Delapan Warga Terpapar, "Lockdown" Mikro Berlaku di Kampung Pasir Randu Asem Bekasi
Kasus Covid-19 dari kawasan permukiman muncul di wilayah Desa Sukasari, Kabupaten Bekasi. Kasus ini teridentifikasi saat salah satu warga di kampung itu meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kasus Covid-19 di kawasan permukiman muncul di Kampung Pasir Randu Asem, Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, setelah delapan warga di sana terpapar Covid-19. Pihak kepolisian, TNI, bersama pemerintah daerah setempat untuk sementara memberlakukan pembatasan atau lockdown mikro. Pelacakan juga diintensifkan untuk mencegah potensi meluasnya penularan Covid-19 dari kawasan permukiman.
Kepala Kepolisian Sektor Serang Baru Ajun Komisaris Sumantri mengatakan, lockdown mikro dilakukan di Kampung Pasir Randu Asem, wilayah RT 011 RW 006 Desa Sukasari, Serang Baru. Pembatasan mikro itu dilakukan setelah ketua RT setempat bersama tiga anggota keluarganya terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap PCR.
”Dari perintah pimpinan (Kepala Polres Metro Bekasi) jalan menuju rumah ketua RT ditutup dulu untuk sementara supaya warga tidak lalu lalang. Setelah itu, kami lakukan tes usap antigen kepada warga di sekitar rumah ketua RT,” kata Sumantri, saat dihubungi dari Bekasi, Senin (31/5/2021).
Dari hasil pelacakan dengan sasaran 52 warga sekitar yang rumahnya berada dalam radius sekitar 400 meter dari rumah ketua RT, pihaknya kembali menemukan 4 warga yang positif Covid-19. Dari empat warga itu, tiga orang yang positif diduga terpapar dari salah satu anak ketua RT lantaran mereka bekerja di perusahaan yang sama di wilayah Kabupaten Bekasi.
Kasus Covid-19 di Kampung Pasir Randu Asem pertama kali teridentifikasi saat pihak kepolisian bersama pemerintah daerah melakukan tes usap kepada ketua RT lantaran ada salah satu warga di RT 011 RW 06 Desa Sukasari yang meninggal pada 25 Mei 2021. Warga yang meninggal tersebut, dari hasil diagnosis rumah sakit, dinyatakan positif Covid-19.
” Dari rumah sakit, warga yang meninggal itu diperbolehkan untuk dikebumikan di pemakaman keluarga dengan menerapakan protokol kesehatan. Pihak yang memakamkan juga dari rumah sakit dan langsung ke pemakaman. Mereka yang datang juga hanya keluarganya saja,” kata Sumantri.
Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi mulai menunjukkan tren kenaikan setelah Lebaran 2021. Namun, kenaikan kasus itu belum berdampak pada keterisian rumah sakit lantaran rata-rata warga yang positif berstatus orang tanpa gejala. (Masrikoh)
Menurut Sumantri, pihaknya sudah melakukan pelacakan dengan menggelar tes usap antigen kepada keluarga dari warga setempat yang meninggal. Dari hasil tes tersebut, seluruh keluarga dinyatakan negatif Covid-19. Meski hasil tes usap antigen negatif, pihak puskesmas dan kepolisian tetap melakukan tes usap PCR kepada anggota keluarga yang jumlahnya sekitar 17 orang dan hasil tes PCR akan diumumkan pada Selasa (1/6/2021).
Selain mengintensifkan tes usap kepada pihak keluarga, pihak kepolisian bersama pemerintah daerah setempat juga pada Senin ini melakukan tes usap antigen kepada aparatur Desa Sukasari. Pelacakan dengan sasaran aparatur desa itu dilakukan lantaran ketua RT sempat berinteraksi dengan aparatur desa saat mengurus surat kematian warganya yang meninggal terpapar Covid-19.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Komisaris Besar Hendra Gunawan mengatakan, pada 16-29 Mei 2021, pihaknya telah melakukan tes antigen Covid-19 kepada 10.258 orang. Dari jumlah itu, 104 warga dinyatakan reaktif Covid-19.
”Data itu merupakan akumulasi tes antigen di pos penyekatan dan basis komunitas warga di 23 kecamatan dan 17 kepolisian sektor di wilayah Kabupaten Bekasi. Salah satu sasaran tes merupakan para pemudik yang baru pulang dari kampung dan warga setempat di setiap komunitas,” kata Hendra, Sabtu (29/5/2021), di Bekasi.
Ia menambahkan, di Kabupaten Bekasi, dari hasil tes usap antigen gratis yang dilakukan sejumlah kepolisian sektor dengan sasaran 7.698 orang, ada 68 orang yang reaktif Covid-19. Sementara tes antigen dengan sasaran pemudik yang telah kembali dari kampung dan sudah menjalani tes Covid-19 sebanyak 2.560 orang. Dari jumlah itu, 36 pemudik dinyatakan reaktif Covid-19.
Tren kenaikan
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Masrikoh mengatakan, kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi mulai menunjukkan tren kenaikan setelah Lebaran 2021. Namun, kenaikan kasus itu belum berdampak pada keterisian rumah sakit lantaran rata-rata warga yang positif berstatus orang tanpa gejala.
”Rumah sakit masih belum terlalu berpengaruh dengan kenaikan kasus Covid-19 karena kebanyakan orang tanpa gejala. Jadi, mereka yang terpapar cukup isolasi mandiri, baik di hotel maupun rumah masing-masing. Rumah sakit sejauh ini menampung pasien yang membutuhkan perawatan karena bergejala,” katanya.
Di Kabupaten Bekasi, berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 daerah setempat yang dikutip dari laman pikokabsi.bekasikab.go.id, akumulasi kasus Covid-19 di daerah itu sebanyak 26.211 kasus. Rinciannya, 25.545 kasus sembuh, 272 kasus meninggal, 109 orang sementara dirawat di rumah sakit, dan 285 orang menjalani isolasi mandiri.
Jika dilihat kasus harian, pada 28-31 Mei 2021, ada penambahan 199 kasus baru Covid-19. Jumlah warga yang masih menjalani perawatan juga meningkat, yakni pada 28 Mei sebanyak 272 orang dan pada 31 Mei bertambah menjadi 394 orang.