Benda Diduga Bom di Rumah Terduga Teroris Condet Diledakkan
Empat terduga teroris ditangkap polisi pada Senin (29/3/2021) di Jakarta Timur dan Bekasi. Ini sebagai bagian peningkatan kewaspadaan polisi setelah bom Makassar.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap dua terduga teroris, HH dan istrinya, di Jalan Raya Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021) sekitar pukul 10.30. Polisi juga meledakkan salah satu benda yang diduga bom di rumah tersebut lantaran tidak bisa pindahkan.
Dua orang itu sepasang suami istri. Mereka ditangkap di rumah mereka yang selama ini dijadikan tempat usaha jual beli mobil bekas. Bagian depan rumah itu didesain berbentuk rumah toko. Di bagian belakang berupa bangunan dua lantai.
Sri Anita (47), warga sekitar, mengatakan, polisi menggerebek rumah di wilayah RT 005 RW 003 Kelurahan Balekembang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, sekitar pukul 10.30. Saat ditangkap, HH sedang bersantai di teras rumahnya.
”Awalnya saya kira ada keributan karena polisi yang tangkap pakai pakaian biasa. Saya sempat lihat dia berontak dan melawan sebelum diborgol. Dia kemudian dibawa dengan mobil warna hitam,” ucap Sri.
Langkah penangkapan itu merupakan bagian dari peningkatan kewaspadaan terhadap bahaya dan ancaman teror. (Fadil Imran)
Tak berselang lama atau sekitar 15 menit kemudian, polisi kembali membawa seorang perempuan dengan mobil yang lain. Perempuan itu istri dari H.
Pascapenangkapan atau sekitar pukul 12.00, aparat kepolisian, anggota Detasemen Khusus Anti Teror 88, Inafis, dan personel Gegana menggeledah secara keseluruhan rumah terduga pelaku.
Penggeledahan yang dilakukan polisi menarik perhatian warga. Lalu lintas di Jalan Raya Condet tersendat lantaran banyak warga berhenti untuk mengabadikan peristiwa itu.
Pada pukul 15.42, Jalan Raya Condet disterilkan dari lalu lintas. Hal itu dilakukan untuk meledakkan salah satu benda diduga bom di dalam rumah tersebut. Polisi terpaksa meledakkan benda itu di dalam rumah lantaran benda itu tidak bisa dipindahkan.
Seusai meledakkan salah satu benda tersebut, polisi mengangkut berbagai alat bukti lain yang ditemukan di rumah H. Beberapa benda yang dibawa polisi, antara lain benda diduga bahan peledak, atribut FPI, dan senjata tajam.
Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Erwin Kurniawan, saat ditemui di lokasi kejadian, mengatakan, benda yang diduga bahan peledak itu tidak bisa dipindahkan sehingga diledakkan di tempat. Sementara bahan-bahan yang membahayakan dan bisa dipindahkan diledakkan di tempat lain yang lebih luas dan jauh dari permukiman penduduk.
Sri menambahkan, penangkapan dan penggeledahan rumah H mengejutkan warga sekitar. Sebab, meski jarang bergaul dengan warga sekitar, ia dikenal selama ini rutin mengikuti beberapa kegiatan keagamaan.
”Dia rutin pengajian di rumahnya, hampir setiap malam, bahkan kadang sampai larut malam. Anggota pengajiannya semua laki-laki,” kata Sri. Menurut Sri, H sudah tinggal di wilayah Jalan Raya Condet lebih dari 25 tahun.
Lima bom
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, pada Senin, di Makassar, mengatakan, tim Satuan Tugas Densus 88 Jakarta menangkap empat orang berinisial ZA (37), BS (43), AJ (46), dan HH (56) di Bekasi dan Condet (Jakarta Timur). Dari penangkapan itu, polisi menemukan barang bukti lima bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan.
Polisi juga menemukan bahan baku pembuatan bahan peledak yang disimpan dalam lima toples seberat sekitar 4 kilogram. Selain itu, polisi juga menemukan bahan peledak berjenis triaceton triperoxide (TATP) seberat 1,5 kilogram. TATP merupakan bom kimia yang memiliki daya ledak tinggi.
”Peran masing-masing (empat terduga teroris) ada yang membeli bahan, ada yang mengajarkan, ada yang membuat bahan peledak, dan ada yang siap menggunakan bahan tersebut. Tim Satgas Jakarta masih terus melakukan pengembangan untuk melakukan penangkapan terhadap pelaku-pelaku yang lain,” katanya.
Sementara itu, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran, dikutip dari Kompas.com, mengatakan, penangkapan empat pelaku itu buntut dari adanya bom di Gereja Katedral Makassar, pada Minggu (28/3/2021). Langkah penangkapan itu merupakan bagian dari peningkatan kewaspadaan terhadap bahaya dan ancaman teror.
Fadil menjelaskan, dari empat terduga teroris itu, HH memiliki peranan penting. Ia bersama ZA hadir dalam pertemuan amaliah dan setelah itu membiayai dan mengirimkan video teknis pembuatan bom kepada para terduga teroris lain.