa (22/6/2021), untuk menampung lonjakan pasien Covid-19. Tenda darurat itu dibangun lantaran kapasitas tampung pasien di rumah sakit penuh.
”Terjadi penumpukan lonjakan pengunjung pasien karena Covid-19. Jadi, supaya pelayanan tetap berjalan dan bisa menampung lebih banyak, kami buat tenda triase di depan IGD (instalasi gawat darurat),” kata Direktur RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Kusnanto, saat dihubungi, Selasa malam.
Tenda tersebut, kata Kusnanto, merupakan tenda yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal saat pasien masuk ke rumah sakit. Tenda itu digunakan untuk skrining pasien, tes usap PCR, sembari menunggu ada ruangan untuk menjalani perawatan.
Anggaran Covid-19 sudah tidak ada. Makanya bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri agar menata ulang dan reposisi belanja yang tidak menyentuh ekonomi dan kesehatan. (Rahmat Effendi)
Pendirian tenda terpaksa dilakukan pihak rumah sakit lantaran di dalam IGD sudah penuh dengan pasien. Situasi ini menimbulkan ketidaknyamanan, termasuk petugas kesehatan yang sudah mulai kewalahan.
Tenda yang didirikan itu dilengkapi tempat tidur perawatan pasien yang didatangkan dari unsur TNI dan BPBD Kota Bekasi. Tenda darurat itu direncanakan menampung 20 tempat tidur.
”Malam ini sudah mulai didirikan. Kalau sudah siap, mungkin secepatnya kami gunakan,” ucap Kusnanto.
RSUD Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi sejauh ini memiliki 275 tempat tidur perawatan pasien Covid-19. Namun, tempat tidur yang disiapkan itu tak lagi mampu menampung pasien.
Adapun secara umum, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bekasi, keterisian tempat tidur perawatan dan isolasi mencapai 84 persen per Jumat (18/6/2021). Sebanyak 1.628 tempat tidur terpakai dari jumlah total 1.938 tempat tidur.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, pada Selasa siang, mengatakan, pihaknya sudah mengoptimalkan sumber daya yang tersedia di rumah sakit. Pihaknya pun kekurangan anggaran untuk kembali menambah tempat tidur dan fasilitas pendukungnya.
”Anggaran Covid-19 sudah tidak ada. Makanya bersurat kepada Kementerian Dalam Negeri agar menata ulang dan reposisi belanja yang tidak menyentuh ekonomi dan kesehatan,” katanya.
Rahmat akan bertemu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk menyampaikan tagihan RSUD Chasbullah Abdulmadjid yang mencapai Rp 81 miliar. Tagihan berasal dari BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan.
Meski rumah sakit mulai kewalahan, Rahmat mengatakan, pihaknya memilih PPKM mikro sebagai upaya menekan laju penularan SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Dia mengetatkan protokol kesehatan di tengah mobilitas warga supaya ekonomi tetap tumbuh.
”Pengetatan di protokol kesehatan bukan aktivitas masyarakatnya. Orang usaha, kan, susah (diketatkan), yang penting laju ekonomi tumbuh. Kafe atau tempat hiburan kalau mau buka silakan, tetapi diperketat protokol kesehatannya,” katanya.