Kota Bekasi Targetkan Periksa 1.200 Spesimen Setiap Hari
Kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, tembus 5.000 kasus. Daerah itu terus memperkuat tes dan pelacakan untuk mengendalikan Covid-19 di daerah itu.
Oleh
STEFANUS ATO
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Akumulasi kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, sudah lebih dari 5.000 kasus hingga saat ini. Lonjakan kasus yang terus terjadi itu tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Bekasi untuk memperkuat tes, pelacakan, dan isolasi. Pemerintah daerah menargetkan dapat memeriksa lebih dari 1.200 spesimen setiap hari.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Bekasi, sampai Rabu (14/10/2020), akumulasi kasus Covid-19 sebanyak 5.296 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.390 orang sembuh, 772 masih dirawat atau isolasi mandiri, dan 134 meninggal. Sesuai data pada Senin (12/10), akumulasi kasus aktif di Kota Bekasi sebanyak 4.917 kasus. Artinya selama dua hari ada penambahan 379 kasus baru.
”Salah satu penyebabnya (kasus terus meningkat) karena kami terus mencari. Prinsipnya kalau kami mencari kasus pasti ditemukan dan pasti banyak,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bekasi Dezy Syukrawati, Kamis (15/10/2020), di Bekasi.
Menurut Dezy, Kota Bekasi setiap hari mengetes sekitar 500 orang. Artinya setiap minggu ada sekitar 3.500 spesimen yang diperiksa di laboratorium. Angka ini lebih tinggi dari target yang ditetapkan, yaitu 3.100 PCR per minggu.
Tes yang terus meningkat ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Bekasi untuk terus mencari kasus Covid-19 di daerah. Selama ini, rata-rata warga yang ditemukan positif Covid-19 pun didominasi orang tanpa gejala.
Pemerintah Kota Bekasi kini terus memperkuat layanan fasilitas kesehatan untuk mengantisipasi ledakan kasus baru akibat pelonggaran PSBB Jakarta dan gelombang unjuk rasa penolakan Undang-Undang Cipta Kerja. Sejauh ini, belum terlihat ada tanda-tanda munculnya kluster baru Covid-19 di Kota Bekasi setelah demonstrasi.
”Kami berharap gelombang unjuk rasa mereda, bukannya tidak berempati dengan situasi yang ada, tetapi berkaitan dengan penanganan Covid-19, risikonya sangat tinggi,” kata Dezy.
Sejauh ini, ruang isolasi untuk merawat pasien Covid-19 di Kota Bekasi dinilai masih cukup. Dua tempat isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat (RSD) Stadion Patriot Candrabaha dan The Green Hotel diyakini mampu menampung pasien jika terjadi lonjakan kasus.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi Rina Oktavia mengatakan, di RSD Patriot Candrabhaga, hingga Kamis, ada 24 pasien yang dirawat. Kapasitas tampung RSD itu 55 tempat tidur.
”Di The Green Hotel, jumlah pasien yang masih dirawat ada 15 pasien. Jadi, dari 90 tempat tidur, masih ada 75 tempat tidur yang belum terpakai,” kata Rina.
Dezy menambahkan, Pemerintah Kota Bekasi juga menargetkan untuk memperkuat kapasitas tes, terutama tes usap tenggorokan. Meski tak menyebut total jumlah alat tes PCR yang masih tersedia, Dezy memastikan alat PCR cukup untuk melayani warga Kota Bekasi.
Ketersediaan alat tes PCR diperkuat dengan penambahan dua portabel PCR baru untuk mempercepat pemeriksaan spesimen hasil tes usap tenggorokan. Saat ini Kota Bekasi memiliki empat portabel PCR yang memiliki kemampuan memeriksa 500 sampai 600 spesimen tiap hari.
”Dua portabel kami masih dalam tahap proses. Dari penambahan dua portabel itu, kami targetkan sehari mampu memeriksa lebih dari 1.200 spesimen setiap hari,” kata Dezy.
Masih zona merah
Di Kabupaten Bekasi, kasus baru Covid-19 dari kluster industri masih terus bermunculan. Kasus dari kluster industri juga menyebabkan daerah itu jadi satu-satunya wilayah di Bodebek yang masih berstatus zona merah.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengatakan, penyebab Kabupaten Bekasi masih zona merah karena sumbangan kasus dari kluster industri. Sampai Kamis, kasus baru yang muncul dari daerah itu berasal dari kluster industri.
”Kasus banyak dari kluster industri karena kami juga, kan, masif dalam melakukan tes dan pelacakan di industri,” ujar Alamsyah.
Akumulasi kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi hingga Kamis mencapai 3.612 kasus. Rinciannya, 3.258 orang sembuh, 51 meninggal, dan 303 masih dirawat atau isolasi mandiri.
Alamsyah menambahkan, penanganan Covid-19 akan terus dioptimalkan melalui berbagai upaya, terutama pelacakan, penelusuran, penapisan, hingga upaya kuratif di tingkat awal untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pemerintah daerah juga gencar melakukan operasi penertiban protokol kesehatan Covid-19 di lingkungan masyarakat dan perusahaan.
”Kami terus melakukan upaya-upaya, seperti operasi pengetatan protokol kesehatan serta rutin mengunjungi dan mengawasi penerapan protokol kesehatan di perusahaan. Semoga Kabupaten Bekasi bisa berubah menjadi zona oranye,” ujarnya.