Ditemukan Pembantu hingga Kenalan Pedagang Ikuti Vaksinasi di Pasar Tanah Abang
Asisten rumah tangga hingga kenalan pedagang terdaftar untuk vaksinasi di Pasar Tanah Abang.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Asisten rumah tangga hingga kenalan pedagang ditemukan mengikuti antrean vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (1/3/2021). Mereka didaftarkan oleh pemilik kios.
Masih terbatasnya ketersediaan vaksin Covid-19 menyebabkan tidak semua kalangan masyarakat dapat divaksinasi. Setelah tenaga kesehatan, pemerintah memprioritaskan pedagang Pasar Tanah Abang dan karyawannya, serta pengelola Pasar Tanah Abang, sebagai penerima vaksin. Di Indonesia, mereka menjadi kelompok pertama dari kalangan pekerja pelayanan publik yang menerima vaksin Covid-19.
Namun pada Senin, Kompas menemukan tak hanya pedagang dan karyawannya yang mengantre vaksin. Ada pula asisten rumah tangga dan kenalan pedagang turut mengantre mengambil kupon vaksinasi di Lantai 12 Blok A Pasar Tanah Abang. Mereka membawa Kartu Tanda Penduduk. Sementara berkas lainnya yang menjadi persyaratan memperoleh vaksin dibawa oleh pedagang atau penyewa kios.
Ami (50), asisten rumah tangga ini contohnya, sudah mengantre pengambilan kupon vaksin sejak pukul 09.00. Sambil mengantre, ia juga menanti kedatangan majikannya, penyewa salah satu kios di Pasar Tanah Abang, yang akan membawakannya berkas untuk pendaftaran ulang vaksinasi.
"Tidak tahu apa saja yang dibawa (untuk vaksinasi). Yang urusin (pendaftaran) bos. Bos belum datang. Saya pembantu rumah tangga," kata Ami.
Tidak tahu apa saja yang dibawa (untuk vaksinasi). Yang urusin (pendaftaran) bos. Bos belum datang. Saya pembantu rumah tangga.
Hernowo (38), salah satu peserta antrean kupon vaksinasi ini mengaku mengikuti vaksinasi berkat salah satu kenalannya di Pasar Tanah Abang. Ia enggan merinci tempatnya bekerja, tetapi ia mengakui didaftarkan oleh salah satu pedagang di Blok A Pasar Tanah Abang yang merupakan kenalannya.
"Lagi menunggu (pedagang kenalannya) datang untuk ambil kupon. Surat (persyarat pendaftaran), dia yang bawa. Saya cuma bawa KTP," ucap Herwono yang kemudian segera menghindari Kompas.
Berdasarkan pengumuman yang dipasang di Pasar Tanah Abang, disebutkan pedagang dan karyawan kios yang mendaftar untuk vaksinasi Covid-19 harus melengkapi diri dengan sejumlah persyaratan. Pedagang atau penyewa kios diwajibkan menunjukkan Surat Izin Pemakaian Tempat Usaha (SIPTU) dan KTP. Sementara bagi karyawan, menunjukkan kartu berlangganan parkir Pasar Tanah Abang.
Sejak vaksinasi di Pasar Tanah Abang dilaksanakan pada 17 Februari hingga pendaftaran peserta vaksin diakhiri sementara waktu pada 26 Februari, sudah ada 23.450 pedagang dan pengelola pasar yang terdaftar. Sebanyak 21.450 orang mendaftar secara daring dan 2.000 orang mendaftar di lokasi vaksinasi. Hingga kini sudah 14.000 orang yang diberikan dosis pertama vaksin Covid-19.
Rencananya pendaftaran vaksinasi di Pasar Tanah Abang akan dibuka kembali setelah seluruh peserta vaksin yang terdaftar selesai divaksin.
Belum ikut vaksin
Sementara hingga sekarang, masih ditemukan sebagian pedagang Pasar Tanah kesulitan mengikuti vaksinasi. Ahmad Yani (41) pedagang pakaian ini contohnya, ia sudah mendaftarkan diri tetapi belum bisa mengambil kupon vaksinasi. Panjangnya antrean pengambilan kupon vaksinasi telah menyulitkannya, karena ia tak memiliki karyawan untuk menjaga kios.
"Antrean sampai setengah gedung, terlalu lama. Saya sendiri tidak ada yang bantu jagain kios," ujar Ahmad.
Ahmad pun mengaku, akan menunda keikutsertaannya dalam vaksinasi. Ia berencana akan mengikuti vaksinasi berikutnya yang rencananya akan diadakan di Puskesmas Tanah Abang.
Budi (30), pedagang aksesoris di Blok A ini malah belum mendaftar sebagai peserta vaksinasi. Ia mengaku tidak mengerti cara mendaftar melalui daring. Saat PD Pasar Jaya, pengelola pasar, mendata pedagang untuk vaksinasi, ia sedang tidak berada di kiosnya.
Budi pun mengaku kerepotan jika harus mendaftar dengan antrean panjang, karena ia tidak memiliki karyawan untuk menjaga kios.
"Daftar online tidak mengerti. Pas pendataan, saya tidak di pasar. Nanti ikut vaksinasi di puskesmas kalau terlewat di sini (Pasar Tanah Abang)," kata Budi.
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, data peserta vaksinasi Pasar Tanah Abang berasal dari PD Pasar Jaya. Oleh karena itu, ia mengaku tidak mengetahui apa penyebab asisten rumah tangga dan kenalan pedagang dapat terdaftar sebagai peserta vaksinasi di Pasar Tanah Abang.
"Yang termasuk (peserta vaksinasi) itu pedagang pasar. Datanya (kami peroleh) dari PD Pasar Jaya," ucapnya.
Sementara Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya, Gatra Vaganza, hingga Senin sore, belum merespons konfirmasi Kompas terkait ditemukannya asisten rumah tangga dan kenalan pedagang yang dapat ikut mengantre vaksinasi Covid-19 di Pasar Tanah Abang. Konfirmasi disampaikan Kompas melalui Whatsapp. Saat dihubungi melalui telepon, Gatra juga tak mereponsnya.
Tidak siap
Sebelumnya, pada awal Februari lalu, seorang pesohor Helena Lim diketahui memperoleh vaksin Covid-19 melalui vaksinasi untuk tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil penelusuran Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Helena dapat memperoleh vaksin karena membawa surat keterangan sebagai pekerja di apotek.
Trubus Rahardiansyah, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti menilai, berbagai persoalan yang muncul pada pelaksanaan vaksinasi, mulai dari kerumunan hingga masalah pendataan vaksinasi, merupakan akibat dari kurang siapnya tata kelola hingga mekanisme vaksinasi itu sendiri.
Kurang siapnya tata kelola vaksinasi ini, menurut Trubus, dapat menyebabkan vaksinasi tidak mencapai target, dan runtuhnya kepercayaan publik kepada pemerintah hingga saling menyalahkan.
"Lemah dalam mekanisme atau prosedur yang seharusnya betul-betul sudah valid. Akibatnya kurang siap sehingga timbul kerumunan dan lainnya," kata Trubus.
Trubus menyarankan, seharusnya panitia vaksinasi menyosialisaikan terlebih dahulu tentang rencana vaksinasi hingga pendataan supaya persiapan vaksinasi lebih matang. Bukan sebaliknya langsung menjalankan vaksinasi karena justru akan kontraproduktif.