Satu hingga dua minggu ke depan, tingkat hunian Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, diprediksi meningkat. Pasien yang dirawat di sana terus bertambah.
Oleh
Aguido Adri/Stefanus Ato/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, terus menerima pasien Covid-19. Terbaru, masuk lagi 16 taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda, Jakarta Utara, dan 52 warga dari kluster keluarga. Tingkat hunian RSDC Wisma Atlet diprediksi meningkat dalam satu-dua minggu ke depan karena pelonggaran PSBB dan kerumunan massa, di antaranya demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.
Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Letnan Kolonel Laut M Arifin, Kamis (15/10/2020), mengatakan, sekitar pukul 11.50, pihaknya menerima 16 taruna STIP Marunda yang terkonfirmasi positif.
”Ke-16 taruna tersebut kami masukkan ke menara 5 agar mudah diawasi karena ini bagian dari kluster sekolah/kampus taruna. Ini baru pertama kali untuk kategori pasien sekolah taruna. Tidak ada gejala berat, hanya gejala ringan dan ada yang tidak bergejala,” kata Arifin saat ditemui di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Saat ini masih ada 30 taruna lagi yang sedang menunggu hasil tes usap PCR.
Pelonggaran PSBB bisa menimbulkan lonjakan kasus positif. Tingkat hunian di RSDC Wisma Atlet akan kembali penuh seperti pasca-pelonggaran PSBB ketat pertama kali dilakukan di Jakarta.
Temuan kluster sekolah/kampus, menurut Arifin, mengagetkan karena selama ini yang masuk perawatan dan isolasi di Wisma Atlet didominasi kluster perkantoran, kluster keluarga, kluster pekerja lapangan, dan umum. Sebelum kluster STIP, ada pasien dari kluster Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ), Jakarta Selatan. Setidaknya lebih dari 200 mahasiswa di perguruan ini positif Covid-19.
”Perlu diwaspadai kluster sekolah/kampus, jangan sampai meluas seperti kluster perkantoran dan keluarga. Jika menyebar, akan semakin sulit dikendalikan dan kapasitas hunian di RSDC Wisma Atlet bisa terdampak. Sekolah yang tidak siap menjalankan protokol kesehatan ketat jangan menjalankan kegiatan sekolah karena ini sifatnya juga mengumpulkan massa. Hentikan dulu kegiatan yang mengumpulkan massa,” papar Arifin.
Selain kluster STIP, lanjut Arifin, pihaknya juga menerima pasien dari kluster keluarga sebanyak 52 orang. Pada Rabu (14/10), ada 6 keluarga dengan jumlah 26 orang yang masuk RSDC Wisma Atlet.
Arifin melanjutkan, berdasarkan data pada Kamis, jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet, di menara 4, tingkat hunian 45,28 persen dan masih tersisa 846 tempat tidur. Di menara 5 tingkat hunian 35,92 persen, masih tersisa 1.006 tempat tidur; di menara 6 tingkat hunian 56,11 persen, masih tersisa 570 tempat tidur; dan di menara 7 tingkat hunian 46,30 persen, masih tersedia 846 tempat tidur.
Pelonggaran PSBB, lanjut Arifin, bisa menimbulkan lonjakan kasus positif. Tingkat hunian di RSDC Wisma Atlet akan kembali penuh seperti pascapelonggaran PSBB ketat pertama kali dilakukan di Jakarta.
”Dulu pernah naik setelah pelonggaran PSBB pertama. Aktivitas warga dan ekonomi berdampak pada banyaknya kasus dan hunian di Wisma Atlet sangat tinggi. Ketika itu, dalam waktu empat hari, menara 4 dan 5 hampir penuh karena banyak masuk orang tanpa gejala (OTG),” tuturnya.
Kluster industri
Di Kabupaten Bekasi, kasus baru Covid-19 dari kluster industri terus bermunculan. Kasus dari kluster industri juga menyebabkan daerah itu jadi satu-satunya wilayah di Bodebek yang masih berstatus zona merah.
”Kasus banyak berasal dari kluster industri. Kena kami juga masif melakukan tes dan pelacakan di industri,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah.
Akumulasi kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi hingga Kamis sebanyak 3.6112 kasus. Rinciannya, 3.258 orang sembuh, 51 orang meninggal, dan 303 orang masih dirawat atau isolasi mandiri.
Di Kota Bekasi, sesuai data Satuan Tugas Covid-19 setempat, sampai Rabu lalu, akumulasi kasus Covid-19 sebanyak 5.296 kasus atau bertambah 379 kasus baru dalam dua hari.
”Salah satu penyebabnya (kasus terus meningkat) karena kami terus mencari. Prinsipnya, kalau kami mencari kasus, pasti ditemukan dan pasti banyak,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati.
Kota Bekasi kini berupaya menargetkan bisa memeriksa 1.200 spesimen tes usap PCR setiap hari agar pelacakan kontak kasus makin cepat dilakukan. Untuk fasilitas kesehatan, termasuk tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala, disebut di Kota Bekasi masih memadai.
Sementara Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tangerang Hendra Tarmizi, Kamis, menyampaikan, banyaknya unjuk rasa diduga bakal berkorelasi dengan penambahan kasus positif secara signifikan.
Untuk mengantisipasi ledakan penambahan kasus baru, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah menyiapkan rumah singgah sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala. Rumah singgah yang dimaksud adalah Hotel Yasmin di Karawaci, Kabupaten Tangerang.
Kebijakan serupa diterapkan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang merangkul hotel-hotel sebagai tambahan alternatif tempat isolasi mandiri OTG.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang kini menyasar aparatur sipil negara di instansi pemerintahan untuk menjalani tes cepat. Adapun untuk tes pekerja di pabrik-pabrik, diserahkan kepada perusahaan masing-masing.