Detik-detik Terakhir Aktivitas Zakiah di Rumah Sebelum Menyerang Mabes Polri
Pelaku penyerang Mabes Polri dikenal tertutup. Beberapa jam sebelum menyerang Mabes Polri, keluarga menyangka Zakiah hilang dan berinisiatif melapor ke polisi.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
KOMPAS/STEFANUS ATO
Rumah keluarga Zakiah Aini (25), bercat putih dengan beberapa pilar putih, yang berada di Gang Taqwa, Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis (1/4/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Zakiah Aini (25), terduga teroris yang menyerang petugas di Markas Besar Polri, yang berada di Gang Taqwa, Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, dipadati para jurnalis pada Kamis (1/4/2021). Keluarga Zakiah masih bertahan di rumah tersebut dan beraktivitas seperti biasa.
Pada Kamis sekitar pukul 12.30, ayah Zakiah, M Ali, terlihat baru kembali dari masjid seusai menunaikan shalat. Lelaki paruh baya itu menolak diwawancarai wartawan. Namun, ia kemudian bertahan cukup lama atau sekitar 15 menit di depan rumahnya saat diajak mengobrol oleh salah satu tetangganya yang bernama Theoria (58).
Theoria seusai mengobrol mengatakan, Zakiah pamit kepada ibunya untuk pergi sebentar pada Rabu (31/3/2021) pukul 09.00. Orangtua Zakiah kemudian mendapat kabar pada sore harinya dari pihak kepolisian bahwa Zakiah sudah meninggal ditembak mati akibat menyerang petugas di Mabes Polri.
”Orangtuanya saat siang, ketika Zakiah tidak ada kabar, mereka mau lapor ke polisi. Tetapi, saat itu memang belum bisa karena belum 24 jam anaknya keluar rumah,” kata Theoria.
Orangtua pelaku tak percaya saat mendengar kabar anaknya menyerang petugas Mabes Polri. Mereka curiga Zakiah dituntun oleh orang lain.
Sepertinya ada yang ngasih (senjata). Kata keluarga, ada yang mungkin menuntun anak ini.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Salah satu tetangga mengobrol bersama ayah Zakiah Aini (25) di Gang Taqwa, Jalan Lapangan Tembak, Ciracas, Jakarta Timur, pada Kamis (1/4/2021). Zakiah menyerang Mabes Polri dan tewas ditembak polisi.
”Anak itu masih labil, kalau diajak orang dia mau. Orangnya lugu, kurus, dan juga sakit-sakitan,” kata Theoria menceritakan kembali obrolannya dengan ayah Zakiah.
Pelaku selama ini dikenal sangat tertutup. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah berhenti kuliah sekitar dua tahun yang lalu. Aktivitas Zakiah di rumah pun tidak menunjukkan tanda-tanda ia terlibat jaringan terorisme. Bahkan, orangtua pelaku juga baru mengetahui bahwa Zakiah ikut latihan tembak-menembak dari foto yang diunggah Zakiah di akun Instagram-nya.
”Orangtua dan keluarga juga baru tahu dia ikut latihan tembak-menembak dari Instagram. Mereka juga baru pantau Instagram anaknya setelah ada kasus ini,” kata Theoria.
Grup Whatsapp keluarga
Theoria menambahkan, sekitar dua jam setelah Zakiah keluar rumah, ia sempat mengucapkan kata pamit di grup Whatsapp Keluarga. Namun, saat itu keluarga tak menyadari bahwa tujuan Zakiah pamit untuk melakukan tindakan terorisme.
”Setelah pamit, dia keluar rumah dan nomor Whatsapp-nya sudah tak aktif lagi. Ditelepon berulang kali juga tidak aktif. Makanya, saat itu keluarga inisiatif untuk melapor,” ujarnya.
KOMPAS/STEFANUS ATO
Theoria (58), tetangga Zakiah Aini.
Pihak keluarga, kata Theoria, menduga Zakiah mendapatkan senjata untuk menyerang petugas di Mabes Polri saat keluar rumah. Sebab, selama Zakiah berada di rumah, keluarga tak menemukan benda-benda yang mencurigakan. Dari hasil penggeledahan polisi juga tidak ditemukan benda-benda berbahaya di rumah pelaku selain sehelai surat wasiat yang ditulis oleh pelaku.
”Sepertinya ada yang ngasih (senjata). Kata keluarga, ada yang mungkin menuntun anak ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dalam jumpa pers Rabu (31/3/2021) malam, menyatakan, penyerang di Mabes Polri seorang perempuan berinisial ZA. Pelaku berusia 25 tahun dan mantan mahasiswi perguruan tinggi.
”Yang bersangkutan tersangka atau pelaku lone wolf yang berideologi radikal ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah/NIIS), dibuktikan dengan posting-an di media sosial,” kata Listyo.
”Jadi, saya sudah perintahkan pada Kadensus (Kepala Densus 88 Antiteror Polri) untuk mengusut tuntas kemungkinan adanya kelompok jaringan terkait tersangka,” ujarnya.
Pelaku teror di Mabes Polri enam kali melancarkan tembakan kepada petugas. Dua tembakan diarahkan kepada petugas di dalam pos, dua menyasar polisi di luar pos, dan dua lagi ditujukan kepada polisi di belakangnya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Polisi menyisir Jalan Trunojoyo seusai serangan dari terduga teroris di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (31/3/2021). Mabes Polri memperketat penjagaan pascaserangan dari terduga teroris yang tewas seusai baku tembak. Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo mengatakan, terduga teroris melepaskan enam tembakan saat menerobos masuk ke dalam Mabes Polri.
”Terhadap tindakan itu dilakukan tindakan tegas terukur,” kata Kapolri.
Pelaku diketahui masuk ke Kompleks Mabes Polri melalui pintu belakang sekitar pukul 16.30. Zakiah sempat bertanya lokasi kantor pos kepada petugas di pos jaga dan lalu ditunjukkan lokasinya. Namun, setelah meninggalkan pos, pelaku kembali ke pos dan menyerang petugas di pos jaga.
Pelaku juga diketahui membawa map kuning yang di dalamnya terdapat amplop berisi kata-kata. Dia juga diketahui baru membuat Instagram dan mengunggah foto, salah satunya foto NIIS. Selain itu, ada tulisan mengenai perjuangan jihad.
Setelah rumah Zakiah di Jakarta Timur digeledah, ditemukan surat wasiat pelaku. Yang bersangkutan juga sudah berpamitan di grup aplikasi percakapan keluarga besarnya.