Masih Pemulihan, Rizieq Belum Penuhi Panggilan Polisi
Hingga Senin malam, terkait peristiwa di Tol Cikampek yang menewaskan enam orang, polisi mengklaim anggotanya diserang oleh simpatisan FPI. Sebaliknya, FPI justru mengklaim sebagai pihak yang dihadang polisi.
Oleh
AGUIDO ADRI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab disebut masih dalam masa penyembuhan serta ada keperluan lain sehingga belum memenuhi panggilan polisi untuk dimintai keterangan terkait kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat, pertengahan November lalu. Sementara, hingga Senin malam ini, polisi dan FPI saling klaim sebagai pihak yang diserang terkait insiden di Tol Cikampek yang menewaskan enam anggota laskar khusus FPI, dini hari tadi.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, pada sekitar pukul 00.30, Senin (7/12/2020), di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50, enam anggota Polri diserang saat melaksanakan tugas penyelidikan terkait rencana pemeriksaan Rizieq Shihab yang dijadwalkan berlangsung pada pukul 10.00.
Fadil mengatakan, dari informasi yang beredar, akan terjadi pengerahan massa saat Rizieq Shihab akan diperiksa di Polda Metro Jaya. Berdasarkan informasi itu, pihak Polda Metro Jaya menyelidiki kebenaran informasi tersebut. ”Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet lalu diserang menggunakan senjata api dan senjata tajam,” kata Fadil.
Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, lanjut Fadil, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga kelompok yang diduga pengikut Rizieq Shihab yang berjumlah enam orang meninggal dan empat orang lainnya melarikan diri.
Kekuatan anggota kita lebih sedikit dari pihak bersangkutan. Kondisi dan faktanya ada bukti voice note. Bagaimana sedemikian rupa direncanakan untuk dipancing ke sana kemudian kendaraan (anggota) dipepet. Semuanya terdata atau ternyatakan dengan jelas di voice note. (Kombes Tubagus Ade Hidayat)
Kuasa Hukum Front Pembela Islam, Aziz Yanuar, saat berada di Polda Metro Jaya, hari ini menyatakan, ia datang untuk memberikan informasi kepada pihak polisi bahwa Rizieq Shihab tidak bisa memenuhi panggilan karena dalam masa penyembuhan dan ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan.
”Saya dan tim kuasa hukum Habib Rizieq Shihab dan Habib Hanif mewakili beliau. Mereka tidak bisa datang karena dalam pemulihan dan keperluan keluarga. Kami sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan tim penyidik untuk agenda lebih lanjutnya. Terima kasih perhatian dan kerja sama pihak kepolisian mengerti situasi dan kondisi Habib. Saya yakin polisi ada rasa kemanusian. Terkait pemanggilan ini sudah kami sampaikan dan pihak polisi menerima itu,” kata Aziz, Senin (7/12/2020).
Aziz menampik kabar Rizieq Shihab dalam kondisi sakit. Saat ini, Rizieq Shihab dalam masa pemulihan sehingga jika memenuhi panggilan polisi untuk diminta keterangan dan pemeriksaan dalam waktu yang lama, kondisinya belum sanggup.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, pihaknya menjadwalkan memeriksa 15 orang. Namun, hingga Senin, baru enam orang yang hadir. Sembilan orang di antaranya yang belum datang dan masih ditunggu untuk dimintai keterangan adalah Rizieq Shihab dan menantunya, Hanif Al-lattas.
”Pengacaranya sudah memberikan alasan ketidakhadiran MRS. Yang bersangkutan ada dakwah dan menantunya ada kegiatan yang lebih penting daripada kegiatan hari ini. Selanjutnya kami akan gelar perkara dari penyidik,” kata Yusri.
Yusri melanjutkan, terkait penyerangan anggota polisi dini hari di Tol Cikampek, Rizieq Shihab masih berstatus saksi. Yusri menuturkan, pihaknya saat ini masih mendalami barang bukti dari penyerang anggota polisi. Polisi juga masih mengejar empat simpatisan lainnya yang kabur saat penyerangan.
Saling klaim
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan, anggota polisi yang diserang sebelumnya dalam rangka overmacht. Kekuatan anggota polisi lebih sedikit, yaitu berjumlah enam orang atau satu tim.
Tubagus menjelaskan, peristiwa penyerangan yang terjadi di Jalan Tol Karawang, ada dua mobil yang memepet dan beberapa kali menabrak mobil anggota polisi. Setelah itu, polisi diserang dengan senjata tajam dan senjata api.
”Kekuatan anggota kami lebih sedikit dari pihak bersangkutan. Kondisi dan faktanya ada bukti voice note. Bagaimana sedemikian rupa direncanakan untuk dipancing ke sana kemudian kendaraan (anggota) dipepet. Semuanya terdata atau ternyatakan dengan jelas di voice note,” kata Tubagus.
Menurut dia, dari voice note itu sudah sangat diketahui oleh yang bersangkut bahwa itu anggota kita. Kemudian tetap dilakukan upaya penyerangan oleh pihak mereka. ”Itu nyata, tidak dikarang-karang, itu faktanya. Dari voice note yang mungkin nanti ada di antara barang bukti yang sudah kita angkat. Itu nyata sekali perencanaannya, bagaimana yang bersangkutan sudah tahu itu mobil polisi,” kata Tubagus yang mempertanyakan penyerangan mobil anggota polisi. Padahal anggota polisi tidak melakukan apa pun.
Tubagus mengatakan, pihaknya masih akan menyelidiki jenis senjata api, menelusuri pemilik senjata api, dan bagaimana cara memperolehnya. Dari situ, kemudian akan dikaitkan dengan peristiwa penyerangan. Sementara enam orang yang tewas saat ini berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati.
Namun, Aziz menyatakan, dari informasi yang ia terima, justru ada upaya penghadangan Rizieq Shihab dan keluarga beserta pengawalnya di Cikunir dan dan Cikampek Km 56.
”Ada satu manuver. Terhadap salah satu kendaraan pengawal ada informasi penembakan sehingga kehilangan untuk mengikuti rombongan lainnya dan terpisah. Sampai pukul 12.00 tadi kami belum tahu, tapi disampaikan pihak polisi ada enam orang terbunuh. Kami menyesalkan hal tersebut terjadi, seharusnya kekerasan bukan menjadi opsi,” kata Aziz.
Sebagai kuasa hukum, Aziz juga meragukan informasi senjata api yang digunakan untuk menyerang anggota polisi. Ia memastikan tidak ada penyerangan dan tidak ada senjata api. Sementara untuk senjata tajam, Aziz belum bisa berkomentar lebih karena akan mengecek dulu kebenaran tersebut.
”Tapi kami yakin kita semua memiliki rasa humanisme tidak seharusnya senjata tajam direspons dengan senjata api sampai menimbulkan kematian. Tewasanya enam anggota, kami akan berkoordinasi dengan DPP FPI. Saya belum bisa komentar lebih. Kabar empat orang yang kabur, setahu saya, informasi hanya enam orang dalam satu mobil. Tidak ada informasi empat orang itu,” kata Aziz.