Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke DKI Jakarta pada September 2020 Turun
Pandemi Covid-19 berimbas pada semua sektor. Salah satunya tingkat kunjungan wisatawan asing ke DKI Jakarta yang turun 96 persen pada September 2020 dibandingkan September 2019. Okupansi hotel di Jakarta juga turun.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berdampak terhadap angka kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta mencatat kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta pada September 2020 anjlok 96,45 persen dibandingkan September 2019.
Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga dalam penjelasan secara daring, Senin (2/11/2020), menjelaskan, ada 7.528 kunjungan wisatawan mancanegara mengunjungi Jakarta pada September 2020. Namun, jumlah ini meningkat 67,77 persen dibandingkan Agustus 2020 yang berjumlah 4.487 kunjungan.
Melihat komposisi negara asal wisatawan mancanegara yang berkunjung September 2020, wisatawan asal China mendominasi atau 47,87 persen. Kemudian wisatawan asal Korea Selatan (7,81 persen), Jepang (4,06 persen), Amerika Serikat (3,69 persen), dan Inggris (2,46 persen).
Angka kunjungan itu, menurut Buyung, tercatat dari dua pintu masuk DKI Jakarta, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebanyak 7.468 orang dan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (60 orang). Melihat perbandingan angka kunjungan tersebut, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta pada September 2020 masih jauh dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Situasi pandemi Covid-19 juga berpengaruh pada tingkat hunian kamar hotel di Jakarta. Tingkat hunian kamar hotel berbintang di DKI Jakarta pada September 2020 tercatat 38,96 persen atau naik 2,78 persen dibandingkan Agustus 2020.
Buyung melanjutkan, hotel berbintang satu yang terbanyak terisi tamu selama September 2020 dengan rata-rata tingkat hunian kamarnya mencapai 51,1 persen. Adapun tingkat hunian kamar hotel berbintang empat rata-rata 31,28 persen.
Apabila dibandingkan Agustus 2020, tingkat hunian kamar hotel berbintang yang turun pada September 2020 adalah hotel bintang empat (5,04 persen). Adapun tingkat hunian kamar meningkat dinikmati oleh hotel bintang lima (8,66 persen), bintang tiga (5,34 persen), bintang dua (6,24 persen), dan bintang satu (0,37 persen).
”Namun, jika dibandingkan dengan September 2019, tingkat hunian kamar hotel berbintang bulan September 2020 turun 20,01 persen dan dialami semua klasifikasi hotel,” kata Buyung.
Secara terpisah, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Krishnadi mengakui situasi tersebut. Bahkan, saat libur panjang pekan lalu, angka okupansi hotel di DKI Jakarta berkisar 20-30 persen.