Wisata di Ruang Terbuka Menjadi Pilihan Warga Saat Pandemi
Warga memilih tempat wisata yang punya banyak ruang terbuka supaya protokol kesehatan berjalan dengan baik ketimbang di dalam ruangan tertutup.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga kembali berwisata untuk menghilangkan kejenuhan dari aktivitas di rumah saja selama pandemi Covid-19. Mereka memilih tempat wisata yang punya banyak ruang terbuka ketimbang di dalam ruangan tertutup supaya tetap dapat menjaga jarak dan terhindar dari kerumunan.
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, misalnya, Sabtu (20/3/2021), mulai didatangi pengunjung dari sejumlah daerah. Meskipun sudah dibuka untuk umum, taman ini tetap membatasi pengunjung maksimal 25 persen. Tempat wisata ini juga menerapkan protokol kesehatan.
Pada akses masuk mobil dan motor terdapat pipa disinfeksi yang siap menyemprotkan cairan disinfeksi ke kendaraan pengunjung. Petugas juga disiagakan di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh pengunjung yang berjalan kaki. Pengunjung juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan selama di dalam TMII, terutama mengenakan masker.
Banyak pengunjung datang bersama keluarga dengan menggunakan kendaraan pribadi. Umumnya mereka berkeliling terlebih dahulu di dalam kawasan TMII, kemudian duduk di area taman beralas tikar di bawah rindangnya pepohonan.
Sudah setahun (selama pandemi) anak dan cucu tidak jalan-jalan. Mereka jenuh di rumah. Berhubung TMII luas, banyak ruang terbuka, jadi ke sini saja. Lebih aman ketimbang tempat tertutup. (Erwin)
Salah satunya, Erwin (55), warga Kota Tangerang, Banten. Dia datang bersama istri, anak dan menantu, beserta cucunya. Mereka berangkat menggunakan kendaraan pribadi dan tiba di TMII pukul 10.00.
”Sudah setahun (selama pandemi) anak dan cucu tidak jalan-jalan. Mereka jenuh di rumah. Berhubung TMII luas, banyak ruang terbuka, jadi ke sini saja. Lebih aman ketimbang tempat tertutup,” ujar Erwin.
Selain membawa bekal makanan dari rumah, Erwin dan keluarganya juga membawa masker cadangan dan antiseptik. Menurut Erwin, ia sengaja membawa bekal dari rumah supaya tidak perlu ke kantin sehingga dapat menghindari kerumunan dengan pengunjung lainnya saat mengantre membeli makanan.
Demikian juga dengan Susanto (40), warga Depok, Jawa Barat, yang datang ke TMII bersama istri dan dua anaknya. Mereka terlebih dulu mengelilingi anjungan-anjungan sebelum makan siang di bawah pepohonan.
Makan siang itu merupakan bekal yang telah disiapkan istrinya dari rumah. Mereka juga menghindari makan di kantin yang berpotensi dipadati pengunjung lain.
”Anak butuh hiburan karena jenuh di rumah saja. Tetapi masih pandemi, tidak boleh abai protokol kesehatan. Di sini (TMII) lebih banyak ruang terbuka, lebih aman,” kata Susanto.
Ketatnya protokol kesehatan dan pengawasan di TMII bukan berarti tak ada pengunjung yang lalai. Masih ditemukan pengunjung di TMII yang abai pada protokol kesehatan, seperti melepas masker ketika mengobrol dengan sesama anggota keluarga atau masker yang hanya disangkutkan di dagu.
Ancol
Selama Sabtu ini kawasan wisata Ancol Taman Impian, yang lebih dikenal Taman Impian Jaya Ancol, juga didatangi pengunjung meskipun tak seramai sebelum pandemi. Tempat wisata ini juga menerapkan pembatasan pengunjung maksimal 50 persen. Di setiap wahana, pengunjung yang datang juga disemprotkan cairan disinfektan ke tangannya.
Maya Oktaria (28) bersama tiga temannya memilih tempat wisata ini untuk melepas jenuh sekaligus merayakan perpisahan salah satu teman yang hendak pindah ke luar Jakarta.
Menurut dia, pengunjung cukup tertib mengantre pada akses masuk wahana. Menurut dia, di setiap pintu wahana ada petugas yang siap menegur pengunjung yang tak patuh menjaga jarak saat mengantre masuk. Petugas bahkan mengingatkan bahwa Ancol Taman Impian bisa ditutup sewaktu-waktu jika protokol kesehatan tak ditegakkan.
”Masalahnya, kadang ada saja pengunjung yang sering bablas tidak menjaga jarak,” ujar Maya.