Hujan Membayangi Pencarian Korban Jatuhnya Sriwijaya Air
Tim pencarian dan penyelamatan korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terus bekerja di tengah ketidakpastian cuaca.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany / M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim pencarian dan penyelamatan korban Sriwijaya Air SJ-182 terus bekerja di tengah angin cukup kencang dan gelombang. Pencarian tersebar dalam enam sektor di permukaan air dan empat sektor di bawah air.
Sejak Selasa (12/1/2021) pukul 07.00 para penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI Angkatan Laut merapat ke KRI Semarang-594. Mereka menggunakan kapal Landing Craft Utilities (LCU) dan perahu karet.
Mereka menurunkan barang-barang sebelum kembali bertolak ke titik pencarian dan penyelamatan korban Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. Angin cukup kencang, gelombang, dan hujan ringan tak menghalangi pencarian dan penyelamatan.
Dari satu LCU terpantau dua lokasi pencarian di permukaan dan bawah air. Di situ beroperasi KRI Rigel-933 dan belasan kapal cepat dan perahu karet dari berbagai satuan, seperti Dinas Penyelamatan Bawah Air, Denjaka, Marinir, dan Taifib.
Setidaknya tampak penyelam mengangkat dua puing pesawat dari bawah air. Selanjutnya puing itu dibawa ke KRI Rigel.
Direktur Operasi Badan SAR Nasional Rasman MS mengatakan, cuaca menjadi faktor penentu pencarian hari ini. ”Kami memaksimalkan potensi penyelaman dalam air dan alat utama yang memiliki sistem deteksi sonar bawah air,” katanya saat ditemui terpisah.
Berdasarkan paparan rencana operasi Selasa, ada empat sektor pencarian dan penyelamatan di bawah air. Luas masing-masing pencarian 4 mil laut persegi.
Selain itu, terdapat enam sektor pencarian dan penyelamatan di atas permukaan air yang masing-masing seluas 37 mil laut persegi. Rasman mengatakan, luas pencarian hari sebelumnya berkisar 20 mil laut persegi. Perluasan tersebut mempertimbangkan adanya potensi temuan yang terbawa arus. Secara total, ada 54 kapal yang dioperasikan untuk penyelamatan dan pencarian. Ada pula 12 pesawat untuk penyelamatan dan pencarian di udara.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerbangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Edison memaparkan, cuaca pada pukul 13.00-19.00 diperkirakan berawan. Angin bertiup dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 10-20 knot. Tinggi gelombang 0,5-1 meter.
Pada pukul 19.00-01.00, cuaca diperkirakan hujan ringan dengan tinggi gelombang 0,3-1 meter. Adapun angin berembus dari arah barat hingga barat laut dengan kecepatan 8-20 knot. ”Kami akan terus memutakhirkan prakiraan cuaca,” kata Edison.