Pembuat Konten Pendidikan Dilibatkan untuk Dampingi Siswa Belajar di Rumah
Di tengah serbuan Covid-19, kebijakan belajar di rumah bukan alasan membawa anak jalan-jalan ke tempat rekreasi atau bersantai-santai. Orangtua harus memastikan anak mengasah pengetahuan.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pembuat konten pendidikan di media sosial seperti Youtube digandeng oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan materi pemelajaran bagi siswa yang belajar di rumah. Langkah ini diharapkan bisa membuat proses belajar di rumah tetap berbobot sekaligus menyenangkan.
”Belajar di rumah bukan alasan membawa anak jalan-jalan ke tempat rekreasi atau bersantai-santai. Orangtua harus memastikan anak mengasah pengetahuan,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam jumpa pers, Minggu (15/3/2020).
Metode belajar di rumah dapat diakses melalui aplikasi Si Pintar milik Pemprov DKI Jakarta. Ada pula aplikasi Rumah Belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dapat pula diakses melalui situs belajar.kemdikbud.go.id.
Selain itu, Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga bekerja sama dengan komunitas Semua Murid Semua Guru (SMSG) untuk menggandeng lembaga maupun pembuat konten mandiri yang informatif. Mereka turut serta menyumbang materi pemelajaran yang menarik. Pembuat konten yang terlibat antara lain Kok Bisa? dan Kuark.
”Video-video atau unggahan dari pembuat konten akan dikurasi oleh Dinas Pendidikan guna mencari yang layak untuk mendampingi siswa belajar di rumah,” kata pendiri SMSG, Najelaa Shihab.
Pendiri Kok Bisa?, Gerald Bastian, menjabarkan, sejauh ini video buatan rumah produksi ini yang paling sering ditonton di Youtube adalah serial penjelasan mengenai virus korona baru. Video ini mendidik generasi muda, terutama usia SMP hingga kuliah, agar terhindar dari hoaks yang beredar di media sosial. Ke depan, koleksi video yang sudah mereka unggah ke Youtube akan diseleksi dan dimasukkan ke dalam daftar materi belajar oleh Dinas Pendidikan DKI.
Modul guru
Para guru juga rajin membuat modul pelajaran untuk disebarkan kepada siswa. Guru Kimia SMAN 7 Jakarta, Tety Sulastri, mengungkapkan, pihak sekolah berkoordinasi dengan orangtua agar mengalihkan uang jajan dan transportasi siswa menjadi untuk membeli paket internet selama kebijakan belajar di rumah diterapkan.
Menurut dia, kendala terbesar ialah walaupun siswa telah mengisi paket internet, belum tentu cukup untuk mengakses situs dan aplikasi pemelajaran. Oleh sebab itu, guru membuat modul pemelajaran yang disebarluaskan melalui pesan Whatsapp kepada siswa. Metode ini lebih ringan untuk kuota internet. Siswa kemudian mengirimkan hasil tugas mereka juga melalui pesan Whatsapp ataupun surel.
”Saya memberi siswa tugas membuat beberapa esai yang dikumpulkan pada hari-hari tertentu. Mereka bisa memanfaatkan waktu membaca di internet ke situs-situs yang dikurasi guru. Bisa pula guru mengirimkan makalah-makalah acuan belajar kepada siswa,” ujar Tety.
Sementara itu, Kepala SDN 06 Makassar, Jakarta Timur, Sayadih mengatakan, orangtua disosialisasikan cara memakai aplikasi Si Pintar. Para guru setiap hari tetap rutin ke sekolah kalau-kalau ada orangtua yang bertanya.