Basarnas Sisir Lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air
Pemerintah dan lembaga terkait seperti Basarnas telah menurunkan personel untuk meninjau lokasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang diduga hilang di wilayah Kepulauan Seribu.
Oleh
ERIKA KURNIA/SHARON PATRICIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah dan lembaga terkait seperti Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas telah menurunkan personel untuk meninjau lokasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pesawat dengan rute Jakarta-Pontianak itu diduga hilang di wilayah Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) siang.
Dalam konferensi pers virtual, Sabtu malam, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah telah berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, dan instansi terkait untuk menurunkan bantuan.
”Pukul 17.30 WIB, Presiden telah memberi arahan untuk memaksimalkan sumber daya pencarian, termasuk dari TNI Angkatan Laut dan kepolisian,” sebut Budi Karya.
Deputi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryohadi pada kesempatan sama menyampaikan, Basarnas telah menerjunkan tim pencarian setelah mendapatkan info hilangnya pesawat pada sekitar pukul 14.55 WIB.
”Beberapa kapal sea rider telah diberangkatkan setelah mendapatkan informasi titik lokasi yang diduga pesawat itu jatuh. Beberapa kapal kami sudah di lokasi,” kata Bambang.
Sejauh ini, Basarnas telah mengumpulkan berbagai informasi dari masyarakat dan mengumpulkan puing-puing di perairan sekitar lokasi hilangnya pesawat. Meski masih dugaan, puing-puing itu sudah diamankan untuk kemudian ditelusuri Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Boeing 737-524 rute Jakarta-Pontianak yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dijadwalkan berangkat pukul 13.25 WIB dan tiba di Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, pukul 15.00 WIB. Namun, pesawat sempat terlambat lepas landas hingga pukul 14.14 WIB. Pada pukul 14.55 WIB, pesawat dikabarkan hilang kontak.
Pesawat tersebut membawa 6 kru serta 56 penumpang dengan rincian 46 orang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Mengutip Kompas.com, Bupati Kepulauan Seribu Djunaedi menyebut pesawat jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Djunaedi mengatakan, informasi tersebut diterima dari pihak kelurahan setempat.
Beberapa kecelakaan
Sebelum kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, maskapai Sriwijaya pernah beberapa kali mengalami kecelakaan penerbangan. Kompas mencatat, kecelakaan penerbangan terjadi mulai dari pecah ban, tergelincir, hingga keluar landasan.
Pada Juni 2006, ban pesawat Boeing 737-200 milik Sriwijaya Air pecah. Pesawat terpaksa mendarat darurat di landasan pacu selatan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebanyak 123 penumpang yang akan terbang ke Makassar, Sulawesi Selatan, selamat.
Kejadian serupa kembali terjadi pada Januari 2010, ban pesawat Sriwijaya Air bernomor penerbangan SJ-564 pecah saat mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Pesawat Boeing 737 seri 200 itu membawa 111 penumpang dewasa, 6 anak-anak, dan seorang bayi.
Pecah ban pun terjadi pada September 2014. Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-565 mengalami pecah ban saat akan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Meski pesawat mendarat dengan keras, seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 156 orang selamat.
Agustus 2008, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-062 mengalami musibah di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Pesawat yang berangkat dari Jakarta itu tergelincir sehingga keluar dari landasan pacu sekitar 25 meter yang mengakibatkan 18 penumpang pesawat dan warga mengalami luka-luka.
Kejadian tergelincir kembali terjadi pada Januari 2010 yang dialami pesawat Sriwijaya Air jenis Boeing 737 PK-CJA rute Jakarta-Padang di landasan pacu 07 sebelah utara Bandara Soekarno-Hatta. Pesawat bernomor penerbangan SJ-020 itu tergelincir karena roda depan pesawat keluar landasan.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden yang membawa 130 penumpang saat itu. Namun, semua penerbangan Sriwijaya Air terlambat hingga 30 menit.
Adapun pada Desember 2011, pesawat Sriwijaya Air SJ-230 tergelincir hingga keluar landasan Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, akibat cuaca buruk. Sebanyak 129 penumpang dalam pesawat dengan rute Jakarta-Yogyakarta itu selamat.
Kejadian pesawat tergelincir kembali terulang pada Januari 2017, dialami pesawat Sriwijaya Air PK-CJC di Bandara Rendani. Pesawat dengan rute Makassar, Sorong, dan Manokwari yang mengangkut 146 penumpang itu tergelincir saat mendarat di Bandara Rendani.
Penyebab tergelincirnya pesawat tipe Boeing 737-300 itu diduga akibat landasan pacu yang licin setelah diguyur hujan deras. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini.