Pemkot Tangerang Targetkan 10.000 Tes GeNose Setiap Pekan
Kota Tangerang mulai mengintensifkan tes GeNose C19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus setelah Lebaran.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang, Banten, terus mengintensifkan tes GeNose C19 untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 setelah Lebaran. Setiap pekan, tes GeNose ditargetkan menyasar 10.000 orang.
Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemerintah Kota Tangerang Buceu Gartina mengatakan, menyikapi kenaikan kasus Covid-19 pasca-Lebaran, Pemerintah Kota Tangerang memperkuat pelacakan dengan memperbanyak tes GeNose di berbagai titik keramaian warga. Di setiap lokasi tes, 200 warga ditargetkan menjalani tes GeNose setiap hari.
”Tes intensif ini sudah berjalan dari minggu lalu. Kami alokasikan untuk mengetes 200 orang di setiap lokasi,” kata Buceu, Sabtu (29/5/2021), di Tangerang.
Secara umum, setiap pekan tes intensif dengan metode GeNose di Kota Tangerang ditargetkan menyasar 10.000 orang. Dari hasil tes tersebut, jika ada sampel atau warga yang positif, dinas kesehatan akan melanjutkan dengan tes usap metode PCR di puskesmas.
Peningkatan tes tersebut diikuti dengan penyiapan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Salah satu fasilitas kesehatan yang disiapkan adalah rumah isolasi terkonsentrasi (RIT), yang memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 332 tempat tidur.
RIT Kota Tangerang tersebar di Panunggangan Barat dengan jumlah tempat tidur sebanyak 44 tempat tidur, Gebang Raya (23 tempat tidur), Manis Jaya (40 tempat tidur), Batusari (59) tempat tidur, Sudimara Pinang (53 tempat tidur), dan rumah singgah Dinas Sosial Kota Tangerang (38 tempat tidur). Selain RIT, pemerintah daerah juga menyiapkan 1.537 tempat tidur isolasi mandiri dan 180 tempat tidur intensive care unit (ICU) di berbagai rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Tangerang.
Di Kota Tangerang, kata Buceu, keterisian tempat tidur perawatan pasien di 32 rumah sakit rujukan Covid-19 hingga saat ini mencapai 414 orang atau mencapai 34,3 persen. Sementara keterisian pasien di RIT hingga 27 Mei sebanyak 80 pasien atau bertambah 72 pasien hanya dalam waktu 11 hari.
Pelacakan di Bekasi
Di Kota Bekasi, Satuan Tugas Covid-19 daerah setempat terus memantau dan melakukan tes antigen Covid-19 dengan sasaran pemudik yang baru datang dari kampung seusai mudik. Adapun tes antigen di lingkungan permukiman warga dipusatkan di setiap puskesmas yang ada di kota tersebut.
”Kami terus melakukan pemantauan dengan pemeriksaan antigen pada pos-pos pantau. Kami bekerja sama dengan berbagai kepolisian sektor yang ada di Kota Bekasi. Selain itu, kami melalui puskesmas melakukan penelusuran dan pelacakan kasus konfirmasi serta menyiapkan ruangan isolasi untuk mengantisipasi lonjakan pasien,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebut, kasus Covid-19 kembali menunjukkan tren kenaikan di Kota Bekasi, Jawa Barat, setelah perayaan Lebaran 2021. Wilayah zona merah Covid-19 di daerah tersebut bertambah 31 rukun tetangga.
”Setelah Lebaran, ada peningkatan, naik sekitar 31 RT. Jadi, total wilayah zona merah saat ini 150-an RT dari sebelumnya 128 RT,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Senin (24/5/2021), di Bekasi.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, pada 14 Mei 2021 angka kasus aktif Covid-19 di daerah itu 0,50 persen dan pada 21 Mei 2021 naik menjadi 0,61 persen atau dalam waktu tujuh hari ada kenaikan 0,11 persen kasus aktif.
Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bekasi berdampak pada angka kesembuhan yang turun dari sebelumnya 98,8 persen menjadi 98,13 persen. Penurunan angka kesembuhan juga berdampak pada naiknya tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 atau bed occupancy rate seluruh rumah sakit dari 15 persen menjadi 20,2 persen.
Menurut Rahmat, penambahan kasus Covid-19 di Kota Bekasi akibat mobilitas warga yang meningkat sepuluh hari terakhir atau saat Lebaran 2021. Pemerintah daerah masih terus melacak sebaran kasus di wilayah zona merah, terutama daerah dengan sebaran kasus Covid-19 tinggi.