Kapasitas Tempat Tidur di Tangerang Selatan Mendesak Ditambah
Mengatasi keterbatasan tempat tidur pasien Covid-19 dengan merujuk ke wilayah tetangga tidak lagi mudah dilakukan. Satu-satunya cara adalah Tangerang Selatan harus meningkatkan kapasitas tempat tidur di kotanya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Mobilitas warga dan ketidakdisiplinan menerapkan protokol kesehatan disebut sebagai penyebab bertambahnya kasus positif harian di Kota Tangerang Selatan. Akibatnya, kapasitas tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) yang ada saat ini telah penuh. Penambahan kapasitas tempat tidur mendesak dilakukan.
Pada Kamis (26/11/2020), Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mencatat terdapat penambahan 43 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga total ada 2.481 kasus. Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat bertambah 17 orang dan total keseluruhan pasien yang masih menjalani perawatan sebanyak 259 orang. Adapun jumlah korban meninggal bertambah tiga orang menjadi total 112 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Tangsel Deden Deni menyebutkan, tingginya mobilitas warga dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan menjadi penyebab penambahan kasus terus terjadi setiap hari. Menurut Deden, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Tangsel tidak terkumpul dalam satu kluster, melainkan tersebar di beberapa titik.
”Penyebab utama (penambahan kasus) karena mobilitas warga dan tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan,” ujar Deden.
Jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di Tangsel mengalami tren kenaikan secara konsisten selama enam hari terakhir. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Tangsel Imbar Umar Ghazali menyampaikan, ada laporan pemakaian tempat tidur di rumah sakit yang meningkat.
Kapasitas di ruang ICU pada 22 rumah sakit rujukan yang totalnya berjumlah 20 tempat tidur telah terisi seluruhnya. Kini hanya ada ruang high care unit (HCU), tetapi jumlahnya sudah tidak banyak.
Kendati demikian, Imbar mengklaim kebutuhan tempat tidur bagi pasien Covid-19 masih bisa ditangani dengan merujuk mereka ke sejumlah rumah sakit di wilayah tetangga Tangsel, seperti Jakarta, Bogor, dan Depok.
”Cuma dua hingga tiga hari belakangan, (merujuk pasien ke wilayah tetangga) sudah mulai sulit. Informasinya rumah sakit di wilayah tetangga juga penuh,” kata Imbar.
Penambahan kapasitas
Kondisi itu membuat Pemkot Tangsel harus segera mengambil langkah strategis untuk menambah kapasitas tempat tidur. Melihat tren penambahan kasus yang belum melandai, menambah kapasitas tempat tidur bisa menjadi upaya paling dekat untuk mencegah kematian lebih banyak.
Sebelumnya Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, penyebab kematian pasien Covid-19 yang terus bertambah adalah pasien dibawa ke fasilitas kesehatan dalam kondisi parah. Setelah tiba di fasilitas kesehatan dalam kondisi parah, ruang atau ketersediaan tempat tidur tidak ada.
Untuk itu Airin mengatakan akan berupaya mempercepat pengoperasioan Gedung 2 Rumah Sakit Umum (RSU) Tangsel yang akan khusus menangani pasien Covid-19. Rencana tersebut belum bisa terealisasi saat ini karena ketiadaan sarana dan prasarana di RSU Tangsel. Pemkot Tangsel menargetkan bisa mengoperasikan Gedung 2 RSU Tangsel khusus untuk pasien Covid-19 sebelum akhir tahun.
”Kami harap bisa mampu segera menyelesaikan sarana dan prasarana rumah sakit dengan keterbatasan anggaran yang kami punya. Kami sedang dorong agar ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Banten dan pemerintah pusat,” kata Airin.
Sementara itu, Direktur RSU Tangsel Umi Kulsum mengemukakan, akan ada tambahan 18 tempat tidur di ruang rawat inap isolasi sehingga totalnya menjadi 36 tempat tidur. Selain itu, ada tambahan 4 tempat tidur di ruang ICU Covid-19. RSU Tangsel belum memiliki tempat tidur di ruang ICU.