Untuk Urai Kemacetan, Terowongan Senen Mulai Diuji Coba
Setelah pekan lalu kemajuan pembangunan ”underpass” Senen sudah 95 persen, pekan ini Dinas Bina Marga mulai mengujicobanya. Akan ada perubahan arus lalu lintas di Simpang Senen. Dishub mengevaluasi kekurangannya.
Oleh
Helena F Nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dinas Bina Marga DKI Jakarta tengah menguji coba pemakaian terowongan Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (9/11/2020) dan Selasa (10/11/2020). Uji coba dilakukan untuk memastikan arus lalu lintas lancar dan perbaikan yang diperlukan dalam proses penyelesaian proyek tersebut.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menjelaskan, uji coba dilakukan pada jam sibuk di pagi dan sore hari. Pada Senin pagi, uji coba dilakukan pada pukul 08.00-10.00. Untuk sore hari, uji coba akan dilakukan pada pukul 16.00-19.00. Demikian juga pada Selasa besok.
Pengujian terowongan pada dua hari ini adalah untuk menguji arus lalu lintas secara terbuka. Arus lalu lintas yang dibuka pada uji coba ini adalah arus kendaraan dari Jalan Suprapto atau Cempaka Putih melewati terowongan lama lalu belok kanan masuk terowongan baru menuju ke arah RSPAD Gatot Subroto atau Lapangan Banteng.
Dijelaskan Hari, ujicoba terowongan dilakukan menyusul progres pekerjaan yang sudah hampir selesai. Uji coba bertujuan mengetahui perubahan perilaku pengemudi kendaraan yang melewati Simpang Lima Senen dengan pembukaan terowongan baru mengarah ke Lapangan Banteng.
Selain itu, juga untuk mengevaluasi hal-hal yang masih perlu diperbaiki dengan pembukaan terowongan baru Senen. Di antaranya ialah pemasangan rambu-rambu, marka, atau hal-hal lain yang dianggap perlu.
Uji coba ini, jelas Hari, evaluasinya akan terkait dengan keselamatan berkendara dalam melewati terowongan serta kelengkapan sarana dan prasarana jalan, seperti rambu-rambu dan marka jalan.
”Dengan tujuan itu, uji coba ini melibatkan juga petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan kepolisian,” kata Hari.
Terkait uji coba terowongan Senen, Hari melanjutkan, tidak perlu ada uji statis dan uji dinamis pada terowongan. Hal itu karena dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 41/Prt/M/2015 yang perlu diuji statis dan dinamis adalah terowongan jalan dengan panjang bagian tertutup paling sedikit 200 meter. Sementara terowongan Senen memiliki panjang bagian tertutup 180 meter.
Setelah uji coba selama dua hari, terowongan Senen yang telah selesai dibangun akan ditutup kembali untuk dilakukan tindakan-tindakan perbaikan.
Dalam proyek Bina Marga, terowongan Senen merupakan satu dari enam proyek Bina Marga yang ditargetkan selesai pada 2020 dan 2021. Penuntasan proyek ini dilakukan dengan menggunakan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang adalah dana pinjaman dari pemerintah pusat.
Secara terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Rudy Saptari Sulessuryana menjelaskan, uji coba lalu lintas terkait juga dengan usulan pengaturan lalu lintas yang baru di Simpang Senen.
Dijelaskan Rudy, untuk uji coba perubahan lalu lintas itu, dari arah timur atau dari arah Cempaka Putih, kendaraan ada yang bisa melewati Jalan Kramat Bundar langsung ke kiri dan ada yang melewati terowongan. ”Untuk kendaraan yang dari arah timur, yang keluar dari terowongan yang masuk Simpang Lima Senen, yang tadinya kendaraan pribadi boleh lurus ke Kwitang dan belok kanan ke arah RSPAD Gatot Subroto, berdasarkan usulan konsep Bina Marga, itu tidak boleh lagi,” ujar Rudy.
Dengan demikian, untuk mobil pribadi yang keluar dari terowongan yang akan ke arah utara, semua akan dibelokkan lebih dahulu ke kiri ke Salemba, kemudian berputar balik ke utara. Untuk bus Transjakarta, ada dua line khusus di terowongan, baik yang ke arah timur melalui Kwitang maupun ke utara melalui Senen Raya.
Evaluasi sementara, lanjut Rudy, karena masih uji coba sementara, rambu petunjuk pengarah jalan (RPPJ) belum lengkap sehingga para pengguna mobil pribadi belum terinformasikan. ”Jadi, mereka tadi masih belok kanan dan masih bingung. Sementara tadi masih boleh,” ujar Rudy.
Kemudian, dari evaluasi hari pertama uji coba, Rudy melanjutkan, sebelum masuk terowongan Senen, akan dipasang RPPJ, yaitu untuk yang mengarah ke timur dan utara. Kemudian yang mau ke Pasar Jaya tidak bisa berputar di atas.
”Petunjuk-petunjuk seperti itu yang tadi kita anggap masih kurang,” kata Rudy.
Untuk yang di jalur atas di Simpang Lima Senen, lanjut Rudy, juga akan ada penambahan RPPJ, marka, dan jalur sepeda. Namun, itu semua akan dikerjakan setelah uji coba dua hari ini selesai.