Waspada, 593.185 Kendaraan Diprediksi Tinggalkan Jabodetabek pada 6-12 Mei
Ribuan warga terdeteksi meninggalkan Kota Bekasi. Arus kendaraan di ruas tol pada masa larangan mudik diprediksi naik 27,19 persen ketimbang Lebaran 2020. Sinyal kuat bagi semua untuk mewaspadai penularan Covid-19.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan 138.508 kendaraan akan meninggalkan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Rabu (5/5/2021) ini. Jumlah kendaraan yang diprediksi meninggalkan Jabodetabek itu sekaligus menjadi puncak arus lalu lintas kendaraan pada masa pengetatan mudik Lebaran 2021.
”Puncak lalu lintas kendaraan yang keluar Jabodetabek diprediksi terjadi Rabu ini. Angka itu bersifat prediksi, jadi bisa bertambah atau berkurang,” kata Operation dan Maintenance Management Group Jasa Marga Head Atika Dara Prahita, di Kota Bekasi, Selasa (4/5/2021).
Jasa Marga juga memprediksi saat larangan mudik berlaku, yaitu 6-12 Mei 2021, sebanyak 593.185 kendaraan akan keluar meninggalkan Jabodetabek. Angka tersebut turun 49,53 persen dari Lebaran 2019 atau naik 27,19 persen dari Lebaran 2020. Puncak lalu lintas pada masa larangan mudik diprediksi terjadi pada 11 Mei 2021 dengan 109.327 kendaraan.
Jumlah kendaraan yang masuk ke Jabodetabek pada 15-21 Mei 2021 diprediksi 581.224 kendaraan atau turun 58,85 persen dari Lebaran 2019 atau naik 32,5 persen dari Lebaran 2020. Puncak arus lalu lintas terjadi pada 18 Mei 2021, yakni 124.100 kendaraan.
Jasa Marga telah menyiapkan sejumlah strategi selama masa peniadaan mudik, mulai dari penyediaan posko check point dan penyekatan mudik pada ruas tol Jasa Marga Group. Strategi itu akan dikoordinasikan dengan kepolisian dan Direkotrat Jenderal Perhubungan Darat.
Jasa Marga memastikan berkomitmen mendukung kebijakan peniadaan mudik dari pemerintah seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021 dan Surat Edaran Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 terkait masa peniadaan mudik Idul Fitri 6-17 Mei 2021.
Adapun untuk mendukung kebijakan pemerintah, Jasa Marga telah menyiapkan sejumlah strategi selama masa peniadaan mudik, mulai dari penyediaan posko check point dan penyekatan mudik pada ruas tol Jasa Marga Group. Strategi itu akan dikoordinasikan dengan kepolisian dan Direkotrat Jenderal Perhubungan Darat.
Selain itu, ada pemasangan CCTV di lokasi check point penyekatan, termasuk di akses keluar dan masuk kendaraan. Pemantauan arus lalu lintas di jalan tol melalui udara atau Highway Sky Patrol di Pulau Jawa oleh Indonesia Flying Club pada arus mudik 5-6 Mei 2021 dan arus balik 16-17 Mei 2021 untuk dilaporkan ke JMTC.
”Kami juga akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 daerah untuk pelaksanaan random check sampling tes antigen di tempat istirahat dan pelayanan Km 519B Solo Ngawi, Km 57A Jakarta-Cikampek, Km 72A dan Km 88A Cipularang,” kata Atika.
Ribuan warga tinggalkan Bekasi
Berdasarkan rekapitulasi data keberangkatan dan kedatangan penumpang di Terminal Induk Kota Bekasi, pada masa Lebaran 2021, tercatat 8.425 warga telah meninggalkan Kota Bekasi. Data itu merupakan akumulasi dari sejak pemerintah melakukan pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) mulai 22 April 2021 hingga 3 Mei 2021.
Fakta adanya ribuan orang meninggalkan Bekasi dan ratusan ribu kendaraan diprediksi akan melewati jalan tol untuk menuju berbagai kawasan di Jawa ataupun ke Sumatera dan Bali menjadi sinyal kuat bagi pemerintah daerah tujuan dan tempat asal untuk waspada. Antisipasi dini agar arus mobilitas warga ini tidak memicu lonjakan penularan Covid-19 amat diperlukan.
Terkait banyaknya warga Kota Bekasi yang mulai mudik, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi sesuai instruksi pemerintah pusat meniadakan mudik Lebaran 2021. Warga diimbau dan diminta untuk tak coba-coba keluar Kota Bekasi saat larangan mudik berlaku pada 6-17 Mei 2021.
”Tetap di rumah, di lingkungan Kota Bekasi, tetap jaga jarak, protokol kesehatan berjalan, karena dikhawatirkan gelombang (Covid-19) setelah interaksi dan transmisi dari kampung. Risikonya bukan saja di kampung tetapi di sini, di daerah yang sudah bisa kami kendalikan,” kata Rahmat, di Bekasi, Selasa (4/5/2021).
Ia meminta warga Kota Bekasi untuk belajar dari fenomena gelombang Covid-19 yang terjadi di India. Jika tak ada kesadaran bersama untuk menahan diri agar tak mudik, bisa saja kasus Covid-19 berpotensi kembali melonjak dan berujung pada kolapsnya rumah sakit.
”Kecuali ada sesuatu yang luar biasa di kampung. Tetapi, itu pun izinnya berlapis. Namun, kalau mengunjungi keluarga karena tradisi, sekarang tolong ditunda dulu,” kata Rahmat.
Pemerintah daerah, kata Rahmat, sudah menyiapkan Stadion Patriot Candrabhaga sebagai tempat karantina. Mereka yang bakal dikarantina merupakan warga yang nakal dan masih nekat mudik ke kampung.
”Kalau ada yang nakal, pulang dari kampung dan kedapatan, kami masukkan ke situ dulu. Stadion kosong sekarang, fasilitasnya, mulai dari kamar mandi, tempat tidur ada. Fasilitas kesehatan juga lengkap,” ucapnya.