Tenaga kesehatan di sejumlah daerah menyatakan siap divaksinasi Covid-19. Mereka berharap pandemi Covid-19 terkendali dengan adanya program vaksinasi ini.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI/KRISTIAN OKA PRASETYADI/ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tenaga kesehatan di Indonesia menyatakan siap divaksinasi Covid-19 begitu menerima pesan singkat dari pemerintah. Pesan itu berisi pemberitahuan pelaksanaan vaksinasi dan dikirim sejak 31 Desember 2020. Mereka berharap vaksin jadi titik tolak pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia.
Tommy, dokter umum di Puskesmas Molingkapoto dan penanggung jawab ruang isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Umar Sidiki, Gorontalo Utara, Gorontalo, belum menerima pesan singkat dari pemerintah. Namun, namanya terdaftar sebagai salah satu calon penerima vaksin di aplikasi PeduliLindungi.
”Saya mendukung program vaksinasi dan siap divaksinasi. Saya harap vaksin bisa menghentikan laju pertumbuhan kasus Covid-19, kemudian membantu menghentikan pandemi,” kata Tommy melalui pesan video, Rabu (13/1/2021).
Ia mengimbau publik agar tidak ragu dan takut divaksinasi. Sebab, pemerintah vaksin telah diuji klinis dan menerima izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun mengeluarkan fatwa halal. Adapun efikasi vaksin Sinovac buatan China di Indonesia mencapai 65,3 persen.
”Artinya, orang yang divaksinasi berpeluang menderita Covid-19 tiga kali lebih rendah dibanding mereka yang tidak divaksin. Jika ada peluang lebih rendah untuk sakit, mengapa tidak? Saya mendukung program ini,” ujar Tommy.
Christin Tatukude, dokter umum di RSUD Zainal Umar Sadiki, juga siap divaksinasi. Hingga kini, ia mengaku belum menerima pesan dari pemerintah. ”Saya harap masyarakat yang belum menerima jadwal vaksin agar tetap sabar. Sambil menunggu, masyarakat bisa mencari informasi agar tidak takut divaksinasi,” kata Christin.
Bidan di Jakarta Timur, Wilhemina, telah mendapat undangan vaksin dari pemerintah. Ia menjadi salah satu dari 119.145 tenaga kesehatan yang mendapat jadwal vaksin pada tahap awal di DKI Jakarta.
Saya mendukung program vaksinasi dan siap divaksinasi. Saya harap vaksin bisa menghentikan laju pertumbuhan kasus Covid-19, kemudian membantu menghentikan pandemi.
Sebagai tenaga kesehatan yang pernah terinfeksi Covid-19 pada awal pandemi, ia berharap pemberian vaksin akan memproteksi dirinya lebih baik lagi. Apalagi, rumah sakitnya juga ikut menangani pasien umum penderita Covid-19.
”Saya berharap vaksin bisa segera didistribusikan supaya kalau saya berangkat dan balik dari bekerja enggak khawatir memikirkan apakah saya terinfeksi. Saya juga berharap, tahun ini diri saya dan orang-orang terdekat tetap sehat di situasi apa pun dan pandemi lekas berlalu,” ujarnya.
Harapan sama juga dituturkan Rizki Usaputro, dokter umum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem, Bali, yang masih menantikan jadwal vaksinasi dari pemerintah dan rumah sakit tempatnya bekerja. Ia pun sangat mendukung vaksinasi Covid-19 yang mulai digelar di Indonesia hari ini.
Ia berharap program vaksinasi melindungi para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan penanggulangan pandemi. ”Semoga program vaksin ini jadi solusi untuk melawan Covid-19,” ujar dokter 29 tahun yang biasa bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) tersebut.
Ronald Rompies, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof dr RD Kandou, Manado, Sulawesi Utara, akan divaksin dalam waktu dekat. Ia dijadwalkan menerima vaksin pada Kamis (14/1/2021) pagi besok.
”Saya harap vaksin bisa menurunkan kasus Covid-19 dan mengurangi risiko pada tenaga kesehatan, terutama karena saya ikut menangani pasien Covid-19. Masyarakat yang masih menunggu agar tetap menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan,” ujar Ronald.
Saya harap vaksin bisa menurunkan kasus Covid-19 dan mengurangi risiko pada tenaga kesehatan, terutama karena saya ikut menangani pasien Covid-19. Masyarakat yang masih menunggu agar tetap menerapkan 3M.
Kepala Bidang Medik Rumah Sakit Umum Pusat Prof dr RD Kandou Manado dr Handry Takasenseran mengatakan, koordinasi terakhir dengan Dinkes Sulut berujung pada penundaan pelaksanaan vaksinasi hingga Senin (18/1/2021) mendatang. Vaksin belum sampai ke rumah sakit sejak mulai didistribusikan pada Rabu pagi.
”Kami sudah siap-siap mulai vaksinasi Kamis (14/1/2021), tetapi diundur. Mudah-mudahan tidak ditunda lagi karena kami mau mencocokkan jumlah tenaga kesehatan penerima SMS untuk vaksinasi dan jumlah vaksin yang kami terima. Total tenaga kesehatan dan peserta pendidikan dokter spesialis kira-kira 2.800,” kata Handry.