Komplotan Begal yang Belum Berhenti Beraksi Memakan Korban di Bekasi
Kasus begal yang berujung tewasnya korban terjadi berulang di Kota Bekasi. Pian Firmansyah (19) jadi korban terbaru kejahatan komplotan begal tersebut.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kasus pembegalan yang menelan korban jiwa kembali terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat. Pian Firmansyah (19) tewas dibacok menggunakan senjata tajam oleh empat pelaku. Polisi masih memburu komplotan tersebut.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Bekasi Timur Inspektur Satu Ompi mengatakan, pembegalan yang diduga melibatkan empat pelaku itu mengakibatkan korban meninggal. Korban dibacok dengan celurit saat melintasi wilayah Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Senin (1/2/2021) dini hari.
”Kejadiannya di wilayah perbatasan antara Kabupaten dan Kota Bekasi. Warga sekitar juga tidak tahu, mereka hanya lihat korban terjatuh dari motor. Saat ditolong warga, ada luka bacok di bagian punggung,” kata Ompi, Selasa (2/2/2021), saat dihubungi dari Bekasi.
Kasus pembegalan atau pencurian dengan kekerasan terjadi berulang di Kota Bekasi. Tindakan mereka juga serupa, yakni mengincar korban yang melintas sendiri dengan sepeda motor saat tengah malam.
Kepala Subbagian Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Erna Ruswing menambahkan, berdasarkan bukti dari rekaman kamera pemantau (CCTV) di lokasi kejadian, pembegalan terjadi saat korban melintas dengan sepeda motor di Jalan Angrek, Bekasi Jaya, Bekasi, Timur, Senin, sekitar pukul 00.30. Korban berpapasan dengan empat pelaku yang datang dari arah berlawan.
”Mereka merampas telepon seluler milik korban setelah membacok korban dan melarikan diri. Korban kemudian ditolong warga sekitar dan dilarikan ke rumah sakit. Namun, satu jam kemudian korban meninggal,” ucap Erna.
Ia menambahkan, pihak kepolisian saat ini masih terus memburu pelaku. Polisi juga masih terus melakukan penyidikan dengan mengumpulkan barang bukti dan mengambil keterangan saksi.
Kasus pembegalan atau pencurian dengan kekerasan terjadi berulang di Kota Bekasi. Sebelumnya, pada akhir Desember 2020, Polres Metro Bekasi Kota menangkap tujuh dari delapan orang yang terlibat pembegalan di Teluk Pucung, Bekasi Utara.
Tindakan mereka juga serupa, yakni mengincar korban yang melintas sendiri dengan sepeda motor saat tengah malam. Korban dipepet, dibacok dengan senjata tajam, dan kendaraan korban dirampas. Kejahatan komplotan begal itu mengakibatkan seorang korban, berinisial AP (16), tewas di tempat kejadian. Saat ditemukan warga, korban sudah tak bernyawa.
Komisari Besar Wijonarko yang saat itu masih menjabat Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, mengatakan, kawanan begal tersebut itu tergabung dalam geng motor yang menamakan kelompok mereka Akatsuki 2018. Kelompok itu berdomisili di Bekasi Utara, Babelan, dan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Jumlah mereka delapan orang.
Di antara tujuh begal yang ditangkap itu, lima orang merupakan remaja. Bahkan, tiga tersangka masih di bawah umur.
Kasus sopir taksi
Kasus pencurian dengan kekerasan di Kota Bekasi juga menyasar para sopir kendaraan. Pada awal Juli 2020, seorang sopir taksi daring, berinisial K (46), tewas setelah dibacok di Jalan Kapuk Raya, Rawalumbu. Dari informasi yang dihimpun polisi, mobil dan ponsel pelaku hilang sehingga korban diduga merupakan korban perampokan.
Para pelaku yang terlibat dalam kasus ini belum terungkap. Dari catatan
Kompas, mobil K ditemukan di Balaraja, Kabupaten Tangerang. Dari jejak-jejak di mobil itu, polisi berupaya menemukan titik terang identitas pelaku.
”Kami mengambil sidik jari untuk identifikasi dulu,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar Hery Purnomo, pada 6 Juli 2020.