Keterlibatan Sipil dalam Insiden Penyerangan di Ciracas Diselidiki Polisi
Dari 12 saksi yang diperiksa Polisi Militer Kodam Jaya, tiga di antaranya mengakui perbuatan merusak fasilitas. TNI AD memohon maaf atas insiden penyerangan itu.
Oleh
STEFANUS ATO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Polisi Militer Kodam Jaya melalui tim gabungan masih mengusut penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Keterlibatan prajurit TNI ditangani polisi militer, sedangkan Polda Metro Jaya masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan masyarakat sipil.
”Kami sama-sama, kami membuat tim terpadu dalam mengusut kasus ini. Yang urusan dengan TNI, ada di TNI ranahnya. Sementara kami lagi melidik apakah ada orang lain yang bukan TNI,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Minggu (30/8/2020), di Jakarta.
Ia menambahkan, untuk memudahkan proses penyelidikan, polisi masih mengumpulkan sejumlah kamera pengawas (CCTV) yang ada di sekitar lokasi kejadian. Hingga Minggu, ada dua polisi yang masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyerangan pada 29 Agustus 2020, pukul 01.30. Dua korban tersebut menderita luka di bagian punggung dan kepala.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pihaknya telah memerintahkan Komandan Garnisun Tetap I atau Pangdam Jaya untuk mendalami peristiwa penyerangan pada 29 Agustus dini hari di Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur. Dari data dan fakta di lapangan, luka yang dialami salah satu prajurit TNI berinisial MI bukanlah akibat pengeroyokan, sebagaimana ia sampaikan kepada teman-temannya yang menyulut emosi.
”Akibat kecelakaan tunggal. Hal itulah yang dijadikan titik awal pendalaman oleh Komandan Garnisun untuk memanggil saksi-saksi, di antaranya ada 12 orang yang sudah diperiksa,” kata Hadi, dalam jumpa pers di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu, seperti dikutip dari akun Youtube Kompas TV.
Dari 12 saksi yang diperiksa secara intensif oleh polisi militer, tiga orang saksi sudah mengakui perbuatannya. Mereka mengaku terlibat perusakan sepeda motor dan kendaraan di Ciracas.
Keterlibatan prajurit
Hadi menambahkan, dari hasil pengembangan penyelidikan terutama saat memeriksa telepon seluler Prajurit Dua (Prada) MI, ditemukan bukti percakapan ia menghubungi 27 rekannya. Temuan itu akan dijadikan pegangan untuk pengembangan lebih lanjut.
”Dalam rekaman CCTV yang kedua ketika terjadi perusakan, terlihat ada sepeda motor dengan dua orang yang diduga kuat melakukan perusakan. Nantinya dari saksi-saksi yang sudah diperiksa akan terus dilakukan pemeriksaan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa, di tempat terpisah di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta Pusat, meminta maaf akibat peristiwa penyerangan itu. Pihaknya berjanji mengawal proses penyelidikan itu agar ada tindakan lanjut, mulai dari ganti rugi biaya perawatan korban luka-luka hingga perusakan oleh para pelaku.
”TNI AD memohon maaf atas insiden yang menyebabkan korban maupun kerusakan yang dialami masyarakat sipil maupun anggota Polri yang tidak tahu apa-apa. Kami akan mengawal agar ada tindak lanjut,” ujar Andika.