Selain fokus pada kesehatan, Pemkot Bogor juga Fokus untuk mengembangkan sektor ekonomi agar roda perekonomian warga bisa membaik di masa pandemi Covid-19.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
Di masa praadaptasi kebiasan baru, Pemerintah Kota Bogor mulai mencurahkan perhatian ke sektor ekonomi, salah satunya dengan mengembangkan obyek wisata. Perhatian pada sektor ekonomi diharapkan perlahan mampu menghidupkan kembali roda perekonomian warga Kota Bogor.
Wali Kota Bima Arya mengatakan, pertarungan melawan pandemi Covid-19 ibarat lari maraton. Dengan begitu, Pemkot Bogor perlu memikirkan strategi jangka panjang untuk fokus pada penanganan kesehatan dan ekonomi. Untuk itu, di masa praadaptasi kebiasan baru (pra-AKB), Pemkot Bogor mengizinkan sejumlah sektor ekonomi, seperti ojek daring dan hotel, kembali beroperasi.
”Seperti yang saya sampaikan, puncak pandemi di Jawa Barat diprediksi masih awal tahun depan. Prinsipnya kami menyelaraskan antara aspek kesehatan dan ekonomi. Kesehatan adalah yang utama. Namun, ekonomi juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, di masa pra-AKB, sejumlah sektor usaha kami izinkan beroperasi dengan syarat ketat protokol kesehatan,” kata Bima, Jumat (10/7/2020).
Sektor ekonomi lainnya yang saat ini menjadi perhatian Pemkot Bogor adalah sektor pariwisata dan usaha mikro kecil menenggah (UMKM). Bima mengatakan, Kota Bogor memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan agar roda perekonomian warga kembali berputar.
Bima mengatakan, Pemkot Bogor bersama Satuan Tugas Naturalisasi Ciliwung terus mematangkan potensi wisata berbasis alam pada masa pra-AKB. Selain itu, Pemkot Bogor juga menyiapkan obyek wisata di kawasan persawahan dan argo di Mulyaharja, Bogor Selatan.
”Saat ini, Pemkot Bogor mengembangkan wisata alam seperti di bantaran Sungai Ciliwung, Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor. Warga sangat senang sekarang berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan outdoor. Hal ini bisa kita lihat sebagai peluang di balik krisis yang kita hadapi sekarang. Jadi kami seimbangkan antara kebutuhan kesehatan maupun kebutuhan ekonomi,” kata Bima.
Warga sangat senang sekarang berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan outdoor. Hal ini bisa kita lihat sebagai peluang di balik krisis yang kita hadapi sekarang. Jadi kami seimbangkan antara kebutuhan kesehatan maupun kebutuhan ekonomi. (Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto)
Dari wisata alam itu, lanjut Bima, arung jeram menjadi pontesi yang paling menarik untuk dikembangkan. Arung jeram dimulai dari titik bawah Jembatan Satu Duit, Warung Jambu, lalu mengarungi lintasan hampir 2 kilometer menuju Curug Syarif, Sukaresmi. Waktu tempuh lintasan arung jeram sekitar dua jam.
”Kami akan menyiapkan beberapa titik wisata di Sukaresmi. Sehingga warga bisa berkemah, berjemur, hiking, tracking, bahkan arung jeram dengan tentunya memberikan manfaat bagi warga yang ada di sini karena dikelola ibu-ibu, pemuda, dan dibantu oleh tim Pemkot dan Satgas Naturalisasi Ciliwung,” tutur Bima.
Selain sektor wisata, Pemkot juga fokus pada pengembangan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor Samson Purba mengatakan, agar pelaku UMKM tidak semakin terpukul di masa pandemi, mereka sudah merangkul sekitar 800 UMKM bergabung dalam program kerja sama Pemkot Bogor dengan Lazada.
”UMKM perlu terobosan penjualan, jadi arahnya sekarang pada penjualan daring. Kami undang untuk pelatihan atau berdiskusi di aplikasi SOLUSI. Saat ini ada 800-an UMKM yang bergabung untuk memasarkan produk mereka melalui sistem daring,” kata Samson.
Selain itu, kata Samson, saat ini Pemkot Bogor sedang memetakan produk unggulan UMKM di 68 kelurahan. Setidaknya ada sekitar 200 pelaku UMKM terdampak pandemi Covid-19 yang mendapatkan bantuan dari Pemkot Bogor.
”Untuk pemulihan ekonomi, kami bangun minimal satu unit usaha di setiap kelurahan berdasarkan keunggulannya. Contoh di Kelurahan Tanah Sereal, ada produk unggulan wajan dan beberapa kerajinan tangan. Untuk meningkatkan industri rumah tentu membutuhkan tenaga kerja. Nah, kita menggandeng warga untuk mengembangkannya,” jelas Samson.
Samson menambahkan, berdasarkan rencana pengembangan pariwisata oleh Wali Kota Bima Arya, peran UMKM juga sangat dibutuhkan agar obyek wisata semakin hidup dengan produk-produk kerajinan hingga olahan makannya.
”Jadi ini saling terkait, wisatawan bisa menikmati alam dan membeli oleh-oleh atau menikmati sajian makanan,” kata Samson.