Anak-anak Bermain Tanpa Perisai
Belum semua anak terlindungi saat beraktivitas di luar ruangan selama masa pandemi Covid-19. Pemakaian masker belum menjadi kebiasaan baru.
Kejenuhan akibat pandemi Covid-19 membuat anak-anak tak dapat membendung hasrat untuk bermain bersama teman-teman mereka di luar rumah. Sayangnya, mereka bermain tanpa dilindungi oleh ”perisai” guna menangkal Covid-19.
Jumat (28/8/2020) siang, beberapa anak asyik bermain di salah satu sudut Taman Jayakarta, Jalan Prof Dr Latumenten, Jakarta Barat. Siti (10) dan Uta (7), misalnya, tampak serius bermain catur beralaskan tanah. Dua temannya menonton, sedangkan sisanya berlarian.
Sayangnya, tak satu pun dari mereka yang memakai masker siang itu. Siti, anak paling tua dalam gerombolan tersebut, mengaku memiliki masker. Akan tetapi, masker itu ia tinggalkan di rumah. Hal yang sama ternyata juga dilakukan oleh anak-anak lain.
”Punya masker, tapi ditinggal di rumah,” katanya sambil tersipu malu.
Hampir setiap hari, anak-anak yang tinggal di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, itu bermain di Taman Jayakarta seusai menyelesaikan tugas sekolah. Sebab, taman itu memiliki halaman yang luas.
Berbeda dengan lingkungan di tempat tinggal mereka yang berjarak sekitar 500 meter dari taman tersebut. Di sana, satu-satunya ruang yang bisa mereka manfaatkan adalah jalan selebar 4 meter. Di ruas jalan itu, banyak gerobak makanan dan sepeda motor terparkir. Tidak hanya itu. Mereka juga harus mengalah dengan sepeda motor yang sering melintas.
Selama bermain di Taman Jayakarta tersebut, anak-anak ini jauh dari pengawasan orangtua. Alhasil, kerumunan pun tak dapat terhindarkan. Mereka tak mengenal istilah jaga jarak. Hal itu terbukti saat Siti mendekap salah satu temannya yang masih berusia kurang dari lima tahun.
Ema (67), juru pemantau jentik (jumantik) RT 001 RW 001 Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, mengaku, selain memantau jentik ke rumah-rumah warga, ia juga kerap mengingatkan anak-anak untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal tersebut rutin ia lakukan setiap Jumat.
Terlebih salah satu warga di sana sempat dinyatakan positif Covid-19. ”Tapi warga sini taat pakai masker kalau diingatkan. Mereka waspada karena ada yang positif (Covid-19) kemarin, tapi sekarang sudah sembuh,” ungkap perempuan yang menjadi jumantik sejak tahun 1975 tersebut.
Di Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tepatnya di depan SMP Negeri 70 Jakarta, beberapa anak terlihat bermain sepatu roda dan sepeda. Tak seperti anak-anak di Taman Jayakarta, anak-anak di Kebon Melati itu didampingi orangtua masing-masing.
Walaupun begitu, tetap saja tak satu pun dari anak-anak tersebut yang mengenakan masker pagi itu. Pun dengan ibu-ibu mereka. Suparmi (42), orangtua Aisyah (3), salah satu anak yang bermain di sana, mengungkapkan sulitnya mengajak anak untuk mengenakan masker.
”Di rumah, sih, banyak masker. Tapi, susah ngajak anak-anak pakai masker. Mungkin karena lihat teman-temannya enggak pakai masker,” katanya sambil mengenakan masker yang sebelumnya ia simpan di dalam tas.
Suparmi yang berjualan makanan di depan SMP Negeri 70 Jakarta tersebut tinggal di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meski warung dan rumahnya berjarak sekitar 2 kilometer, ia selalu mengajak Aisyah ke sana setiap hari agar anaknya bisa bermain sepatu roda.
”Kalau di rumah, enggak bisa main sepatu roda karena enggak ada jalannya. Kalau di sini, kan, luas. Banyak temannya juga,” katanya.
