Gubernur Anies Baswedan menjelaskan bahwa alasan hanya membolehkan warga Jakarta bertamasya ke Ancol untuk sementara ini adalah karena Pemprov DKI Jakarta memiliki data tingkat penularan dan peta penyebaran Covid-19.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membuka kembali Taman Impian Jaya Ancol, termasuk Dunia Fantasi, pada 20 Juni 2020. Untuk sementara, hanya orang-orang yang resmi tercatat sebagai warga Jakarta yang boleh berkunjung.
Hal ini diungkapkan dalam acara bincang-bincang bertema ”Wisata Versus Korona” di Jakarta, Sabtu (13/6/2020). Hadir selaku pembicara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali. Diskusi dipandu oleh Pemimpin Redaksi Koran Tempo Budi Setyarso.
Ketika diwawancara lebih mendalam seusai acara, Anies menjelaskan bahwa alasan hanya membolehkan warga Jakarta bertamasya ke Ancol adalah karena Pemprov DKI Jakarta memiliki data tingkat penularan dan peta penyebaran Covid-19.
Adanya tes massal sebanyak 4.000 tes per hari di Jakarta membuat tingkat deviasi keakuratan data hanya 0,9 sehingga DKI cukup percaya diri membuka Ancol kembali secara bertahap. Berbeda dengan di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tingkat tes publik belum sistematis ataupun representatif terhadap kondisi penduduk sehingga Pemprov Jakarta tidak mau mengambil risiko mereka mendatangi dulu area wisata di Ibu Kota.
”Puskesmas di Jakarta sejak 4 Juni mengadakan kegiatan jemput bola dengan mendatangi masyarakat dan melakukan tes. Dulu, puskesmas menunggu ada warga yang datang minta dites. Biasanya orang-orang ini sudah menunjukkan gejala sakit,” ujar Anies.
Tes dilakukan dengan mengincar kelompok masyarakat yang spesifik sehingga tidak lagi dilakukan secara acak. Metode ini memungkinkan pendeteksian orang yang terinfeksi virus korona baru dengan lebih baik. Ia mengungkapkan, 44 persen dari warga yang dites merupakan orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Mereka segera diminta mengisolasi diri.
”Jakarta belum aman dari Covid-19 karena dunia masih terkena pandemi. Walaupun begitu, roda sosial dan ekonomi harus berputar. Makanya, Pemprov DKI Jakarta mengampanyekan pola hidup bersih dan sehat. Pergi berwisata tetap wajib bermasker, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan tidak membuat kerumunan,” ujar Anies.
Tanpa sentuhan
Teuku Sahir Sahli menjelaskan bahwa kapasitas Ancol dan Dufan yang dibuka maksimal hanya 20 persen dari kapasitas penuh. Mereka sengaja tidak langsung membuka 50 persen dari kapasitas. Semua wahana dibuka, kecuali kolam renang. Penambahan volume pengunjung akan dilakukan bertahap setelah ada evaluasi keamanan pengunjung ataupun para karyawan Ancol.
Segala jenis akses juga diusahakan tanpa sentuhan fisik. Contohnya tiket masuk ke Ancol dan Dufan kini hanya dijual secara daring. Demikian pula apabila pengunjung hendak membeli sesuatu di dalam area rekreasi sudah memakai sistem nontunai.
Menurut Sahir, di gerbang Ancol dan Dufan akan ada pengecekan suhu dan masker. Pihak pengelola akan menolak pengunjung yang tidak memakai masker atau yang bersuhu tubuh tinggi. Antrean juga diatur agar tidak menumpuk.
Ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, memaparkan, sulit bagi pemerintah untuk menahan masyarakat tetap di rumah karena akan ada berbagai alasan yang dipakai, seperti kebutuhan ekonomi dan bosan. Oleh sebab itu, menjaga kedisiplinan masyarakat adalah dengan membangun mental waspada bahwa semua orang di sekitar adalah OTG.
”Selalu pakai masker, jangan lakukan sentuhan fisik, jaga jarak, dan cuci tangan memakai sabun setiap habis memegang sesuatu,” kata Pandu Riono.
Selalu pakai masker, jangan lakukan sentuhan fisik, jaga jarak, dan cuci tangan memakai sabun setiap habis memegang sesuatu.
Menurut dia, masyarakat apabila memiliki kewaspadaan akan menjaga diri masing-masing. Di samping itu, budaya menegur orang yang tidak bermasker dan menjaga jarak juga harus kian digalakkan.