Menumbuhkan perekonomian masyarakat tanpa melupakan protokol kesehatan yang ditetapkan. Bunuh virusnya, tetapi jangan ekonomi warganya.
Oleh
aguido adri
·3 menit baca
Selain tetap fokus pada penanganan dan pencegahan penularan Covid-19 lebih besar, Pemerintah Kota Bogor di Jawa Barat terus berupaya memulihkan roda perekonomian warga.
Baru-baru ini, kata Wali Kota Bogor Bima Arya, bantuan dari Bank Indonesia (BI) untuk pengembangan pertanian perkotaan (urban farming), revitalisasi pasar, dan bantuan sosial penanganan Covid-19 di Kota Bogor. Bantuan diserahkan langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto di Kelompok Wanita Tani (KWT) Pendopo Enam, Katulampa, Bogor Timur.
Bantuan tersebut berupa fasilitas tiga cold storage (ruang pendingin) sebagai bagian dari solusi manajemen logistik. Keberadaan cold storage tersebut diharapkan dapat menjadi media pengelolaan buffer stock (stok pengaman) sebagai stabilitas harga komoditas di pasar dapat terjaga dengan baik.
Selain itu, Bank Indonesia Jawa Barat juga memberikan bantuan berupa 500 paket kebutuhan pokok dan alat pelindung diri (APD). Bantuan lain, seperti penguatan masyarakat peduli inflasi dalam kerangka program urban farming bagi 7 KWT di Kota Bogor.
Menurut Bima, penanganan Covid-19 masih panjang sehingga akan berdampak pada ekonomi. Oleh karena itu, perlu langkah melindungi dan menjalami roda ekonomi rakyat sangat penting.
”Ada dua dimensi yang harus diseimbangkan, yakni dimensi kesejahteraan manusia dan dimensi kesehatan manusia. Kalau kita terlalu fokus pada kesejahteraan, tetapi kesehatan terabaikan, kalah kita. Atau sebaliknya, kalau kita hanya fokus pada yang lain, kesejahteraannya tidak diperhatikan, juga kalah,” kata Bima.
Bima menambahkan, dalam urusan ekonomi, Pemkot Bogor memiliki formula economic recovery dan economic rebound. ”Recovery ini adalah yang tadinya lumpuh, kita buka lagi. Seperti rumah makan, pasar, ojek daring, mal itu kita harapkan recovery. Tetapi, tidak mungkin recovery-nya penuh karena kapasitas pengunjungnya masih dibatasi,” ucap Bima.
”Recovery ini adalah yang tadinya lumpuh, kita buka lagi. Seperti rumah makan, pasar, ojek daring, mal itu kita harapkan recovery. Tetapi, tidak mungkin recovery-nya penuh karena kapasitas pengunjungnya masih dibatasi,” ucap Bima.
Sementara economic rebound, kata Bima, seperti menciptakan sumber-sumber ekonomi baru, seperti pariwisata dan urban farming yang memiliki potensi besar untuk membantu perekonomian warga pada masa pandemi Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian nasional, termasuk Jawa Barat.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2020, ekonomi Jawa Barat tumbuh melambat menjadi sebesar 2,72 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Perlambatan, antara lain, disumbang oleh perlambatan konsumsi rumah tangga sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat dan penurunan kinerja sektor dunia usaha.
Untuk itu, Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk terus berupaya menjaga denyut nadi perekonomian, daya beli masyarakat, ketersediaan bahan pangan strategis yang akan berdampak pada tingkat inflasi.
Sejalan dengan upaya percepatan pemulihan ekonomi, kata Herawanto, Bank Indonesia Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor terus memperkuat program Masyarakat Peduli Inflasi dalam bentuk urban farming, yaitu pemanfaatan lahan terbatas di kota Bogor, khususnya daerah perkotaan untuk pertanian konvensional yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau sehingga dapat memberikan manfaat ekonomis kepada masyarakat.
“Aktivitas urban farming ini dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan guna menopang konsumsi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan upaya menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya pada penerapan tatanan adaptasi kebiasaan baru,” kata Herawanto dalam keterangan tertulisnya.
Bank Indonesia berharap, lanjur Herwanto, bantuan tersebut dapat menjadi salah satu upaya mempercepat pemulihan ekonomi yang berdampak Covid-19. Hal ini juga sejalan dengan upaya bersama untuk terus mengendalikan virus Covid-19, tetapi dengan tetap menumbuhkan perekonomian masyarakat.
”Menumbuhkan perekonomian masyarakat tanpa melupakan protokol kesehatan yang ditetapkan. Kami ada tagline,kill the virus, but not the economy,” kata Herawanto.
Menumbuhkan perekonomian masyarakat tanpa melupakan protokol kesehatan yang ditetapkan. Kami ada tagline, kill the virus, but not the economy.