Tangerang Selatan Rekrut 145 Pelacak Kontak Kasus Korona
Pemerintah Kota Tangsel pada pekan ini merekrut 145 petugas pelacakan kontak. Upaya ini diharapkan bisa memperkuat surveilans.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Rasio kasus positif Covid-19 di Kota Tangerang Selatan, Banten, terus naik hingga pertengahan Februari 2021. Pemerintah Kota Tangerang Selatan akan merekrut 145 petugas pelacak kontak. Langkah penguatan surveilans ini diharapkan bisa menekan penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany, Kamis (18/2/2021), mengungkapkan, perekrutan 145 petugas pelacakan kontak akan dilaksanakan pada pekan ini. Mereka bertugas menelusuri dengan siapa saja pasien positif Covid-19 berkontak erat. Setelah orang-orang yang berkontak erat ditemukan dan hasil tesnya positif, mereka segera diisolasi di Rumah Lawan Covid-19 milik Pemerintah Kota Tangsel.
”Petugas tracer tambahan ada dari sukarelawan. Mudah-mudahan bisa segera ketahuan di RT sini berapa, lalu langsung kami kluster,” kata Airin di kantor Pemerintah Kota Tangsel.
Yang kami kejar sekarang meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian.
Petugas pelacakan kontak akan menjalani pelatihan terlebih dulu. Biaya perekrutan sukarelawan untuk menjadi petugas pelacakan kontak sebagian besar dibantu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dengan adanya tambahan 145 petugas pelacakan kontak, Airin berharap upaya surveilans yang terdiri dari tes, pelacakan kontak, dan isolasi bisa berjalan efektif. Upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 menjadi penting mengingat rasio kasus positif di Tangsel terus naik hingga pertengahan Februari 2021.
Dari data Dinas Kesehatan Tangsel disebutkan rasio kasus positif Covid-19 di Tangsel terus naik sejak 28 Desember 2020 hingga 14 Februari 2021. Pada 28 Desember 2020 rasio kasus positif Covid-19 di Tangsel sebesar 3,86 persen. Persentasenya konsisten naik hingga pada 14 Februari 2021 mencapai 5,4 persen atau di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebesar 5 persen.
Adapun per 18 Februari 2021, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Tangsel mencatat penambahan 113 kasus terkonfirmasi positif baru. Total kasus terkonfirmasi positif bertambah menjadi 7.019 kasus. Jumlah korban meninggal bertambah 1 orang menjadi total 303 orang. Sementara pasien yang tengah dirawat masih 419 orang.
Ditemui secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Tangsel Deden Deni tak mempermasalahkan kenaikan rasio kasus positif Covid-19 di Tangsel. Menurut Deden, kondisi itu menandakan jumlah tes Covid-19 yang dilakukan pemerintah tergolong tinggi.
”Yang kami kejar sekarang meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian,” ujar Deden.
Deden menyebut angka kematian akibat Covid-19 di Tangsel saat ini terus menurun sejak 11 Januari 2021. Saat itu persentase kematian akibat Covid-19 di Tangsel menembus 5,48 persen.
Angka kematian di Tangsel terus menurun menjadi 5,1 persen pada rentang 18 Januari hingga 24 Januari 2021. Kemudian turun berturut-turut menjadi 4,85 persen (25 Januari-31 Januari 2021), 4,68 persen (1 Februari-7 Februari 2021), dan 4,48 persen (8 Februari-14 Februari 2021). Kendati terus turun hingga mencapai 4,48 persen, angka kematian di Tangsel masih lebih tinggi daripada angka kematian nasional yang mencapai 2,7 persen.