Menekan ”Positivity Rate”, Pemprov Banten Terus Lakukan Tes Usap
Dalam 10 hari ke depan, Dinkes Banten menargetkan bisa melakukan 14.000 tes usap. Upaya itu ditempuh agar angka rata-rata positif atau ”positivity rate” di Banten bisa ditekan hingga di bawah 5 persen.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Banten terus melakukan tes usap tenggorokan dengan metode reaksi rantai polimerase atau PCR. Dengan memperbanyak tes, penelusuran kontak bisa lebih dioptimalkan. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan angka rata-rata positif hingga di bawah 5 persen.
”Kami akan terus menerus adakan screening dan testing ke lapangan,” ujar Gubernur Banten Wahidin Halim ditemui saat meninjau pelaksanaan tes usap tenggorokan bagi pengemudi ojek daring di Terminal Poris Plawan, Kota Tangerang, Banten, Jumat (17/7/2020).
Tes bagi pengemudi ojek daring digelar merata di wilayah Tangerang Raya. Pemerintah Provinsi Banten memberikan tes secara gratis jelang diperbolehkannya ojek daring untuk mengangkut penumpang di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap keenam.
Kuota setiap tes di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan sebanyak 700 pengemudi ojek daring. Dengan demikian, setidaknya akan ada 2.100 pengemudi ojek daring di Tangerang Raya yang akan menjalani tes.
Beberapa pekan lalu Dinas Kesehatan Provinsi Banten juga telah melaksanakan tes terhadap tenaga kesehatan dan warga di Tangerang Selatan. Untuk tenaga kesehatan, tes dilaksanakan di Puskesmas Jurang Mangu, Tangerang Selatan, dengan kuota 300 orang.
Adapun tes untuk warga dilakukan di Rumah Lawan Covid-19 Tangerang Selatan, kuota yang disediakan 300 orang. Pekan depan, pada 22 Juli 2020, Dinkes Banten akan kembali melaksanakan tes usap tenggorokan kepada warga Tangerang Selatan di Klinik Lentera, Pamulang, dengan kuota 300 orang.
Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti mengatakan, dalam 10 hari ke depan, Dinkes Banten menargetkan bisa melakukan 14.000 tes usap. Upaya itu ditempuh agar angka rata-rata positif (positivity rate) di Banten bisa ditekan hingga di bawah 5 persen. Ati mengungkapkan, jumlah pemeriksaan PCR di Banten telah mencapai 42.000 dan tes cepat 165.000.
Dalam 10 hari ke depan, Dinkes Banten menargetkan bisa melakukan 14.000 tes usap. Upaya itu ditempuh agar angka rata-rata positif (positivity rate) di Banten bisa ditekan hingga di bawah 5 persen.
”Makanya kami harus terus meningkatkan tracing, screening, dan tes swab PCR. Sekarang kami concern ke swab PCR,” katanya.
Terkait kondisi tenaga kesehatan di Banten, Ati mengaku masih mengumpulkan data jumlah tenaga kesehatan yang positif Covid-19. Kendati demikian, upaya-upaya preventif telah dilakukan, seperti melaksanakan tes usap kepada tenaga kesehatan dan melengkapi mereka dengan alat pelindung diri.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menyebut jumlah pemeriksaan spesimen di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan masih kurang atau di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 1 per 1.000 penduduk. Angka rata-rata positif di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan pun masih di atas 5 persen yang menandakan dari 100 spesimen yang diperiksa ada lima yang positif.
Tri Yunis menyarankan pemerintah untuk memperbanyak tes usap di Tangerang dan Tangerang Selatan. Memperbanyak tes usap tenggorokan bakal mengoptimalkan penelusuran kontak. Dengan begitu, orang dengan gejala asimptomatik pun akan ditemukan. Mereka lalu harus diarahkan untuk segera menjalani isolasi agar tidak menyebarkan virus kepada orang-orang di sekitarnya.