Berbulan-bulan diam di rumah saat pandemi Covid-19 membuat sebagian orang suntuk hingga stres. Saat mendapat kabar taman kota kembali dibuka, mereka berbondong-bondong pergi ke sana demi merawat kewarasan diri.
Oleh
Aditya Diveranta
·4 menit baca
Areal Taman Suropati di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, tampak sepi dan tertutup pada Minggu (14/6/2020) sore. Meski begitu, Sumarno (28) dan Istiqomah (23) berkeras mampir ke kawasan sisi pinggiran taman yang masih bisa diakses untuk berjalan-jalan.
Sejak siang Sumarno sebenarnya berniat mampir ke taman kota untuk bersantai sejenak. Saat melintasi Taman Suropati yang sepi nan rimbun, ia lantas tak mempedulikan spanduk yang menyatakan taman sedang tutup. ”Jalan-jalan di sisi pinggiran taman ini sudah cukup, kok, buat refreshing, habisnya sumpek sekali terus berada di rumah,” ujarnya.
Sore itu, Sumarno juga mengajak anaknya yang masih berumur satu tahun berjalan-jalan di taman. Dengan hati-hati, Sumarno mengarahkan anaknya agar berjalan tanpa menyentuh benda-benda yang ada di taman. Hal tersebut demi menghindari potensi kontak fisik dengan benda fasilitas publik yang mungkin saja terpapar virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
”Sulit sekali mengarahkan Fauzan (1) untuk tidak pegang-pegang benda asing, tetapi tetap kami larang. Kami di sini cuma jalan-jalan kecil, nanti kami langsung bersihkan tangan dan pulang,” ujar Sumarno seraya mengenalkan nama anaknya itu.
Sumarno mengakui, aktivitasnya di Taman Suropati dipicu rasa suntuk dan stres saat berada di rumah. Hampir 3,5 bulan, dia menjalankan rutinitas bekerja dari rumah meski masih ke kantor dua kali dalam sepekan. Sementara istri dan anaknya terus berada di rumah selama situasi pandemi.
Istiqomah bercerita, kondisi terus-menerus berdiam di rumah juga tidak sehat bagi anak dan dirinya sendiri. Fauzan, anaknya, kerap uring-uringan saat di rumah saja. ”Ya, meski suami sudah menyediakan hiburan di layar televisi dan internet, suntuk juga kalau terus di rumah,” ungkapnya.
Ke taman kota
Sumarno dan Istiqomah mungkin mewakili sebagian besar warga kota. Sejak Sabtu (13/6/2020), sebagian warga mulai mengunjungi sejumlah taman kota di Jakarta seiring dengan pembukaan sejumlah taman publik masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Sabtu (13/6/2020), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka sejumlah taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH) di DKI Jakarta. Hal ini tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta Nomor 111 Tahun 2020. Selama fase transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap satu, sebanyak 16 taman dibuka mulai 13 Juni hingga 28 Juni 2020.
Haykal (24), seorang pengunjung, rela datang jauh-jauh ke taman di pusat kota itu dari Jatinegara, Jakarta Timur. Dirinya datang bersama dua teman untuk berjalan-jalan di areal Taman Lapangan Banteng yang cukup luas.
Haykal menyebut pergi ke taman adalah upaya untuk menjaga kewarasan. Dia yang bekerja di perusahaan kosmetik merasa stres karena kebijakan bekerja dari rumah. Dengan kembali dibukanya sejumlah taman kota, dia ingin benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk beraktivitas luar ruangan. ”Saya pikir enggak apa-apa, sih, kalau warga beraktivitas di taman kota, asal saling menjaga jarak fisik, kan. Jujur saja, kerja dari rumah terus, tidak ada hiburan lain selain dari layar gawai dan laptop. Bisa gila sih,” ujar Haykal.
Pendapat serupa diungkapkan Mitha (28). Karyawan yang selama ini tidak bekerja karena pusat belanja tutup merasa butuh hiburan dengan aktivitas luar ruangan. ”Saya harap sih, warga mulai boleh beraktivitas lagi. Suntuk juga di rumah, ditambah lagi selama ini saya tidak bekerja karena mal tutup,” tuturnya.
Taman yang mulai buka pada hari ini diawasi petugas patroli dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta. Pengunjung diingatkan untuk terus memakai masker dan tidak duduk di kursi taman. Selain itu, pengunjung juga dilarang menggunakan fasilitas taman yang dibatasi pita kuning.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, sejumlah pembatasan di taman kota kini adalah bagian dari protokol penanganan Covid-19. Dia menegaskan dalam keterangan tertulis, Sabtu, pembukaan taman kota akan terus dievaluasi hingga tenggat waktu 28 Juni 2020.
”Fase awal pembukaan taman kota atau ruang terbuka hijau (RTH) akan terus dievaluasi dengan melihat perkembangan pandemi Covid-19 di Ibu Kota. Apabila membaik, pembukaan bisa berlanjut ke tahap berikutnya. Namun, apabila memburuk, RTH dapat ditutup kembali,” ungkap Suzi.
Dengan kondisi pembukaan saat ini, warga berharap dapat segera melalui pandemi Covid-19 dengan protokol jaga jarak fisik. Di satu sisi, ada pula kekhawatiran bahwa pembukaan taman berisiko memunculkan penularan baru. Semua berharap agar hal tersebut tidak terjadi.