Antisipasi Banjir, Tangerang Raya Berharap Bantuan Normalisasi Sungai
Pemerintah Kota Tangerang mengantisipasi hujan lebat sepekan mendatang. Untuk jangka panjang, pemerintah daerah di Tangerang Raya menginginkan adanya normalisasi sejumlah sungai besar.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Tangerang mewaspadai curah hujan tinggi sepekan mendatang. Sejumlah upaya antisipasi ditempuh, termasuk pembangunan turap di beberapa lokasi. Untuk pencegahan banjir jangka panjang, pemerintah pusat diharapkan bisa membantu pemerintah daerah di Tangerang Raya dalam proses normalisasi tiga sungai besar di Tangerang.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Minggu (21/2/2021), menuturkan, Pemerintah Kota Tangerang melakukan berbagai upaya antisipasi untuk meminimalkan dampak dari puncak musim hujan. Upaya yang dimaksud, antara lain, pengosongan tandon, embung, situ, hingga danau. Selain itu, juga mengoperasikan enam dari tujuh pintu air yang ada.
”Pembangunan turap di beberapa titik juga sudah kami lakukan,” kata Arief.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan curah hujan tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), selama 2-3 tiga hari terakhir masih berpotensi terjadi selama sepekan ke depan.
Wilayah Jabodetabek diguyur hujan merata dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada 18-19 Februari 2021. Curah hujan dengan intensitas lebat lebih dari 50 milimeter (mm) per hari dan sangat lebat 100-150 mm per hari. Saat ini, seluruh wilayah di Indonesia masih berada pada puncak periode musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengemukakan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi selama puncak musim hujan yang diperkirakan hingga awal Maret.
Meski telah melakukan sejumlah upaya antisipasi, Arief berharap ada bantuan penanganan banjir yang bersifat permanen dari pemerintah pusat. Ia menyinggung soal langkah menormalisasi tiga sungai besar di Tangerang, yaitu Sungai Cisadane, Cirarab, dan Angke. Selain itu, juga dua anak Sungai Ledug dan Sabi.
”Programnya sudah lama, tapi belum mulai dikerjakan,” kata Arief.
Lima tahun terakhir, Kota Tangerang hampir tidak terkena musibah banjir. Namun, kondisinya berubah dalam dua tahun belakangan. Arief menyebut Kota Tangerang selalu terkena bencana banjir. Hal itu disebabkan curah hujan dan limpasan air dari wilayah luar Kota Tangerang.
Pada Minggu (21/2/2021) siang, beberapa lokasi di Kota Tangerang yang sebelumnya terkena banjir seperti Kecamatan Karawaci dan Angke telah surut. Adapun banjir masih terjadi di Kecamatan Ciledug dan Periuk.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Tangerang telah mendirikan 60 posko kesehatan tanggap darurat dan 28 dapur umum yang tersebar di 10 kecamatan untuk membantu masyarakat terdampak banjir.
Di Kabupaten Tangerang, banjir masih menggenangi Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis. Data sementara menyebutkan terdapat lebih dari 3.000 warga terdampak banjir. Jumlahnya diprediksi terus meningkat sebab data baru diperoleh dari tiga rukun warga (RW). Adapun jumlah RW yang terdampak banjir mencapai 12 RW. Dua RW saat ini terdampak parah, yaitu RW 15 dan RW 17.
”Oleh karena itu, sekarang kami siap siaga. Di samping dapur umum di setiap RW, kami rencanakan juga posko di sini didirikan dapur umum,” ujar Ujat Sudrajat, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, melalui siaran pers.
Menurut Ujat, banjir di Pasar Kemis disebabkan pintu air Sungai Cirarab jebol. Selain itu, juga akibat hujan deras sejak Sabtu (20/2/2021) dini hari. Ujat mengatakan, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar ingin agar normalisasi sungai dan danau di wilayahnya bisa dilakukan secepatnya. ”Selain itu, perlu juga penambahan beronjong di sekitar rumah penduduk,” katanya.