Bodebek menjadi wilayah prioritas penerima vaksinasi Covid-19 karena penyumbang kasus tertinggi konfirmasi positif. Sebanyak 20 persen dari masing-masing jumlah penduduk kota di Bodebek akan menerima vaksinasi Covid-19.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau kesiapan dan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10/2020). Kamil mengatakan, Kota Depok akan menjadi titik berangkat atau kota pertama yang mendapat vaksin agar imunitas warga meningkat.
Alasan Kota Depok menjadi prioritas vaksinasi karena menyumbang kasus terkonfirmasi positif tertinggi di Jawa Barat. Berdasarkan pembaruan data pada Rabu (21/10/2020), total kasus terkonfirmasi positif mencapai 6.456 kasus.
”Simulasi ini untuk menghitung hal yang diperlukan terkait kesiapan pemberian vaksinasi, seperti waktu, frekuensi penyuntikan, jumlah tenaga medis, ketersedian ruang, alur masuk keluar, dan teknis lainnya. Kesiapan jumlah puskesmas juga perlu dipastikan cukup, berapa jumlah daya tampung yang bisa menerima pasien. Jika tidak cukup akan menggunakan gedung-gedung yang harus disulap menjadi tempat vaksin,” kata Kamil, Kamis (22/10/2020).
Ridwan mengatakan, saat ini mereka akan menghitung dan memetakan jumlah tenaga medis akan akan menjalankan tugas pemberian vaksin. Jika ternyata tenaga medis tidak mencukupi, pemerintah akan mempertimbangkan perekrutan relawan vaksin sesuai kriteria.
Dalam proses vaksinasi, Kamil memprediksi, penerima vaksin akan melalui sejumlah tahapan sekitar 45 menit per orang. Salah satu tahapan yang akan memakan waktu yaitu menunggu reaksi tubuh usai disuntik vaksin. Estimasi waktu tersebut diperkirakan 30 menit.
Proses pemberian vaksinasi, lanjut kamil, per orang akan mendapat dua kali vaksin. Setelah 30 hari mendapat vaksin pertama atau sesuai arahan dokter, orang tersebut harus datang untuk diperiksa dan disuntik kembali. Terkait rentang waktu, lanjut Kamil, waktu 30 hari setelah vaksin pertama juga masih perlu dikaji.
”Simulasi pemberian vaksin ini akan kami evaluasi, semua akan diperhitungkan dan akan dibuat pemodelan statistiknya. Hasil evaluasi akan kami sampaikan seminggu ke depan. Kita memang perlu siapkan jauh-jauh hari, harus siap agar nanti pemberian vaksin berjalan lancar,” lanjut Kamil.
Kamil menuturkan, Depok akan menerima paket vaksin sekitar 300.000 atau 20 persen dari jumlah penduduk yang diimpor oleh pemerintah pusat sebagai vaksin tahap pertama. Sementara rentang usia penerima 18 hingga 59 tahun. Prioritas penerima vaksin ialah tenaga medis, TNI-Polri, dan pekerja yang dinilai rentan.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, berkantornya Gubernur Kamil di Kota Depok memberikan dampak yang cukup baik dalam penanganan pandemi Covid-19. Berbagai langkah kebijakan Kamil perlahan mampu menurunkan status penyebaran Covid-19. Kota Depok yang cukup lama berstatus zona merah berubah menjadi status zona orange.
”Berdasarkan update Satgas pusat, Kota Depok masih berada di zona risiko sedang atau zona orange. Kita sama-sama terus tekan agar bisa masuk zona kuning. Nah, di Kecamatan Cinere saat ini statusnya zona kuning. Sebanyak 10 kecamatan lain, dengan menjalankan ketat protokol kesehatan, harus bergerak dalam upaya pencegahan dan penanganan agar masuk zona kuning,” kata Dadang.
Persiapan pelaksanaan vaksinasi juga terus dilakukan di Kota Bogor. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, pihaknya telah menyiapakan 25 puskesmas di tingkat kecamatan dan kelurahan sebagai tempat pelaksanaan pemberian vaksin.
”Terus kita siapkan terkait pelaksanaan pemberian vaksin. Nanti prioritas peneriman 20 persen dari jumlah penduduk Kota Bogor, yaitu tenaga kesehatan dan orang yang bekerja pada sektor pelayanan publik, aparat sipil negara, TNI, dan Polri,” kata Retno.