Selama libur akhir pekan panjang kali ini, sejumlah tempat wisata di sejumlah daerah tetap ramai dikunjungi. Di sisi lain, angka penularan masih stabil tinggi.
Oleh
VAN/GIO/CIP/NSA/FRN/NIK/ETA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah tempat publik di Medan, Sumatera Utara, semakin ramai pada libur Imlek dan akhir pekan. Padahal, warga sudah diminta agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan tidak keluar rumah, kecuali ada keperluan mendesak. Berwisata jelas bukan kebutuhan mendesak pada masa pandemi ini mengingat tingkat penularan Covid-19 semakin tinggi dalam sebulan terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahit Hasibuan sudah mengingatkan warga. Di Sumut kini ada tambahan 220 kasus positif per hari. Awal Januari masih sekitar 80 kasus baru per hari. Total kini ada 22.585 kasus positif. Sebanyak 19.429 orang sembuh, tetapi 777 orang lainnya meninggal. Kasus terbanyak ada di Medan, Deli Serdang, Binjai, Pematang Siantar, dan Simalungun.
Menurut Alwi, rata-rata keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut 60 persen. ”Namun, ada beberapa RS rujukan tingkat keterisiannya mencapai 90 persen,” katanya.
Berwisata jelas bukan kebutuhan mendesak pada masa pandemi ini mengingat tingkat penularan Covid-19 semakin tinggi dalam sebulan terakhir.
Alwi menjelaskan, pemerintah berupaya menggencarkan tes, penelusuran kontak, dan isolasi kasus positif guna memutus rantai penularan. Koordinator Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut Irman Oemar menambahkan, jam operasional pusat perbelanjaan serta usaha makan dan minum kini maksimal buka hingga pukul 21.00. Untuk kawasan hiburan malam dibatasi pukul 22.00.
Di Sidoarjo, Jawa Timur, pelaku perjalanan dinilai makin abai. Sabtu kemarin, ada 302 pelaku perjalanan, terutama dari luar Sidoarjo yang tidak membawa surat hasil negatif tes cepat antigen. Mereka kemudian menjalani tes cepat oleh tim medis gabungan. Hasilnya lima orang positif Covid-19. Mereka langsung diisolasi di hotel yang disediakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, jumlah pelaku perjalanan yang menjalani uji usap antigen itu menurun dibandingkan dengan hari sebelumnya.
”Namun, jumlah pelaku perjalanan yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil uji usap antigen meningkat dari sebelumnya tiga orang menjadi lima orang. Hal ini menandakan risiko sebaran Covid-19 dari pelaku perjalanan tidak bisa diremehkan,” ujar Syaf.
Di Maluku, sebagian besar pedagang Pasar Mardika Ambon, pasar tradisional terbesar di daerah itu, kian tidak peduli dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka tidak lagi mengenakan masker dan tidak menjaga jarak aman. Operasi penegakan disiplin protokol Covid-19 di pasar itu pun semakin jarang dilakukan.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy mengatakan, patroli tetap diberlakukan secara berkala dan rutin. Ke depannya, operasi yustisi akan terus diintensifkan. Namun, terkait dengan penerapan protokol kesehatan, hal itu harus menjadi kesadaran masyarakat.
”Pakai masker itu bukan untuk pemerintah. Itu untuk lindungi diri sendiri dan keluarga Anda. Lihat, semakin hari kasus terus bertambah, orang yang meninggal juga semakin banyak,” ujarnya.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, hingga kemarin ada 6.714 kasus positif di Maluku, dengan 738 pasien dirawat dan 103 orang meninggal. Kota Ambon mendominasi dengan 4.465 kasus positif, 301 orang dirawat, dan 60 orang meninggal.
Dampak pembatasan
Di Jakarta, Panglima Komando Daerah Militer Jaya merangkap Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Mayor Jenderal (TNI) Dudung Abdurachman mengatakan, paparan kasus Covid-19 di DKI dan sekitarnya dari Januari hingga Februari 2021 terus menurun.
”Ini pengaruh dari profesionalisme tenaga kesehatan. Mungkin karena sudah makin sering menangani pasien Covid-19 sehingga berpengaruh pada tingkat kesembuhan. Kini per hari rata-rata 300 pasien sembuh,” kata Dudung. Faktor lain ialah dampak dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.
Di Kota Bogor, Jawa Barat, pembatasan kegiatan warga setempat dan wisatawan terus dilakukan dengan sistem ganjil genap nomor pelat kendaraan pada akhir pekan. Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan aturan diterapkan untuk semua pihak. Kemarin, ganjil genap menurunkan jumlah kendaraan yang melintas di kota itu hingga 31,6 persen dibanding dengan pekan lalu.