Jalur Sepeda 500 Kilometer di Ibu Kota Bukan Tak Mungkin
Pemprov DKI berencana memiliki 500 kilometer jalur sepeda di DKI Jakarta. Saat ini yang sudah terbangun 63 kilometer. Pembangunan jalur sepeda bersama trotoar menjadi upaya DKI menjadi kota ramah lingkungan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Animo sangat tinggi bersepeda di Ibu Kota disambut baik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan berencana menambah jalur bersepeda. Tidak tanggung-tanggung, panjang jalurnya pun bisa 500 kilometer dari panjang jalur saat ini yang baru 63 kilometer.
Rencana menambah jalur sangat panjang itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Namun, pembangunannya masih akan disesuaikan dengan APBD DKI Jakarta yang saat ini terkontraksi pandemi Covid-19.
”Beberapa bulan ini yang menggunakan sepeda di hari kerja di sekitar Sudirman-Thamrin mengalami lonjakan. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menghitung lonjakannya sampai sepuluh kali. Artinya sudah mulai banyak orang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi,” kata Anies di sela-sela acara bersepeda bersama duta besar negara-negara Nordik sebagai bagian dari agenda EU Climate Diplomacy Week 2020, Kamis (5/11/2020).
Kamis pagi, Anies dan Duta Besar Uni Eropa, Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia bersepeda sepanjang 8 kilometer dari kediaman resmi Duta Besar Uni Eropa menuju Menara Rajawali, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tempat kantor kedutaan-kedutaan besar Denmark, Norwegia, Swedia, dan Finlandia. Mereka memiliki kegiatan The Nordic Bicycling Event.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen menyatakan antusiasmenya setelah mencoba jalur sepeda yang telah dibangun di Jakarta. ”Meskipun hujan, ini adalah hari yang luar biasa menyenangkan. Kami berterima kasih kepada bapak Gubernur sudah bergabung merayakan hari ini,” ujar Larsen.
Dalam acara bersepeda itu, Anies juga mengungkapkan, upaya pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, baik trotoar bagi pejalan kaki, jalur sepeda, maupun kendaraan umum, itu merupakan upaya mendorong Jakarta menjadi kota ramah lingkungan.
Mayoritas publik memandang sepeda sebagai alat olahraga, yang didorong untuk diubah menjadi alat transportasi. ”Ini yang sedang kita kerjakan. Dengan adanya infrastruktur itu, harapannya pesepeda merasa lebih nyaman kalau ada di jalan menggunakan sepeda,” katanya.
Syafrin Liputo, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dalam berita Kompas, 28 Oktober 2020, menjelaskan, volume pengendara sepeda saat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB masa transisi jilid dua meningkat 211,7 persen per hari dibandingkan saat pemberlakuan PSBB ketat jilid dua. Pemantauan volume sepeda dilakukan di dua titik pemantauan, yaitu di jembatan penyeberangan orang (JPO) Karet dan Patung Kuda.
Di JPO Karet, bila pada PSBB ketat jilid dua terpantau volume per hari 2.093 pengendara per hari, saat PSBB transisi jilid dua volume lalu lintas sepeda 6.101 unit per hari. Lalu, dari titik pantau Patung Kuda, saat PSBB ketat jilid dua, volume pesepeda tercatat 1.784 sepeda per hari. Sementara saat PSBB masa transisi jilid dua, volume pesepeda sebanyak 5.922 pesepeda per hari.
”Bila dibandingkan, rata-rata volume lalu lintas sepeda pada PSBB masa transisi jilid dua mengalami peningkatan sebesar 211,7 persen dibandingkan pada saat pemberlakuan PSBB ketat jilid dua,” kata Syafrin.
Ketua Komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia Putut Soedarjanto menyatakan, untuk meningkatkan minat pesepeda, pemerintah ada baiknya menyediakan jalur sepeda yang terproteksi. Artinya, meniru jalur khusus bus Transjakarta yang dilindungi dengan pembatas, sebaiknya pemerintah juga menyediakan jalur sepeda terproteksi.
”Saat ini tidak cukup jalur sepeda hanya diberi tanda cat dan dibatasi dengan cone. Memang tidak semua jalan bisa dilengkapi jalur sepeda terproteksi, tetapi bisa dimulai dari Sudirman-Thamrin,” kata Putut.
Dalam siaran resmi Pemprov DKI Jakarta disebutkan, EU Climate Diplomacy Week merupakan acara tahunan di mana Uni Eropa dan negara-negara anggotanya menyelenggarakan berbagai acara untuk mendorong dialog dan kerja sama di bidang perubahan iklim. Dalam komitmen untuk mewujudkan solusi perkotaan berkelanjutan, delegasi UE dan Kedubes Nordik khususnya mendukung acara ini untuk mempererat kemitraan antara Kota Jakarta, Uni Eropa, dan negara-negara Nordik.
Terlebih lagi, Nordik mempunyai misi di Ibu Kota untuk menggelar acara bersepeda tingkat tinggi, tetapi dalam skala kecil. Hal tersebut untuk mempromosikan bersepeda dan pembangunan perkotaan yang sehat dan berkelanjutan.