Dinkes Kota Tangerang Selidiki Kematian Warga Pascavaksinasi
Istri korban menyebutkan, Joko dalam kondisi sehat, tetapi tekanan darahnya 160 saat divaksin.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten, menyelidiki kematian seorang warga pascavaksinasi Covid-19. Dinkes bersama Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca-imunisasi memeriksa data kesehatan, termasuk hasil pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi, guna memastikan penyebab kematian.
Joko Susanto (32), warga Kunciran Jaya, Pinang, Kota Tangerang, mengalami demam dan batuk seusai penyuntikan dosis pertama vaksin jenis CoronaVac, Selasa (15/6/2021). Kondisi kesehatannya tak kunjung membaik hingga mengembuskan napas terakhir pada Rabu (23/6/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan, pihaknya bersama Kelompok Kerja Kejadian Ikutan Pasca-imunisasi akan menyelidiki kematian tersebut supaya tidak timbul polemik di masyarakat. Mereka akan memeriksa data kesehatan dan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum penyuntikan vaksin.
”Kami akan periksa kondisi kesehatan dan efek samping dari vaksin. Setelah itu, baru bisa dipastikan kematian karena vaksinasi Covid-19 atau hal lain,” katanya, Kamis (24/6/2021).
Kenapa tekanan darah 160 divaksinasi. Tenaga kesehatan seharusnya tahu kondisi kesehatan yang boleh atau tidak untuk divaksinasi. (Putri Rahmawati)
Saat ini pemeriksaan sudah mulai berjalan. Menurut rencana, hasil pemeriksaan tersebut akan dirilis pada Sabtu (26/6/2021).
Liza juga memastikan bahwa tidak ada stok vaksin yang kedaluwarsa di ”Kota Benteng”. Jajarannya selalu menghabiskan stok vaksin karena mengejar capaian vaksinasi Covid-19.
Karena itu, pihaknya akan memastikan terlebih dulu hasil pemeriksaan kesehatan dari puskesmas yang memvaksinasi. Hasil pemeriksaan kesehatan tersebut dapat diakses melalui aplikasi Primary Care (P-Care).
”Harus pastikan dulu kondisi kesehatannya sebelum divaksinasi. Kan, ada datanya, bisa dilihat dan dicek supaya bisa tahu persis penyebab kematian,” ucapnya.
Dia pun mengimbau peserta vaksinasi untuk jujur saat pemeriksaan kesehatan sebelum vaksinasi. Dengan begitu, tenaga kesehatan bisa memastikan warga bisa divaksin atau tidak.
Hipertensi
Istri mendiang Joko, Putri Rahmawati (31), menyebutkan, suaminya dalam kondisi sehat walafiat ketika mengikuti vaksinasi di Pinang, Kota Tangerang. Suaminya juga tidak mempunyai riwayat penyakit bawaan ataupun berat.
”Tensi darahnya 160 pas dicek sebelum suntik,” ujarnya.
Putri menuturkan, Joko mengalami demam dan batuk sehari setelah vaksinasi. Kondisinya tidak kunjung membaik setelah berobat ke klinik.
Dia pun membawa Joko ke puskesmas untuk berobat. Namun, puskesmas penuh karena lonjakan kasus Covid-19 sehingga tidak sempat mendapatkan perawatan. Puskesmas juga tidak merujuk suaminya ke rumah sakit karena penuh.
Menurut dia, kondisi Joko terus menurun hingga dibawa ke rumah sakit di wilayah Pinang pada Rabu (23/6/2021) sore atau sekitar pukul 16.00. Di RS tersebut, Joko mengembuskan napas terakhirnya.
Dia pun mempertanyakan penyuntikan vaksin kepada warga yang punya tekanan darah tinggi. ”Kenapa tekanan darah 160 divaksinasi. Tenaga kesehatan seharusnya tahu kondisi kesehatan yang boleh atau tidak untuk divaksinasi,” katanya.