Ribuan Keluarga di Muara Angke Terendam Banjir Rob Tahunan
Banjir rob dengan ketinggian 30-60 cm merendam perumahan warga di pesisir Jakarta, tepatnya di Muara Angke, Jakarta Utara. Banjir di wilayah itu sudah terjadi berulang.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir akibat air laut pasang merendam ribuan perumahan warga di pesisir Jakarta Utara, tepatnya di kawasan Muara Angke, Selasa (20/10/2020). Jumlah keluarga yang terdampak banjir sekitar 2.000 keluarga. Banjir di wilayah itu merupakan musibah tahunan yang terjadi berulang.
Pada Selasa siang, di Jalan Dermaga Ujung RT 001 RW 022, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, ketinggian air mencapai sekitar 30 cm. Sebagian warga yang melintas terpaksa mendorong kendaraannya karena mesin kendaraan mati terendam air.
Air yang merendam perumahan warga itu berwarna coklat, dipenuhi sampah, dan berbau busuk. Sebagian anak-anak kegirangan bermain dan mandi di air yang berwarna coklat itu.
Selama tinggal di sini, baru pertama kali airnya setinggi ini, masuk sampai rumah. Sudah dua hari enggak bisa kerja. (Heri Kusuma)
Heri Kusuma (42), salah satu warga terdampak, mengatakan, banjir yang merendam permukiman warga sudah terjadi tiga hari berturut-turut. Banjir biasanya mulai masuk ke perumahan warga sekitar pukul 11.00 dan baru surut di saat tengah malam.
”Hari pertama ketinggiannya sekitar 30 cm, kemarin 50 cm. Hari ini belum tahu, tetapi ketinggian air sudah lebih dari kemarin,” kata Heri.
Ia menambahkan, air yang masuk ke permukiman warga tidak murni air laut, tetapi bercampur dengan air dari sejumlah sungai yang tak bisa mengalir ke muara karena laut di pesisir Jakarta itu dalam keadaan pasang. Hujan selama beberapa hari terakhir juga berdampak pada terendamnya perumahan warga di pesisir karena sejumlah sungai di wilayah itu dalam kondisi penuh.
”Selama tinggal di sini, baru pertama kali airnya setinggi ini, masuk sampai rumah. Sudah dua hari enggak bisa kerja karena motor juga rusak terendam banjir,” katanya.
Salah satu pengurus RW 022 Kelurahan Pluit, Syaiful, menambahkan, banjir rob yang merendam wilayahnya tersebar di 12 RT. Warga yang terdampak sekitar 2.000 keluarga. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 cm sampai 60 cm.
”Kami sudah sampaikan ke kelurahan, tetapi belum tahu solusi dari pemerintah nanti seperti apa karena banjir ini terjadi berulang,” kata Syaiful.
Ia menambahkan, pengurus RW sudah menyiapkan sejumlah pengungsian di beberapa masjid terdekat di wilayah itu. Namun, sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. Warga hanya memindahkan barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi agar tidak terendam banjir.
”Warga sudah biasa seperti ini, enggak kaget lagi. Setiap tahun seperti ini, makanya tidak ada yang mau mengungsi,” katanya.
Lurah Pluit Rosiwan saat dihubungi menyatakan bahwa banjir di Muara Angke sudah terjadi berulang kali. Banjir di daerah itu juga hanya air limpasan.
”Hanya di wilayah RW 022. Air limpasan saja itu, tetapi tetap dibilang banjir rob, sudah biasa ya,” kata Rosiwan.
Adapun untuk mempercepat proses surutnya banjir, Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mengoperasikan dua pompa stasioner dan dua pompa mobile. Penyedotan banjir dimulai sejak banjir mulai merendam perumahan warga hingga pukul 14.00.
”Kami siagakan empat mesin pompa air. Dua pompa stasioner dan dua pompa mobile dengan kapasitas 500 liter per detik,” katanya.