Alumni Teknik UI Rancang Bilik Disinfeksi Cegah Korona
Penggunaan bilik pembunuh kuman, virus, dan bakteri itu nanti diarahkan untuk membantu mencegah penularan virus korona baru di fasilitas publik yang tidak bisa ditutup selama masa pembatasan sosial saat ini.
Oleh
J GALUH BIMANTARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia atau Iluni FTUI ikut tergerak untuk menghajar virus korona baru lewat pendekatan teknik, salah satunya dengan merancang bilik disinfeksi cepat. Nantinya, produksi massal perangkat itu diarahkan untuk kegiatan sosial, bukan komersial, demi kepentingan publik.
Bilik disinfeksi tersebut diberi nama Bilik Disinfeksi Cepat 04 (BDC-04). Salah satu alasannya, rancangan itu merupakan desain keempat hasil penyempurnaan dari diskusi di grup kecil alumnus teknik. Pemimpin tim teknis BDC-04 Suparlan mengatakan, pihaknya saat ini ada pada tahap penyelesaian pembuatan purwarupa (prototipe) bilik.
“Insya Allah besok (hari ini, Selasa, 24/2/2020) selesai,” ujarnya, Senin (23/3/2020).
Penggunaan bilik disinfeksi bertujuan membunuh kuman, virus, dan bakteri yang hinggap pada tubuh saat berada di dalamnya.
Kata cepat disematkan dalam namanya karena bilik ditargetkan mensterilkan mikroorganisme jahat pada tubuh seseorang dalam waktu kurang dari sepuluh detik.
Ide pembuatan BDC-04 tercetus sepekan lalu. Salah satu pembeda utama BDC-04 dari bilik-bilik disinfektan atau sterilisasi dari kelompok akademisi lain adalah penggunaan lampu sinar ultraviolet berjenis far-UVC, dengan panjang gelombang efektif pada kisaran 220-254 nanometer (nm). Perancang bilik disinfektan lain biasanya mengandalkan penyemprotan cairan disinfektan ke tubuh.
Suparlan mengatakan, menurut Guru Besar Fakultas Teknik UI Raldi Artono Koestoer—yang juga menaruh perhatian pada pemanfaatan sinar ultraviolet—paparan sinar far-UVC selama satu detik sudah mampu merusak asam deoksiribonukleat (DNA) virus.
Paparan sinar UV pada manusia disadari punya risiko, salah satunya memicu kanker. Namun, Suparlan menyebutkan, far-UVC dalam berbagai riset terbukti sebagai jenis sinar UV yang paling aman bagi jaringan tubuh manusia.
Meski demikian, ada risiko lain dari penggunaan sinar UV, yaitu munculnya gas ozon di dalam bilik. Ozon memang musuh mikroorganisme, tetapi ozon juga bisa menurunkan daya tahan tubuh manusia.
Suparlan memastikan, tim sudah mengantisipasinya dengan penambahan diffuser yang menguapkan cairan disinfektan nan wangi.
Manfaat diffuser berlipat. Selain mengharumkan ruang bilik dan turut membunuh kuman, diffuser juga berfungsi ikut mengendalikan kadar ozon. Tim juga memasang alat pembuangan (exhaust) guna menarik ozon keluar BDC-04.
Tim teknis BDC-04 berupaya supaya bilik efektif membunuh kuman dengan material yang mudah didapatkan di tempat-tempat penjualan material bangunan terdekat.
“Kami ingin membuka desain dan modulnya agar di mana-mana bisa direplikasi,” ujar Suparlan.
Penutup bilik pada purwarupa BDC-04 dirancang menggunakan papan glassreinforcedconcrete (GRC), dan rangkanya bisa menggunakan rangka kayu, baja, atau alumunium. Pelapis di dalam bilik menggunakan aluminium foil. Yang jadi tantangan, lampu sinar far-UVC masih amat jarang dijual.
Cara penggunaan BDC-04 nanti, kata Suparlan, orang yang akan mengakses tempat tertentu diwajibkan masuk terlebih dahulu ke BDC-04. Orang tersebut kemudian diminta berputar 360 derajat di dalamnya, lantas keluar. Proses di dalam bilik diperkirakan di bawah sepuluh detik.
Desy Andriani dari Humas Iluni FTUI mengatakan, jumlah pemesan BDC-04 sudah tak terhitung. Namun, pihaknya belum membuka pemesanan karena purwarupa belum rampung.
Selain itu, Iluni FTUI juga tengah merancang skema guna menyaring pemesan. Nantinya, produk diprioritaskan hanya untuk lokasi yang punya nilai kepentingan publik tinggi.
Iluni FTUI kemungkinan bakal mensyaratkan pemesan tidak hanya membeli untuk kebutuhan sendiri, tetapi juga melakukan semacam tanggung jawab sosial dengan cara membeli dan menyumbangkan unit lain bagi fasilitas publik yang disasar Iluni FTUI.
Contohnya, pasar bahan kebutuhan pokok yang berperan strategis untuk penyediaan logistik masyarakat selama masa pembatasan sosial ini sehingga sebisa mungkin tidak ditutup oleh pemerintah.
BDC-04 kemungkinan akan ditawarkan dengan penggantian biaya produksi sekitar Rp 12,5 juta per unit.
Namun, Desy menekankan, inisiatif Iluni FTUI merancang bilik disinfeksi bukan untuk mendorong perusahaan-perusahaan mengabaikan seruan pemerintah mengurangi aktivitas karyawan di kantor. Tujuan mereka adalah membantu pencegahan penyebaran Covid-19 di tempat-tempat yang sangat tidak bisa ditutup demi kepentingan publik dalam kurun pembatasan sosial saat ini.