Sebelumnya, di Jalan Banjir Kanal, Kota Bambu Utara, pada Senin (24/8/2020) siang, beberapa anak juga terlihat bermain sepak bola. Mereka juga tak membekali diri dengan masker meskipun beberapa kali harus bersentuhan fisik saat berebut mendapatkan bola.
Rava (11), salah satu anak yang bermain bola, mengaku meninggalkan maskernya di rumah. Ia mengaku jarang memakai masker tersebut saat bermain bersama teman-temannya. ”Jarang, (pakai masker) kalau ngaji saja biasanya,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Fahri (13), teman Rava, yang ikut bermain sepak bola. Ia mengaku mempunyai tiga masker di rumahnya. Saat ditanya alasan tidak memakai masker siang itu, ia hanya melempar tawa.
Ribuan kasus
Menilik data persebaran kasus positif Covid-19 dari laman corona.jakarta.go.id per 27 Agustus 2020, sebanyak 747 anak berusia lima tahun ke bawah terinfeksi Covid-19 di DKI Jakarta. Sementara anak berusia 6-19 tahun yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 2.622 orang. Jika dijumlahkan, angka tersebut mencapai 3.369 orang.
Sebagai perbandingan, penduduk DKI Jakarta berusia 60 tahun ke atas yang terinfeksi Covid-19 mencapai 4.263 orang.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai pencegahan infeksi Covid-19 pada anak, Rabu (26/8/2020). Rekomendasi ini disusun berdasarkan tren penularan Covid-19 serta keadaan lokal, kultural, dan aspek perkembangan anak dalam membangun kebiasaan kesehatan dan interaksi sosial.
Di dalamnya, IDAI tidak merekomendasikan anak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Dalam keadaan mendesak, anak di bawah usia dua tahun disarankan menghindari penggunaan masker. Sebagai alternatif, anak bisa mengenakan pelindung wajah (face shield) dan kereta dorong berpenutup dengan pengawasan ketat.
”Intinya, kita harus menghindarkan anak dari paparan droplet karena anak bisa tertular dan menularkan Covid-19,” kata Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDAI Yogi Prawira dalam bincang-bincang ”Panduan Memakai Masker untuk Anak” di Kantor Graha BNPB Jakarta, Kamis (27/8/2020).
Bagi anak berusia dua tahun ke atas, IDAI tetap merekomendasikan untuk mengenakan masker dan pelindung wajah. Pengecualian aturan itu untuk anak yang memiliki masalah medis yang mengganggu seperti gangguan mental dan kognisi, penyakit jantung, serta paru kronik.
Selain itu, IDAI juga merekomendasikan agar orangtua mulai mengenalkan penggunaan masker pada anak usia dua tahun selama di rumah secara bertahap. Masker yang disarankan adalah masker kain tiga lapis. Selain itu, anak juga diminta menjaga jarak fisik sejauh 2 meter.
”Anak adalah peniru ulung. Mereka akan menirukan apa yang kita contohkan,” ujar Yogi.
Sebelumnya, WHO bersama Unicef juga telah mengeluarkan Anjuran Penggunaan Masker bagi Anak-anak selama Pandemi Covid-19. WHO dan Unicef menganjurkan agar anak berusia 12 tahun ke atas menggunakan masker seperti halnya orang dewasa.
Adapun bagi anak berusia 6-11 tahun, pemakaian masker hendaknya disesuaikan dengan tingkat risiko penularannya. Misalnya, penggunaan masker dianjurkan bagi anak yang berada di wilayah berisiko tinggi atau yang tinggal bersama lansia.
Sementara anak berusia lima tahun ke bawah dinilai tidak perlu memakai masker. Mereka menganggap penggunaan masker bagi anak-anak dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan anak dalam beraktivitas.
”Anjuran WHO ini berlaku umum untuk seluruh dunia. Di Indonesia kita sesuaikan dengan kepatuhan orang dewasa menggunakan masker. Andai saja kedisiplinan orang dewasa memakai masker tinggi, batas usia anak yang wajib memakai masker juga bisa lebih tinggi,” kata Yogi.