Destinasi Wisata DKI Ditutup, Rekreasi Spiritual di Rumah Saja
Penutupan destinasi wisata DKI saat libur Natal dan Tahun Baru tak menghilangkan kesempatan warga untuk tetap berekreasi. Di rumah pun, warga masih bisa berlibur dengan memanfaatkan berbagai teknologi daring.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup destinasi wisata tak berarti mengilangkan makna libur akhir tahun. Rekreasi masih bisa dilakukan di rumah bersama keluarga untuk merefleksikan kembali perjalanan sepanjang 2020 yang bisa kita lalui di tengah ancaman Covid-19.
Menurut pengajar Program Studi Perjalanan Wisata Universitas Negeri Jakarta, Khrisnamurti, kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup berbagai destinasi wisata, fasilitas publik, hingga pembatasan jam operasional tempat hiburan merupakan langkah tepat. Di akhir tahun, pada 25 dan 31 Desember 2020 serta 1 Januari 2021 merupakan puncak kunjungan warga ke berbagai tempat wisata di Ibu Kota.
Ini adalah akhir tahun yang harus direfleksikan, apa yang kita inginkan tidak tercapai, tetapi bersyukur apa yang kita punya.
Berdasarkan data dari Pemprov DKI Jakarta, beberapa museum yang ditutup pada 25 dan 31 Desember 2020 serta 1 Januari 2021 adalah Museum Sejarah Jakarta, Museum Taman Prasasti, Museum MH Thamrin, dan Museum Joang ’45. Selain itu, berbagai pusat kesenian dan kebudayaan juga ditutup, mulai dari Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, Wayang Orang Bharata, Taman Benyamin Sueb, Miss Tjitjih, Gedung Latihan Kesenian, Laboratorium Tari dan Karawitan Condet, hingga kawasan Perkampungan Budaya Betawi.
Pemprov DKI juga menutup taman hiburan untuk berbagai destinasi wisata hiburan, seperti Taman Margasatwa Ragunan, Taman Impian Jaya Ancol, dan Taman Mini Indonesia Indah. Selain itu, sebagian fasilitas publik seperti RPTRA, fasilitas olahraga, dan taman juga ditutup.
Penutupan destinasi wisata hingga tempat fasilitas publik pada akhir tahun merupakan hal yang tak biasa bagi warga Ibu Kota. Warga DKI dan Indonesia pada umumnya terbiasa merayakan libur akhir tahun dengan berkumpul, bermain petasan, atau berkunjung ke rumah kerabat untuk barbeque. Merayakan akhir tahun dengan kemeriahan dan bersenang-senang sudah menjadi budaya.
Namun, pandemi Covid-19 yang mewabah di Tanah Air memaksa kita beradaptasi. Pemerintah memperketat bahkan melarang berbagai kegiatan perayaan akhir tahun. Khusus perayaan Natal, sebagai besar umat Nasrani merayakan ibadah Natal dari rumah dengan mengikuti ibadah secara daring.
Meski ada pembatasan ketat, hakikat manusia yang pada dasarnya membutuhkan rekreasi tak berarti hilang. Selain itu, filosofi dasar dari pariwisata tak sekadar untuk bersenang-senang. Dalam pariwisata, terdapat unsur refleksi, introspeksi, kesehatan, dan spiritual.
Hal ini sesuai dengan Sapta-Pesona Pariwisata Indonesia. Ada tujuh unsur dalam saptapesona, dan unsur yang terpenting adalah aman, tertib, bersih, baru diikuti dengan unsur ramah tamah dan kenangan.
”Ini adalah akhir tahun yang harus direfleksikan, apa yang kita inginkan tidak tercapai, tetapi bersyukur apa yang kita punya. Dalam pariwisata, ada health tourism, religius tourism, dan heritage tourism. Jadi, berpikirnya benar-benar untuk refleksi,” tutur Khrisna, Kamis (24/12/2020), saat dihubungi dari Jakarta.
Rekreasi bersama keluarga
Merayakan liburan dengan tetap berada di rumah sudah dilakukan masyarakat saat Idul Fitri dan Idul Adha. Cara serupa dapat kembali dilakukan saat merayakan libur Natal dan Tahun Baru.
Oleh karena itu, pada saat tak ada destinasi wisata yang dapat dikunjungi, warga dapat berekreasi di rumah dengan memanfaatkan berbagai aplikasi berbasis teknologi daring. Momentum libur Natal dan Tahun Baru juga menjadi kesempatan tak ternilai untuk melakukan berbagai hal bersama keluarga inti yang selama ini bisa saja hilang karena kesibukan masing-masing.
”Rekreasi paling mudah itu dilakukan di rumah dengan keluarga inti. Misalnya masak bareng, nge-game bareng, dan mengundang orang banyak melalui aplikasi Zoom,” kata Khrisna.
Pengorbanan bersama untuk menahan diri di rumah, bersyukur, hingga berdoa pada liburan akhir tahun mampu meminimalkan penularan Covid-19. Selamat menikmati liburan akhir tahun.