Puncak Bogor Padat, Banyak Wisatawan Tak Patuh Protokol Kesehatan
Wisata Puncak, Bogor, dipadati wisatawan. Namun, kedatangan mereka tak disertai kepatuhan protokol kesehatan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Libur panjang akhir pekan Idul Adha, kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, dipadati wisatawan. Kedatangan wisatawan pada masa pandemi Covid-19 tidak disertai kepatuhan protokol kesehatan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Fitra Zuanda mengatakan, kepadatan kendaraan terjadi sepanjang sekitar 2 kilometer di kawasan wisata Puncak, Bogor. Jumlah kendaraan yang melintas jalur Puncak meningkat mencapai sekitar 30 persen dari hari sebelumnya, Jumat (31/7/2020). Kendaraan berpelat B mendominasi jalur lalu lintas Puncak.
”Kemacetan mulai dari gerbang keluar Tol Jagorawi hingga simpang Gadog. Untuk mengurai kemacetan, kami berlakukan jalur satu arah sejak pagi pukul 08.00-11.00. Setelah itu buka dua arah. Arus lalu lintas masih tinggi, pukul 13.00, kami berlakukan lagi satu arah. Hari ini puncak arus wisata, dan Minggu besok puncak arus balik,” kata Fitra, Sabtu (1/8/2020).
Fitra mengatakan, dalam pengawasan ketertiban dan kelancaran lalu lintas kendaraan di Puncak pada akhir pekan ini, mereka sekalian mengelar razia kendaraan dalam operasi Patuh Lodaya 2020.
Pemeriksaan dari operasi Patuh Lodaya di sepanjang jalur Puncak untuk menertibkan para pengendara dengan mengecek kelaikan kendaraan, kelengkapan surat, hingga prosedur keselamatan berkendaran dan imbauan kepatuhan protokol kesehatan.
”Masih ada wisatawan yang tidak patuh protokol kesehatan. Kami imbau mereka untuk patuh dan mengenakan masker. Untuk penindakan ada tim dari Satpol PP,” kata Fitra.
Diberitakan sebelumnya, Kompas, Kamis (30/7/2020), Fitra mengatakan, untuk mengamankan arus kendaraan di daerah Puncak, mereka menerjunkan kekuataan Satlantas 187 personel yang bertugas selama hari Jumat-Minggu tanpa ada pembagian giliran kerja.
Tetap waspada
Sejak dibukanya sejumlah obyek wisata, wisatawan dari luar daerah Bogor terus berdatangan. Hal itu menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Bogor karena berisiko terjadi penularan jika kepatuhan protokol kesehatan tidak disiplin dijalankan.
”Mengingat imported case atau kasus penularan dari luar cukup tinggi. Dan risiko penularan di kawasan wisata di Bogor bisa meningkat jika pengunjung tak patuh protokol kesehatan. Pembukaan obyek wisata ini untuk roda ekonomi, tapi perlu diingat kepatuhaan protokol kesehatan dari pengunjung,” kata juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah.
Syarifah mengatakan, protokol kesehatan perlu diterapkan sebagai antisipasi agar jangan sampai terjadi lonjakan kasus dari kasus penularan dari luar. Tidak hanya itu saja, Syarifah menegaskan, berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Jumat (31/7/2020), sejumlah wilayah di kawasan puncak masih masuk zona merah dan zona oranye.
”Masih perlu kewaspadaan dan risiko penularan masih ada karena belum semua wilayah zona hijau. Seperti di Ciawi zona merah karena masih ada 10 kasus positif. Di Megamendung dan Cisarua zona oranye dengan PDP 13 orang,” kata Syatifah.
Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor Asep Agus Ridhallah mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke Puncak, Bogor, pada pekan ini tak seramai Minggu lalu. Menurut Agus, masyarakat masih merayakan Idul Adha karena pemotongan kurban banyak dilakukan pada hari Sabtu ini meski perayaan jatuh pada hari Jumat.
Agus melanjutkan, berdasarkan pantauannya di lapangan, masih dijumpai wisatawan yang tak mengindahkan protokol kesehatan. Bahkan, ada sejumlah warga yang melawan petugas dan tidak ingin menggunakan masker.
”Dari minggu kemarin kami sudah sosialisasi protokol kesehatan. Pengunjung itu ada bawa masker, tapi enggak mereka pakai. Hari ini kami langsung tindak, kami suruh push up dan bersihkan sampah,” kata Agus.
Masih ada sejumlah wisatawan yang tak patuh protokol kesehatan. Bahkan, ada sejumlah warga yang melawan petugas dan tidak ingin menggunakan masker.
”Dibukannya tempat wisata bukan berarti situasi sudah aman dari pandemi. Kita patuh protokol kesehatan tidak hanya buat diri kita, tapi juga untuk orang sekeliling kita. Jadi, saling menjaga itu penting,” kata Agus.