Unjuk Rasa Lagi di Jakarta, Puluhan Ribu Petugas Mengawal Pendemo
Polisi memperkirakan puncak kedatangan pendemo di sekitar Istana Merdeka dan Monas pada Selasa siang. Karena itu, masyarakat diimbau menghindari ke kawasan tersebut.
Oleh
Johanes Galuh Bimantara
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah elemen massa sudah menyampaikan pemberitahuan bakal berunjuk rasa menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja pada Selasa (20/10/2020), yang diperkirakan berpusat dekat Monas, Jakarta Pusat, dan Kompleks Parlemen, Senayan. Untuk mengawal penyampaian aspirasi, 20.000-an petugas gabungan bersiaga.
”Kami sudah menempatkan 10.587 personel di lapangan,” ucap Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Selasa pagi, di Jakarta. Mereka berasal dari unsur Polri, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sentra-sentra perbelanjaan, mal, yang kami nilai rawan, kami siapkan pengamanan di situ. (Yusri Yunus)
Yusri menambahkan, ada juga 10.000-an petugas cadangan dari kepolisian dan TNI yang bersiaga di area Monas dan Kompleks Parlemen. Mereka bakal turun ke lapangan jika memang dibutuhkan, termasuk jika peserta unjuk rasa terus bertambah, sedangkan jumlah personel yang bertugas tidak memadai lagi.
Terdapat kelompok massa aksi dari buruh, mahasiswa, dan masyarakat yang sudah memberi tahu polisi akan beraksi Selasa ini. Namun, menurut Yusri, pihaknya masih mengoordinasikan data perkiraan jumlah massa.
Selain fokus mengamankan area sekitar Monas dan Kompleks Parlemen, petugas gabungan juga melapis personel keamanan di sejumlah sentra perekonomian. ”Sentra-sentra perbelanjaan, mal, yang kami nilai rawan, kami siapkan pengamanan di situ,” ujar Yusri.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pun sudah menyiapkan skenario pengalihan arus lalu lintas di sekitar Istana Merdeka dan kawasan Medan Merdeka.
”Pengalihan lalu lintas tersebut bersifat situasional, yang akan diterapkan jika massa pendemo menghalangi sejumlah ruas jalan di wilayah Jakarta Pusat,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Sambodo merinci, kendaraan yang hendak masuk ke Jalan Veteran Raya dicegat sejak di persimpangan dengan Jalan Katedral sehingga harus meneruskan perjalanan belok kanan ke Jalan Pos. Arus kendaraan dari Jalan Medan Merdeka Timur yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Utara dibelokkan ke kanan ke Jalan Perwira. Arus dari Jalan MI Ridwan Rais yang menuju Jalan Medan Merdeka Selatan diluruskan masuk ke Jalan Medan Merdeka Timur, kemudian ikut pengalihan ke Jalan Perwira.
Selanjutnya, arus lalu lintas dari Jalan MH Thamrin yang menuju Bundaran Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda dibelokkan ke kiri atau ke kanan di Jalan Kebon Sirih. Adapun pengendara yang ada di Jalan Abdul Muis tidak bisa melanjutkan perjalanan ke Jalan Majapahit, Jalan Budi Kemuliaan, dan Jalan Museum. Mereka bakal diarahkan putar balik untuk tetap di Jalan Abdul Muis atau belok kiri ke Jalan Tanah Abang II.
Sementara itu, kendaraan dari Jalan Hayam Wuruk yang hendak lurus ke Jalan Majapahit bakal dibelokkan ke kiri, ke Jalan Juanda.
Yusri memperkirakan puncak kedatangan pendemo di sekitar Istana Merdeka dan Monas pada Selasa siang. Karena itu, ia mengimbau masyarakat menghindari ke kawasan tersebut.
Terkait massa aksi yang datang dari luar Jakarta, Yusri menyebutkan, petugas gabungan di daerah-daerah penyangga bakal memeriksa mereka guna meredam potensi kerusuhan dan kekerasan. Jika terbukti murni ingin menyampaikan aspirasi, petugas bakal mengawal mereka ke Jakarta. Jika terindikasi hendak ikut rusuh, petugas bakal mengamankan mereka.
Selain itu, dengan pengalaman adanya ambulans yang diduga menyediakan logistik bagi kelompok perusuh, Yusri menyatakan, Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI guna mendata ambulans-ambulans yang bakal terjun ke lokasi demo.
”Kalau untuk kemanusiaan, kami mendukung dan berterima kasih, tetapi kalau di balik itu ada kamuflase, menyiapkan batu-batu untuk pendemo, kami akan tindak tegas,” tuturnya.