Vaksinasi Covid-19 untuk Tokoh Agama, Contoh Baik untuk Publik
Vaksinasi Covid-19 untuk tokoh agama berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta, sejak Selasa (23/2/2021). Kegiatan ini direncanakan selama sepekan. Ini adalah contoh yang baik kesuksesan vaksinasi Covid-19 kepada publik.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari kedua vaksinasi bagi tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (24/2/2021), berlangsung lancar. Penerima vaksin Covid-19 berharap terlindung dari penyakit dan selangkah lebih dekat mengakhiri pandemi. Vaksinasi untuk tokoh lintas agama ini juga menjadi contoh yang baik bagi sosialisasi vaksin Covid-19 kepada publik.
Antrean calon penerima vaksin mengular di rubanah I (basement) Masjid Istiqlal sejak pagi hingga siang. Mereka adalah tokoh agama yang menjadi kelompok prioritas vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Indonesia. Selain tokoh agama, kelompok prioritas lain adalah warga lansia, pedagang pasar, pelayan publik, pendidik, dan petugas transportasi publik.
Demi menjaga protokol kesehatan, petugas keamanan dan polisi mengatur massa agar tidak berkerumun. Setelah mengantre, publik akan mendaftarkan diri, melakukan pemeriksaan kesehatan, baru divaksinasi. Setelah divaksinasi, mereka akan diobservasi selama 30 menit.
Setelah menanti 3 jam, Ratanajayo (27), seorang biksu dari Wihara Saddhapala, Jakarta Barat, sumringah setelah divaksinasi. Ia tidak mengalami gejala signifikan setelah disuntik. Lengan bekas disuntik hanya terasa pegal.
”Akhirnya momen yang ditunggu tiba. Saya senang akhirnya bisa divaksinasi,” ujar Ratanajayo.
Ia menerima vaksin tahap kedua pada 10 Maret 2021 di puskesmas sekitar tempat tinggalnya. Petugas membekali Ratanajayo dengan kartu vaksinasi Covid-19 dan memo. Kartu dan memo itu untuk diserahkan kepada petugas di puskesmas.
Biarawati dari Gereja Hati Kudus, Jakarta Pusat, Makaria Tawurutubun (63), juga akan divaksinasi lagi pada 10 Maret 2021. Ia berharap vaksin tersebut memberinya perlindungan saat melayani jemaat gereja.
”Vaksin ini seperti pengamanan karena saya sering mengantar teman-teman ke rumah sakit. Beberapa jemaat yang sakit juga pernah saya kunjungi untuk dikuatkan. Tapi, kunjungan itu berlangsung sebentar karena pandemi,” kata Makaria.
Saya kira ini contoh yang sangat baik. Para tokoh agama bersatu di sini untuk divaksinasi dan bisa kita lakukan juga di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia.
Cerita berbeda dialami Jayaseno (29), biksu dari Wihara Theravada Buddha Sasana, Jakarta Utara. Ia tidak jadi divaksinasi lantaran tekanan darahnya tinggi. Kendati sudah beristirahat sesuai anjuran petugas, tekanan darahnya masih tinggi.
”Tekanan darah saya 190/130 (milimeter merkuri/mmHg), kemudian turun jadi 160/100 (milimeter merkuri) setelah istirahat sejam. Akhirnya vaksinasi harus ditunda. Namun, belum ada informasi kapan dan di mana saya akan divaksinasi,” ujar Jayaseno.
Vaksinasi bagi tokoh agama dan staf rumah ibadah berlangsung sejak kemarin, Selasa (23/2/2021), di Masjid Istiqlal. Kegiatan ini direncanakan berlangsung sepekan dengan target 1.000-1.200 orang divaksinasi setiap hari.
”Saya kira ini contoh yang sangat baik. Para tokoh agama bersatu di sini untuk divaksinasi dan bisa kita lakukan juga di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu seperti dikutip dari laman Kemenkes.
Vaksin ini seperti pengamanan karena saya sering mengantar teman-teman ke rumah sakit. Beberapa jemaat yang sakit juga pernah saya kunjungi untuk dikuatkan. Tapi, kunjungan itu berlangsung sebentar karena pandemi.
Kemenkes melalui lamannya mengatakan, ada ribuan tokoh agama yang divaksinasi. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada data pasti jumlah tokoh agama yang sudah divaksinasi.
Ketua Umum Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia (Majabumi TS) Maha Bhiksu Dutavira Sthavira adalah salah satu orang yang divaksinasi kemarin. Menurut dia, jumlah petugas vaksinasi harus seimbang dengnan banyaknya penerima vaksin. Ini penting untuk mencegah kerumunan.
”Saya orang pertama yang divaksinasi kemarin karena datang pagi sebelum petugas siap memvaksinasi. Setelah divaksinasi, saya sehat. Hanya merasa haus,” ucap Dutavira.
Wakil Kepala Bidang Peribadatan Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, ia dan 400-an staf Masjid Istiqlal telah divaksinasi kemarin. Agar vaksinasi berjalan lancar, pihaknya melibatkan dinas kesehatan hingga TNI/Polri. Masjid Istiqlal dipilih sebagai lokasi vaksinasi oleh Kementerian Agama bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.