Kota Bekasi di antara Zona Merah dan Penanganan Terbaik Se-Jawa Barat
Kota Bekasi jadi satu-satunya daerah di Jawa Barat yang masih berstatus zona merah Covid-19. Meski demikian, daerah itu merupakan kota dengan penanganan Covid-19 terbaik di Jawa Barat.
Oleh
STEFANUS ATO/AGUIDO ADRI
·5 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kota Bekasi, Jawa Barat, kini jadi satu-satunya daerah di Provinsi Jawa Barat, yang masih berstatus zona merah Covid-19. Pemerintah daerah tak mempersoalkan status tersebut karena fokus daerah adalah terus mencari kasus Covid-19, terutama orang tanpa gejala. Tujuannya untuk mengukur sejauh mana tingkat kerawanan warga di daerah itu terinfeksi Covid-19.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, Kota Bekasi tidak masalah dengan status satu-satunya daerah zona merah di Jawa Barat. Daerah itu masih akan terus meningkatkan tes untuk melacak kasus baru Covid-19, terutama dari orang tanpa gejala.
”Bukan soal zona merah atau bukan karena banyak mendapatkan warga yang positif Covid-19, melainkan (bagaimana caranya) sebanyak-banyak saya mendapatkan itu (kasus Covid-19) dan untuk mengukur sejauh mana warga saya terpapar,” kata Rahmat, Selasa (3/11/2020), di Bekasi.
Daerah yang masuk zona merah merupakan daerah dengan risiko tinggi penularan Covid-19. Zona oranye adalah daerah dengan tingkat risiko sedang penularan Covid-19.
Upaya untuk terus melacak kasus dan meningkatkan tes Covid-19, kata Rahmat, bertujuan untuk meminimalkan angka kematian dan meningkatkan angka kesembuhan. Agar tujuan itu tercapai, pemerintah daerah terus memperkuat fasilitas kesehatan, baik alat tes maupun ruang perawatan demi memudahkan akses layanan kesehatan bagi warga yang terinfeksi Covid-19.
”Fasilitas kesehatan sejak awal infrastrukturnya kami siapkan. Sekarang (laboratorium PCR) swab tersedia di tiga rumah sakit. Kami punya laboratorium kontainer, laboratorium kesehatan daerah, juga ada tambahan dari BNPB. Artinya, fasilitas kesehatan kami siapkan untuk memenuhi aspek pengendalian,” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan, dengan peningkatan tes, pelacakan, dan isolasi, aktivitas ekonomi di daerah itu juga harus tetap berjalan. Pengendalian pandemi jangan sampai menimbulkan ketakutan. Oleh karena itu, berbagai aktivitas usaha yang sudah mulai dibuka dan kembali menggeliat akan tetap beroperasi dengan catatan mematuhi ketentuan protokol kesehatan.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, hingga Selasa, jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri di seluruh rumah sakit sebanyak 594 pasien. Sementara secara keseluruhan, akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi hingga saat ini sebanyak 6.675 kasus. Rinciannya, 6.154 kasus sembuh, 142 kasus meninggal, dan 379 kasus masih dalam perawatan/isolasi mandiri.
Penanganan terbaik
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, seperti dikutip dari Youtube Humas Jabar, Senin (2/11/2020), mengatakan, dari peta zona risiko, daerah zona merah di wilayahnya masih ada satu, yaitu di Kota Bekasi. Jumlah wilayah zona merah di provinsi itu sama seperti minggu sebelumnya, tetapi bergeser dari Depok ke Kota Bekasi.
”Kami berharap nol zona merah, tetapi masih ada satu. Ini fluktuatif. Secara umum karena pergerakan dan lain-lain,” ucap Kamil.
Meski Kota Bekasi berstatus zona merah, daerah itu menempati peringkat teratas atau kota terbaik di Jawa Barat dalam rapor penilaian provinsi dalam penanganan Covid-19. Unsur-unsur penilaian itu didasarkan pada kemampuan daerah dalam kapasitas tes, pelacakan, treatment (kapasitas rumah sakit), pencegahan, dan tata kelola.
”Tim yang bekerja baik dan penanganan terbaik ada di Kota Bekasi. Kedua Kota Bogor, disusul Kota Cimahi, Kota Bandung, dan Kota Cirebon,” kata Kamil.
Sementara itu, Kota Depok pada minggu lalu berstatus zona merah kembali menjadi zona oranye risiko penularan Covid-19. Namun, daerah itu masih terus waspada dan warga diminta untuk tak lengah dalam menerapkan 3M.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, mengatakan, dari rilis Satgas Covid-19 Pusat pada Senin (2/11/2020), Depok kembali ke zona oranye. Sebelumnya status kota Depok cukup lama berada di zona merah, lalu masuk ke zona oranye. Belum lama berstatus zona orange, Kota Depok kembali masuk zona merah pada minggu lalu dan saat ini kembali zona oranye.
”Skor kami di Depok 1,9 dan ada di zona oranye. Namun, kami tetap harus waspada dan tak boleh lengah serta harus tetap disiplin menerapkan 3M,” kata Dadang.
Berdasarkan pembaruan terakhir pada Senin (2/11/2020), tercatat penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 50 kasus sehingga total kasus konfirmasi positif Covid-19 berjumlah 7.274 kasus. Adapun kasus sembuh bertambah 71 orang sehingga totalnya 6.024 kasus sembuh atau 82,82 persen. Selanjutnya, kasus meninggal bertambah satu orang sehingga total menjadi 203 orang atau sebesar 2,79 persen. Adapun kasus konfirmasi aktif berkurang 22 kasus sehingga menjadi 1047 kasus atau 14,39 persen.
Masih berdasarkan pembaruan data terakhir, lanjut Dadang, Kecamatan Pancoran Mas menjadi wilayah tertinggi penyebaran Covid-19 terbanyak di Depok dengan 153 kasus aktif. Diikuti Kecamatan Sukmajaya dengan 139 kasus aktif dan Kecamatan Beji dengan 123 kasus.
Dadang mengatakan, sesuai instruksi Gubernur Jawa Barat, tes usap tetap terus digencarkan. Begitu pula dengan pelacakan kontak erat dengan kasus konfirmasi positif harus bergerak cepat agar tidak semakin banyak warga yang terpapar.
Selain tes usap dan pelacakan kasus, kata Dadang, pihaknya sudah membentuk dan mengerahkan Tim Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) 119. Tim ini sudah bergerak dan membantu penanganan Covid-19 di Kota Depok. Tugas Tim 119 ini tidak sekadar menerima laporan gawat darurat, tetapi juga membantu keterbatasan tenaga medis.
”Tim 119 siaga 24 jam. Penanganan pandemi ini memang perlu kerja bersama dan bantuan sukarelawan. Tim ini juga ada dua dokter dan perawat yang siap membantu warga. Tim ini akan membantu kerja tenaga medis juga yang selama ini terus tanpa lelah melayani pasien,” kata Dadang.
Tim 119 ini juga siaga membantu puskesmas dan rumah sakit untuk menjemput dan merujuk pasien sehingga penanganan bisa lebih cepat tertangani.