Dinas LH Tangani 1.231 Kg Limbah Medis Sekali Pakai
Selama pandemi, limbah medis berupa masker sekali pakai mencapai ribuan kilogram. Sampah medis perlu penanganan khusus karena infeksius atau membawa bibit penyakit dan bisa menularkan penyakit.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Selama pandemi Covid-19, salah satu jenis sampah yang ditangani Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta adalah limbah masker sekali pakai. Total sebanyak 1.213 kilogram limbah masker sekali pakai dari rumah tangga ditangani dinas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Syaripudin, Selasa (15/12/2020) mengatakan, data limbah infeksius tersebut terhitung dari bulan April hingga pertengahan Desember 2020.
Dari awal pandemi Covid-19 pada bulan April, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah melakukan penanganan limbah infeksius dari rumah tangga secara rutin hingga saat ini. "Ini dilakukan agar limbah infeksius bisa ditangani dengan baik dan menghindari potensi penularan Covid-19," kata Syarifudin.
Kepala Seksi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Rosa Ambarsari menjelaskan petugas kebersihan melakukan pemilahan dan pengumpulan limbah infeksius masker bekas dari rumah tangga. Pemilahan dilakukan untuk ditangani dengan semestinya.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta kemudian bekerjasama dengan pihak pengolah limbah B3 berizin melakukan pemusnahan. "Masker bekas tergolong limbah infeksius. Dinas Lingkungan Hidup bekerjasama dengan pihak pengolah limbah B3 untuk pemusnahannya, dengan cara diinsinerasi," kata Rosa.
Rosa juga mengharapkan agar masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, untuk mulai sadar bahwa memilah sampah adalah hal yang penting untuk dilakukan, terutama pada masa pandemi ini.
“Kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga untuk mulai menyadari bahwa memilah sampah medis rumah tangga adalah hal yang penting untuk dilakukan. Kita sama-sama memilah dan memisahkan sendiri. Kemudian, disemprot disinfektan dan dikemas khusus. Setelah itu tanggung jawab kami untuk penanganan lebih lanjut,” ungkap Rosa.