Sementara ini, sebaiknya menghindari bepergian untuk hal tidak penting. Laju penambahan kasus baru Covid-19 masih belum terkendali.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi pandemi belum terkendali, sementara fasilitas kesehatan makin kritis. Sebagian pihak mengingatkan agar tidak banyak melakukan kegiatan di luar jika tidak terlalu penting. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghindari risiko paparan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Rabu (6/1/2021), mengeluarkan analisis data Covid-19 Indonesia. Dalam analisis dengan pembaruan data per 3 Januari 2021 itu, tercatat dalam sepekan terjadi kenaikan kasus sebesar 7,3 persen atau 48,435 menjadi 51,986. Angka kematian juga naik 0,3 persen dalam sepekan atau 1,254 menjadi 1,258.
Keterisian tempat tidur per 2 Januari di daerah sudah lebih dari 70 persen. Misalnya, di DKI Jakarta mencapai 84,74 persen, Banten 84,52 persen, Yogyakarta 83,36 persen, Jawa Barat 79,77 persen, Sulawesi Barat 79,31 persen, Jawa Timur 78,41 persen, Jawa Tengah 76,27 persen, Sulawesi Selatan 72,40 perse, dan Sulawesi Tengah 70,59 persen.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, situasi itu menjadi peringatan bahwa Indonesia sedang berada dalam keadaan darurat.
”Hal ini dapat menjadi alarm bahwa kita sedang dalam keadaan darurat yang ditandai dengan ketersediaan tempat tidur yang semakin menipis. Perlu dipahami bahwa masih tersisanya sedikit tempat tidur untuk pasien Covid-19 belum tentu bisa digunakan karena terbatasnya tenaga kesehatan,” kata Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta.
Berdasarkan data per 5 Januari, kasus aktif Covid-19 secara nasional mencapai 110.693 kasus. Penambahan kasus harian mencapai 7.445 kasus dan jumlah kasus meninggal 23.109 kasus.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ede Surya Darmawan mengatakan, situasi saat ini merupakan konsekuensi dari terus meningkatnya laju penularan sebagai akibat dari tingginya mobilitas masyarakat.
”Kalau situasi ini tidak segera ditangani, jumlah korban yang meninggal bakal meningkat dan tenaga kesehatan juga menjadi korban. Untuk atasi ini, tidak akan semudah menambah tempat tidur, tetapi harus dipikirkan ketersediaan tenaga kesehatan,” ucapnya.
Salah satu tingginya mobilitas itu ialah terlihat dari pengguna angkutan umum. PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI dalam siaran persnya mencatat 4.791.492 pengguna kereta rel listrik dalam rentang 18 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021.
Jumlah penumpang pada 31 Desember mencapai 311.183 orang, 1 Januari sebanyak 197.110 orang, dan 2 Januari ada 271.561 orang. Adapun sepanjang Desember, rata-rata jumlah penumpang setiap hari mencapai 355.303 orang dengan jumlah pengguna tertinggi setiap hari Senin.
Senin (4/1/2021) pagi, hingga pukul 08.00, tercatat penumpang sebanyak 109.297 orang atau meningkat 7 persen ketimbang waktu yang sama pekan lalu yang mencapai 101.594 orang. Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba menuturkan, di hari kerja persebaran pengguna masih terfokus pada pukul 06.00-08.00 dan pukul 17.00-19.00. Sementara di luar waktu itu lebih lengang dan tidak ada antrean.
”Para pengguna dapat mengatur perjalanannya dengan lebih fleksibel dan memiliki kesadaran untuk tidak naik ke dalam kereta yang telah terisi sesuai kapasitas. Pengguna bisa mengatur waktu perjalanannya dengan melihat jadwal, posisi kereta, dan kondisi antrean di stasiun melalui aplikasi KRL Access,” katanya.
KCI membatasi penumpang maksimal 74 orang per kereta. Hingga 8 Januari 2021 mendatang, jam operasional mulai pukul 04.00 hingga pukul 22.00 dengan 964 perjalanan per hari dan total 91 rangkaian.
Anne meminta pengguna menaati protokol kesehatan dan aturan-aturan tambahan, seperti lansia atau berusia 60 tahun ke atas hanya menggunakan kereta di luar jam sibuk, yakni pukul 10.00 hingga pukul 14.00, anak usia balita untuk sementara tidak boleh naik kereta dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan.