”Grebek Lumpur” Mengantisipasi Musim Hujan di Jakarta
Selain mengeruk saluran dan sungai, perawatan dan pemeliharaan pompa juga dilakukan mengantisipasi musim hujan.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menghadapi musim hujan, pengerukan saluran penghubung dan 13 sungai di DKI Jakarta dikerjakan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta. Pengerukan disertai pengurasan saluran-saluran air.
Dimulai sejak Maret 2020, saluran-saluran air terus dikeruk. Setiap Suku Dinas Sumber Daya Air di lima wilayah kota di DKI Jakarta melakukan pengerukan dan pengurasan itu.
Selain gerakan mengeruk lumpur (grebek lumpur) untuk saluran-saluran di wilayah Jakarta, sungai-sungai yang menjadi kewenangan pusat juga dikeruk. ”Itu sudah dimulai sekitar Juli lalu,” kata Ika Agustin Ningrum, Kepala Bidang Pengendalian Banjir dan Drainase Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Selasa (15/9/2020).
Juaini Yusuf, Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, menjelaskan bahwa grebek lumpur dikerjakan di saluran mikro, saluran penghubung, sungai-sungai, sampai ke pengerukan waduk-waduk. Untuk ke-13 sungai yang melintas di wilayah DKI Jakarta, Dinas SDA sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dalam hal ini dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang ada di bawah Kementerian PUPR.
”Ke-13 kali itu sudah kami keruk. Namun, dalam pengerukannya harus mendapatkan rekomendasi teknis dari BBWSCC,” jelas Juaini.
Rekomendasi teknis yang dimaksud berkaitan erat dengan seberapa dalam pengerukan dan lebar kali yang harus dikeruk. Rekomendasi itu perlu karena setiap kali mempunyai kedalaman dan lebar yang berbeda-beda.
”Dengan adanya rekomendasi teknis itu, pekerjaan pengerukan akan lebih detail dan efektif,” jelas Juaini.
Ika menambahkan, pengerukan di kali-kali yang menjadi kewenangan pemerintah pusat itu dikerjakan mulai Juli 2020, tepatnya setelah ada koordinasi.
Untuk kali-kali yang merupakan kewenangan kementerian, yang sudah dikeruk di antaranya Kali Ciliwung segmen Kampung Melayu sampai dengan Jembatan Tongtek Jakarta Timur sepanjang 5,3 km. Lalu pengerukan Kali Ciliwung segmen Jembatan Tongtek sampai dengan Pintu Air Manggarai sepanjang 2,7 km.
Pengerukan Kali Banjir Barat (KBB) segmen Pintu Air Karet sampai dengan Jembatan Roxy Jakarta Pusat sepanjang 13,9 km. Pengerukan KBB segmen Jelambar sampai dengan Season City, Jakarta Barat, sepanjang 1,5 km.
Lalu, juga pengerukan Kali Adem segmen PIK sampai dengan Muara Angke Jakarta Utara sepanjang 3,2 km. Untuk pengerukan di setiap segmen yang bertanggung jawab mengerjakan adalah suku dinas SDA di lima wilayah kota.
Juaini melanjutkan, selain pengerukan saluran air mikro dan penghubung, sungai, dan waduk, ia memastikan pompa air di Jakarta juga disiapkan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pun memantau kesiapan fungsi pompa, Sabtu (13/9/2020). Ia melihat kesiapan pompa di Rumah Pompa Pluit Timur, Penjaringan, Jakarta Utara; Rumah Pompa Pulo Mas, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara; dan Rumah Pompa Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.
Ia menyatakan, terjadi peningkatan intensitas hujan beberapa tahun belakangan ini. Untuk itu, pengendalian dan pencegahan terhadap banjir harus pula ditingkatkan, mulai dari dukungan terhadap anggaran, sarana-prasarana, sumber daya manusia, hingga teknologi yang digunakan.
”Tidak bisa (kerja) seperti biasa saja. Apa yang bisa dikerjakan di musim kemarau ini, dikerjakan. Meskipun pandemi Covid-19, kita tetap fokus menyelesaikan persoalan banjir,” jelas Ahmad Riza.