Thamrin City Masih Sepi Saat Pembukaan di Masa Transisi
Sebagian penyewa lapak belum mendapat pelanggan pada pembukaan perdana mal di masa transisi per 15 Juni. Sebagian besar pelanggan yang umumnya dari luar Jakarta kini belum bisa berbelanja langsung di lokasi.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mal Thamrin City, pusat perbelanjaan yang menjadi salah satu destinasi pasar tekstil, masih sepi saat pembukaan perdana pada masa transisi pembatasan sosial berskala besar, Senin (15/6/2020). Sejumlah pedagang belum beroperasi penuh karena sepinya pelanggan.
Pantauan Kompas pada Senin sejak pukul 14.00, aktivitas sejumlah lapak dagang masih sepi dan belum sepenuhnya buka. Kondisi sepi itu berlangsung hingga menjelang lapak tutup pada pukul 17.00.
Fahira (43), pedagang kain tenun di lantai dua, mengakui kunjungan mal masih sepi pada hari pertama pembukaan mal. Sepinya lapak juga karena umumnya pembeli langganan adalah pendatang dari luar Jakarta. Pada masa pembatasan sosial, belum banyak pembeli yang datang dari luar Jakarta. ”Bisa dibilang, 70 persen pembeli saya itu orang luar Jakarta. Hari ini, benar-benar tidak ada transaksi,” kata perempuan itu.
Kondisi serupa juga dialami Talita (32), pedagang kerudung dan pakaian muslim di lantai dua. Ada penjualan yang bersifat bukan grosir dari sekitar satu atau dua pelanggan. ”Ada pembeli, tetapi, ya, cuma sambil lewat saja,” ujarnya.
Azwar (52), pelapak lainnya, juga sepi pelanggan kendati buka sejak pukul 10.00. Dia mengatakan, secara teknis pedagang saat ini masih menyiapkan persediaan barang untuk berjualan. Sejumlah pedagang tidak berharap keuntungan pada pembukaan perdana pada 15 Juni ini.
Pengelola mal kini fokus menyiapkan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19. Kondisi tersebut lebih difokuskan lantaran saat ini kesehatan pengunjung dan pegawai mal dianggap lebih utama. Mulai 15 Juni, setiap pengunjung dan pelapak wajib bermasker dan berada dalam suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celcsius saat masuk gedung. Sebelum masuk gedung, pengunjung dan awak mal juga wajib mencuci tangan dengan fasilitas yang telah tersedia.
”Pengetatan internal dan eksternal terus diperhatikan sehingga pengunjung tidak khawatir saat masuk gedung. Kami berharap pengunjung dan para pelapak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” ujar General Manager Public Relation & Promotion PT Agung Podomoro sekaligus badan pengelola gedung Thamrin City, Sindiwaty Mastra, melalui keterangan tertulis.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mencatat, sekitar 80 mal dan ITC yang tergabung dalam asosiasi kini telah kembali beroperasi. Ketua APPBI DKI Jakarta Ellen Hidayat meminta para pengelola mal mengupayakan pengalaman nirsentuh bagi para pengunjung mal.
Dalam masa PSBB transisi, jumlah pengunjung juga dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas. Jam operasional juga dibatasi dari pukul 11.00 hingga 20.00, sebelumnya saat normal dibuka mulai pukul 10.00 hingga pukul 22.00.
”Tujuannya, selain untuk percobaan di masa transisi, peritel atau tenant juga dapat menerapkan efisiensi pemakaian karyawan. Karyawan dapat tetap bekerja dengan 1 sif agar bisa cukup beristirahat,” kata Ellen.
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, juga menekankan agar masyarakat terus menggunakan masker saat bepergian di luar ruangan. ”Sakit enggak sakit, harus tetap pakai masker. Masker bisa melindungi kita dari potensi tertular virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Masker itu upaya pencegahan kita sekarang, sebelum nanti vaksin yang sebenarnya berhasil ditemukan,” ujar Pandu, Minggu (14/6/2020).