Sudirman-MH Thamrin Masih Jadi Magnet Para Pesepeda
Meskipun pemerintah berupaya menyediakan jalur lain bagi para pesepeda, kawasan Sudirman-Thamrin masih menjadi kawasan favorit di hari Minggu pagi. Kawasan ini masih ramai menjadi tujuan pesepeda dari berbagai wilayah.
Oleh
FAJAR RAMADHAN / INSAN ALFAJRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski pemerintah provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan 29 kawasan khusus pesepeda, warga masih menjadikan kawasan Sudirman-MH Thamrin sebagai tujuan favorit untuk bersepeda. Akibatnya, kerumunan di kawasan ini masih sulit dihindari.
Minggu (2/8/2020) sekitar pukul 08.00 di Jalan Sudirman-MH Thamrin, jalur sepeda padat. Rata-rata kecepatan sepeda yang melintas berkisar antara 30-40 kilometer per jam.
Pemandangan yang berkebalikan terlihat di kawasan khusus pesepeda (KKP) di Jalan Gadjah Mada-Hayam Wuruk, pukul 07.15. Hanya beberapa pesepeda yang melintas. Jalur khusus sepeda yang relatif lengang membuat pesepeda dapat melaju dengan kecepatan sekitar 50-60 kilometer per jam.
Eko (43), pesepeda asal Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, mengaku hanya sekadar melintas di Jalan Gadjah Mada-Hayam Wuruk. Ia bahkan tidak menyadari bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan KKP. ”Saya ngikutin jalan saja tadi, terus muter lewat sini,” katanya saat ditemui di Jalan Gadjah Mada.
Hampir setiap minggu, Eko selalu menyempatkan diri bersepeda. Dapat dipastikan pula, Jalan Sudirman-MH Thamrin menjadi tujuan akhirnya.
Meski ada KKP yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya, seperti Jalan Inspeksi BKT atau Jalan Raden Inten, ia masih menikmati jalur sepeda di kawasan Sudirman-MH Thamrin. Meski ia harus menempuh jarak 28 kilometer.
”Kalau di BKT, banyak orang jalan, saya enggak bisa ngebut. Ini enggak bisa pelan sepedanya,” kata pemilik sepeda balap Element FRC 51 ini.
Berdasarkan pengamatan Eko, kawasan Sudirman-MH Thamrin memang masih menjadi magnet utama bagi para pesepeda. Sebab, banyak titik yang bisa mereka jadikan latar untuk berswafoto di sana. ”Seperti di Bundaran Hotel Indonesia, itu kan ramai banget. Pesepeda pada foto-foto,” katanya.
Yansi (51), pesepeda asal Ciputat, Tangerang Selatan, juga mengaku selalu bersepeda dengan tujuan ke Sudirman-MH Thamrin. Sebab, ia tetap ingin menjaga ritme gowesnya. Selama ini, ia sudah terbiasa menempuh jarak sejauh 40-60 kilometer setiap minggu.
”Pasti ke sini (Jalan Sudirman). Kalau sampai Bundaran Hotel Indonesia bisa pas hitungannya 20 kilometer sekali jalan,” ujarnya.
Beberapa kali, Yansi juga mencoba melintasi KKP yang ada di daerah Jakarta Selatan, seperti Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari dan Jalan Iskandar Muda. ”Beberapa kali saya melintas di JLNT Antasari. Di sana tekanan udaranya kencang sekali, jadi membuat pesepeda cepat lelah,” ujar pria yang biasa bersepeda 3-4 kali dalam seminggu ini.
Idealnya kondisi Sudirman-Thamrin bagi pesepeda, menurut Yansi, membuat kawasan Sudirman-Thamrin tetap jadi favorit meski konsentrasi pesepeda coba dipecah ke beberapa lokasi lain.
Kawasan jalur sepeda sementara di Sudirman-MH Thamrin juga menjadi andalan Faris Zulfikar (27), Isban Suseno (28), dan Ujang Dedi (29) untuk bermain sepeda. Tiga sekawan asal Cengkareng, Jakarta Barat, ini berpendapat, kawasan Sudirman-MH Thamrin memiliki trek lurus dan lebih panjang dibanding KKP lainnya.
Sebelumnya, kata Zulfikar, mereka bertiga rutin gowes di Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara. Pagi ini mereka menjajal rute Sudirman-MH Thamrin. ”Kami gowes dari Cengkareng, lanjut ke GBK dan nyoba jalur Sudirman-Thamrin. Rutenya seru karena lurus dan lumayan panjang,” katanya saat ditemui di Bundaran Hotel Indonesia.
Mereka bertiga menggunakan sepeda gunung, lengkap dengan helm dan sarung tangan. Zulfikar sempat ditegur oleh personel Satuan Polisi Pamong Praja lantaran tidak mengenakan masker dengan baik.
”Saya pakai masker, tetapi maskernya saya pasang di mulut agar sirkulasi udara lancar ketika gowes. Tapi, kata petugas harus dipasang dengan benar. Ya, sudah, saya nurut saja,” katanya.
Pada pukul 08.00, kawasan Bundaran Hotel Indonesia sudah ramai oleh pesepeda. Mereka memanfaatkan jalur khusus sepeda di bagian kiri jalan. Selain pesepeda, sejumlah warga memanfaatkan jalur ini untuk berlari.
Sementara itu, jalur pedestrian sekitar FX Sudirman, Dukuh Atas, dan seberang Halte Tosari ICBC menjadi lokasi favorit pesepeda untuk beristirahat. Di sana, mereka terlihat berkerumun dengan rombongan masing-masing. Jangankan menjaga jarak, mereka bahkan terlihat bergurau sambil melepas masker.
KKP di DKI Jakarta tersebar di 32 titik. Selain itu, ada juga jalur sepeda sementara di Jalan Sudirman-MH Thamrin-Medan Merdeka Barat. Untuk hari ini, kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, hanya 29 KKP yang dibuka. Tiga lokasi ditutup karena di kawasan itu ada RW yang sedang menerapkan pembatasan ketat berskala lokal.
Tiga lokasi itu adalah Jalan Amir Hamzah di Jakarta Pusat; Jalan Pemuda, Jakarta Timur; dan Jalan RA Fadillah di Jakarta Timur. ”Supaya tak terjadi penyebaran Covid-19, KKP di kawasan itu kami tiadakan,” ujarnya.