Drama dini hari hingga menjelang tengah hari di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Banyak orang terlambat mengejar pesawat mereka karena kemacetan hebat di jalan tol menuju bandara.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Kemacetan panjang di sejumlah titik akses masuk Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Selasa (10/11/2020) pagi, membuat sejumlah penumpang pesawat diliputi kepanikan luar biasa. Rencana bepergian yang semula terbayang bakal lancar nyaris gagal.
Sahibuddin (40) hampir tak pernah melepaskan pandangannya dari ponsel. Warga Cinere, Kota Depok, Jawa Barat itu terus mengamati jalur jalan raya dengan garis merah memanjang yang terpampang di aplikasi peta. Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) hanya tinggal 2 kilometer lagi dari posisi mobil Sahibuddin, tetapi sudah 2,5 jam ia dan keluarganya terjebak di dalam mobil.
Pagi itu, Sahibuddin beserta keluarganya berencana bepergian menggunakan pesawat untuk mengunjungi keluarga di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia dan keluarganya sudah berangkat pukul 04.30 dari Cinere.
Namun, memasuki Tol Cengkareng, Jakarta Barat, laju mobil semakin melambat. Di kejauhan terlihat kerumunan massa. Kondisi itu benar-benar membuat mobil Sahibuddin dan kendaraan lainnya tak bergerak sama sekali.
Kemacetan panjang di beberapa titik akses menuju Bandara Soetta disebabkan sebagian kendaraan penjemput Rizieq Shihab yang parkir di jalan tol. (Ajun Komisaris Tugiyo)
Sambil mencoba menenangkan anak dan istrinya, Sahibuddin berpikir mencari cara agar bisa keluar dari kemacetan panjang. Pada akhirnya ia tak menemukan cara meloloskan diri dari kemacetan.
“Mobil kami justru disuruh putar balik karena macet semakin parah,” ujar Sahibuddin saat ditemui di Terminal 2 Bandara Soetta.
Tidak ingin gagal menemui keluarga di Kendari, Sahibuddin tak menyerah. Ia mencoba mencari tahu apakah masih sempat untuk mengejar penerbangan. Karena mobil diminta berputar balik oleh petugas, Sahibuddin meminta istri beserta dua anaknya tetap di mobil sementara dirinya menuju Terminal 2 Bandara Soetta.
Untuk mencapai terminal 2, Sahibuddin harus berjalan kaki. Selama berjalan kaki, ia menyaksikan beberapa penumpang pesawat terlihat keluar dari mobil dan duduk-duduk di sekitar kendaraan mereka yang tak bergerak. Beberapa di antara mereka menggerutu mengutuk kemacetan panjang. Sebagian lagi memilih keluar taksi dan memesan ojek daring.
Sekitar 500 meter berjalan, Sahibuddin melihat ada bantuan bus dari pihak bandara. Bus tersebut mengangkut penumpang yang terjebak macet untuk kemudian diantar ke terminal keberangkatan. Tanpa pikir panjang ia naik bus. Namun, perjalanan itu harus beberapa kali berganti bus demi menghindari kemacetan.
“Sampai di terminal 2 itu sudah jam 7 pagi. Saya tetap terlambat mengejar penerbangan. Tapi pihak maskapai memberi tahu saya kalau jadwal penerbangan bisa diatur ulang bagi penumpang yang terimbas kemacetan,” katanya.
Sahibuddin memilih mengatur ulang penerbangannya menjadi siang hari pukul 13.00. Ia pun menghubungi sang istri agar mengemudikan mobil dan menuju bandara sebelum siang tiba. Sementara Sahibuddin menanti keluarganya di Terminal 2 Bandara Soetta.
Di sekitar terminal 2, beberapa penumpang pesawat juga tampak tergesa-gesa mengejar penerbangan. Joni (70) adalah satu di antaranya. Warga Tomang, Jakarta Barat, itu terengah-engah ketika memasuki terminal 2. Ia baru saja meloloskan diri dari kemacetan di Tol Cengkareng dengan cara berjalan kaki dan berganti-ganti menumpang ojek daring. Kendati demikian, Joni terlambat naik pesawat. Padahal ia sudah berangkat dari rumah tiga jam sebelum jam pesawat lepas landas.
“Seharusnya penerbangan jam 10 pagi tapi saya terlambat. Ini mau ketemu pihak maskapai untuk atur ulang jadwal keberangkatan,” kata Joni.
Tidak hanya di jalan tol, kemacetan juga terjadi di sejumlah jalur arteri menuju Bandara Soetta, seperti di Jalan Husein Sastranegara, Tangerang, Banten. Jalur tersebut disesaki mobil, sepeda motor, dan kendaraan berat. Beberapa penumpang pesawat turun dari mobil dan memilih memesan layanan ojek daring untuk menuju bandara. Koper-koper mereka angkut di atas ojek daring.
Kecepatan kendaraan di Jalan Husein Sastranegara hanya 5 kilometer per jam. Kadang juga kendaraan tak bisa melaju sama sekali. Di tengah kemacetan, beberapa penumpang perempuan beberapa kali melihat jam tangan dan mengutak-atik ponselnya. Salah seorang penumpang hampir menangis karena tak kuasa menahan kepanikan karena takut ketinggalan pesawat.
“Beneran ini enggak ada jalan alternatif lain, bang? Pesawat saya sudah mau terbang,” ujar penumpang perempuan tersebut kepada pengemudi ojek daring di depannya.
Secara terpisah, Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Bandara Soetta Ajun Komisaris Tugiyo menyampaikan, kemacetan panjang di beberapa titik akses menuju Bandara Soetta disebabkan sebagian kendaraan yang parkir di jalan tol. Kendaraan itu merupakan kendaraan massa penjemput dan penyambut kedatangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang tiba dari Arab Saudi di Terminal 3 Bandara Soetta.
Selain itu, untuk mencegah Terminal 3 semakin padat, Jalan Perimeter Utara ditutup. Adapun Jalan Perimeter Selatan juga ditutup di masing-masing akses, sehingga massa berkoordinasi dan berkumpul di gapura depan bandara.
Penjadwalan ulang
Melihat banyaknya penumpang pesawat yang gagal bepergian karena terjebak kemacetan, PT Angkasa Pura II (Persero) menginformasikan penjadwalan ulang penerbangan dapat dilakukan penumpang yang memiliki tiket keberangkatan pada 10 November 2020. Maskapai yang telah mengkonfirmasi hal itu antara lain Lion Air, Batik Air, Garuda Indonesia, dan Citilink.
“Kebijakan maskapai ini sebagai langkah antisipasi agar penumpang pesawat tetap dapat melakukan perjalanan di waktu yang berbeda,” ujar Haerul Anwar, Pelaksana Tugas Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soetta melalui pesan singkat.
Adapun Corporate Communication Strategic of Lion Air Group Danang Mandala prihantor mengatakan, Lion Air dan Batik Air membebaskan biaya penjadwalan ulang keberangkatan bagi penumpang yang terdampak kemacetan pada 10 November 2020. Perubahan jadwal penerbangan itu dapat dilakuakn melalui laman resmi Lion Air dan Batik Air atau menghubungi layanan pelanggan.
Maskapai Garuda Indonesia juga membebaskan biaya penjadwalan ulang keberangkatan bagi penumpang yang terdampak kemacetan. Penumpang juga dipersilakan untuk pengembalian dana (refund) tiket tanpa dikenakan biaya. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, kebijakan pembebasan biaya penjadwalan ulang keberangkatan dan pengembalian dana tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku.